ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI OLAHRAGA PENDAKIAN GUNUNG INDONESIA
PENDAHULUAN
Anggaran Rumah Tangga
ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar
yang bertujuan untuk memberikan penjelasan dan rincian dalam rangka pelaksanaan
Anggaran Dasar.
Segala hal yang tidak
atau belum cukup diatur didalam Anggaran Rumah Tangga ini sesuai kebutuhan dan
perkembangan organisasi dituangkan didalam ketentuan lain yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Pengurus Pusat AOPGI melalui Surat Keputusan.
BAB I
UMUM
Pasal 1 Dasar
Anggaran Rumah Tangga
disusun berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan kebutuhan serta perkembangan
organisasi.
Pasal 2 Fungsi Organisasi
Fungsi Organisasi sudah jelas dalam Anggaran
Dasar Pasal 7.
Pasal 3 Ruang Lingkup Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
Mendaki gunung wajib mentaati ketentuan, prosedur, menyediakan pelatih,
instruktur atau pemandu, menggunakan sarana dan prasarana sesuai dengan
persyaratan standar yang diberlakukan oleh AOPGI.
3.1. Mendaki gunung
Pendidikan
3.1.1 Mendaki gunung pendidikan dilaksanakan dan
diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistematis dan berkesimambungan dengan
sistem pendidikan nasional.
3.1.2 Mendaki gunung pendidikan dilakukan pada jalur
formal dan non formal melalui kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Mendaki
gunung pendidikan dimulai pada usia dini.
3.1.4 Pelatihan Mendaki gunung pendidikan menjadi
tanggungjawab AOPGI bersama instansi terkait.
3.1.5 Kompetisi Mendaki gunung antar satuan pendidikan
mengacu pada aturan kompetisi yang akan diatur lebih lanjut oleh AOPGI.
3.1.6 Untuk melaksanakan Mendaki gunung pendidikan
wajib mentaati ketentuan, prosedur, menyediakan instruktur, menggunakan sarana
dan prasarana sesuai dengan persyaratan standar dan kurikulum Mendaki gunung
yang diberlakukan oleh AOPGI. Uraian dari ketentuan dari ayat ini akan diatur
dalam petunjuk pelaksanaan Mendaki gunung pendidikan Indonesia.
3.2. Mendaki gunung Rekreasi
3.2.1 Mendaki gunung rekreasi dilaksanakan dan
diarahkan untuk mensosialisasikan kegiatan Mendaki gunung sebagai upaya
mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran,
kegembiraan, hubungan sosial dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
3.2.2 Mendaki gunung rekreasi adalah kegiatan :
a. Petualangan yang dimaksudkan untuk memperoleh
kesehatan, kebugaran dan kegembiraan.
b. Yang dapat membangun hubungan sosial dan
meningkatkan kekayaan budaya.
c. Yang dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melestarikan
alam.
3.2.3 Untuk melaksanakan kegiatan Mendaki gunung
rekreasi diharuskan mentaati ketentuan, prosedur, menyediakan instruktur atau
pemandu, menggunakan sarana dan prasarana sesuai dengan persyaratan standar
yang diberlakukan oleh AOPGI.
Uraian dari ketentuan ayat 3.2.1. dan 3.2.2.
diatur dalam petunjuk pelaksanaan Sistem Mendaki gunung Indonesia.
3.3 Mendaki gunung Prestasi
3.3.1 Mendaki gunung prestasi dilaksanakan dan
diarahkan untuk mencapai prestasi pada tingkat daerah, nasional, dan internasional.
3.3.2 Mendaki gunung prestasi merupakan hak semua
warga negara.
3.3.3 Mendaki gunung prestasi dilaksanakan melalui
proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang dan
berkelanjutan.
3.3.4 Kompetisi Mendaki gunung dilakukan dalam rangka
menumbuhkan, menjaga dan meningkatkan prestasi.
3.3.5 Pelatihan Mendaki gunung prestasi dilakukan
secara berjenjang.
Dalam rangka pengembangan prestasi, AOPGI
melakukan pengiriman atlit secara berjenjang.
Pasal 4 Hubungan Kerjasama Luar
Negeri
Pengurus Pusat AOPGI
mengusahakan dan melakukan hubungan dengan pihak - pihak di luar negri dalam
rangka mencapai tujuan AOPGI dan tidak bertentangan dengan kebijakan
pemerintah.
Pasal 5 Hubungan Kerjasama Dalam
Negeri
5.1 AOPGI dapat melakukan kerjasama dengan instansi
atau organisasi lain yang dilakukan secara berjenjang.
5.2 Hubungan kerjasama dimaksud adalah hubungan yang
setara.
Pasal 6 Bantuan Kepada
Pemerintah
6.1 AOPGI membantu pemerintah dalam merencanakan dan
menetapkan kebijakan kegiatan Mendaki gunung.
6.2 AOPGI mengadakan kerjasama dengan semua instansi
atau lembaga pemerintah baik di pusat maupun di daerah.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 7 Anggota Biasa AOPGI
7.1 Anggota Biasa adalah klub, perhimpunan kegiatan
Mendaki gunung yang dengan sukarela mendaftar menjadi Anggota dan dikukuhkan
oleh Pengurus Cabang.
7.2 Syarat kelengkapan suatu klub, perhimpunan, atau
asosiasi kegiatan Mendaki gunung diterima menjadi anggota :
a. Mempunyai minimal 3 (tiga) orang anggota.
b. Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
c. Memiliki kepengurusan
d. Memiliki alamat sekretariat yang jelas.
e. Bersedia mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan aturan lain yang diberlakukan oleh AOPGI
7.3 Proses menjadi Anggota adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan keanggotaan kepada
Pengurus Cabang di wilayahnya.
b. Mengisi dan menyerahkan formulir permohonan
keanggotaan kepada Pengurus Cabang.
c. Klub, perhimpunan atau asosiasi kegiatan Mendaki
gunung sah menjadi anggota melalui Rapat Pengurus yang harus dilaksanakan
paling lambat 30 (tigapuluh) hari setelah permohonan diterima.
d. Sebagai bukti keanggotaan Pengurus Cabang akan
menerbitkan sertifikat keanggotaan.
Pasal 8 Anggota Kehormatan
Anggota Kehormatan
adalah perorangan atau organisasi yang berjasa dalam pembinaan dan pengembangan
Mendaki gunung di Indonesia baik di tingkat pusat, daerah atau cabang.dan
bersedia diangkat menjadi Anggota Kehormatan AOPGI.
Pasal 9 Kewajiban dan Hak
Sudah
jelas diatur dalam Anggaran Dasar Pasal 11.
Pasal 10 Perubahan Kedudukan
Anggota AOPGI dapat pindah wilayah, dengan cara
mengajukan permohonan pindah kepada Pengurus Cabang tempat asal kedudukan.
Pasal 11 Kehilangan Status Keanggotaan
11.1 Mengajukan permohonan pengunduran diri,
membubarkan diri, atau dibubarkan.
11.2 Anggota biasa yang karena suatu hal, atas
rekomendasi Badan Arbitrase dinyatakan oleh Pengurus AOPGI dicabut status
keanggotaannya.
11.3 Kehilangan status keanggotaannya dinyatakan
dengan surat keputusan Pengurus AOPGI melalui sidang majelis Badan Arbitrase
yang diadakan khusus untuk hal itu.
Pasal 12 Pemberhentian Anggota
12.1 Keanggotaan AOPGI berakhir karena :
a. Permintaan sendiri.
b. Membubarkan diri.
c. Diberhentikan.
12.2 Anggota AOPGI dapat diberhentikan jika :
a. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
b. Merugikan nama baik AOPGI.
c. Tidak melakukan regitrasi ulang
12.3 Pemberhentian anggota AOPGI ditetapkan oleh
Pengurus AOPGI yang mengangkatnya.
Pasal 13 Pembelaan Anggota
13.1 Anggota AOPGI yang akan diberhentikan karena
melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan lainnya, dan atau
merugikan nama baik AOPGI, berhak membela diri dalam sidang di jajaran Pengurus
AOPGI yang bersangkutan.
13.2 Pengurus AOPGI wajib melakukan sidang pembelaan
diri paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sejak surat pengajuan pembelaan
diri diterima.
Pasal 14 Rehabilitasi Anggota
Anggota AOPGI yang diberhentikan berdasarkan
Anggaran Rumah Tangga ini dapat mengajukan permohonan menjadi anggota AOPGI
kembali.
BAB III
ORGANISASI
Pasal 15 Pembinaan Organisasi
15.1 Pengurus Pusat membina dan membantu Pengurus
Daerah sehingga kemampuan setiap propinsi dalam mengembangkan Mendaki gunung di
wilayah kerjanya meningkat.
15.2 Pengurus Daerah membina dan membantu Pengurus
Cabang, sehingga kemampuan setiap kabupaten/kota dalam mengembangkan Mendaki
gunung di wilayah kerjanya meningkat.
15.3 Pengurus Cabang membina dan membantu Anggota
AOPGI sehingga kemampuan dalam mengembangkan Mendaki gunung terus meningkat.
Pasal 16 Jenjang Keorganisasian
16.1 Tingkat Nasional
16.1.1 AOPGI di tingkat nasional menghimpun Pengurus
Daerah AOPGI propinsi di seluruh Indonesia.
16.1.2 AOPGI di tingkat nasional merupakan jajaran yang
berfungsi sebagai pengendali strategis kegiatan Mendaki gunung dengan pembinaan
sampai ke tingkat propinsi.
16.1.3 AOPGI di tingkat nasional dibentuk Pengurus
Pusat AOPGI yang dilengkapi dengan Dewan Pembina dan Dewan Pakar Pengurus Pusat
AOPGI.
16.2 Tingkat Propinsi
16.2.1 AOPGI di tingkat propinsi menghimpun Pengurus
Cabang AOPGI kabupaten/kota di seluruh wilayah propinsi yang bersangkutan.
16.2.2 AOPGI di tingkat propinsi merupakan jajaran yang
berfungsi sebagai pengendali strategis kegiatan Mendaki gunung dengan
melaksanakan pembinaan sampai tingkat kabupaten/kota.
16.2.3 Di tingkat propinsi dibentuk Pengurus Daerah
AOPGI yang dilengkapi dengan Dewan Pembina dan Dewan Pakar Pengurus Daerah
AOPGI.
16.3 Tingkat Kabupaten/Kota
16.3.1 AOPGI di tingkat kabupaten/kota menghimpun anggota
AOPGI di seluruh wilayahnya.
16.3.2 AOPGI di tingkat kabupaten/kota merupakan jajaran
yang berfungsi sebagai pengendali strategis kegiatan Mendaki gunung dengan
melaksanakan pembinaan sampai ke anggota AOPGI.
16.3.3 Di tingkat kabupaten/kota dibentuk Pengurus
Cabang AOPGI yang dilengkapi dengan Dewan Pembina dan Dewan Pakar Pengurus
Cabang AOPGI.
Pasal 17 Kepengurusan
17.1 Susunan Pengurus AOPGI selengkapnya sebagai
berikut :
a. Ketua Umum.
b. Ketua Harian.
c. Sekretaris Umum.
d. Bendahara Umum.
e. Bidang Organisasi.
f.
Bidang Pembinaan
g. Bidang Prestasi.
h. Bidang Mendaki gunung pendidikan.
i. Bidang kondisi fisik.
j. Bidang Penelitian dan Pengembangan.
k. Bidang Media dan Promosi.
l. Bidang Usaha Dana.
17.2 Pengurus AOPGI membentuk badan
sekurang-kurangnya:
a. Badan SAR Mountain
b. Badan Standarisasi dan Akreditasi.
17.3 Jika diperlukan maka Pengurus AOPGI dapat
menunjuk wakil Sekretaris, wakil Bendahara dan membentuk biro, bidang, atau
badan sesuai kebutuhan.
17.4 Jika diperlukan Pengurus AOPGI dapat mengangkat
karyawan yang berkedudukan sebagai staf pelaksana tugas rutin administrasi
kesekretarian sehari-hari yang dipimpin oleh Sekretaris Umum Pengurus AOPGI.
17.5 Pengurus Cabang disahkan dan dikukuhkan oleh
Pengurus Daerah, Pengurus Daerah disahkan dan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat,
Pengurus Pusat disahkan oleh Munas AOPGI dan dikukuhkan oleh FORMI Pusat.
17.6 Selama belum terbentuk Pengurus AOPGI yang baru
sebagai hasil Musyawarah, maka Pengurus AOPGI lama tetap melaksanakan tugasnya,
dengan ketentuan tidak dibenarkan mengambil keputusan mengenai hal - hal
sebagai berikut:
a. Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga.
b. Menandatangani pengeluaran uang di luar program
kerja AOPGI.
c. Mengubah struktur organisasi Pengurus AOPGI dan
atau mengadakan alih tugas staf.
d. Mengubah status kekayaan AOPGI.
Pasal 18 Pergantian Pengurus Antar-waktu
18.1 Pergantian Pengurus AOPGI antar-waktu dapat
dilakukan jika :
a. Pengurus AOPGI bersangkutan
tidak dapat menjalankan tugasnya karena berbagai sebab sehingga mengakibatkan
terjadinya kekosongan tugas dan tanggungjawab.
b. Pengurus AOPGI bersangkutan
melakukan kelalaian dalam pelaksanaan tugas sehingga mengakibatkan terjadinya
pelanggaran-pelanggaran aturan organisasi.
18.2 Mekanisme pergantian antar-waktu dilakukan
melalui Rapat Pleno Pengurus AOPGI.
18.3 Pergantian ini dimintakan pengesahan jajaran di
atasnya, kecuali pergantian Pengurus Pusat yang disahkan oleh FORMI Pusat.
Pasal 19 Dewan Pembina
19.1 Dewan Pembina Pengurus AOPGI diangkat dan
disahkan olah Musyawarah AOPGI.
19.2 Dewan Pembina Pengurus AOPGI dilantik
bersama-sama dengan Pengurus AOPGI.
19.3 Masa bakti Dewan Pembina Pengurus AOPGI sama
dengan Pengurus AOPGI.
19.4 Dewan Pembina Pengurus AOPGI memberikan saran,
pertimbangan kepada pimpinan Pengurus AOPGI baik diminta maupun tidak.
19.5 Dewan Pembina Pengurus AOPGI terdiri atas 1
(satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang anggota.
19.6 Dewan Pembina Pengurus AOPGI wajib diundang
dalam setiap kegiatan resmi yang diselenggarakan oleh AOPGI, misalnya Musyawarah
dan Rapat Kerja AOPGI.
Pasal 20 Dewan Pakar
20.1 Dewan Pakar Pengurus AOPGI adalah badan
independen yang dibentuk dan disahkan oleh Musyawarah AOPGI.
20.2 Dewan Pakar Pengurus AOPGI bertugas untuk
melakukan audit keuangan AOPGI untuk dilaporkan kepada Musyawarah atau Rapat
Kerja AOPGI.
20.3 Dewan Pakar Pengurus AOPGI terdiri atas unsur
Pengurus di bawahnya dan dibantu oleh akuntan publik yang tidak mempunyai hak
suara.
20.4 Jika Akuntan Publik yang ditunjuk untuk
melakukan tugas Dewan Pakar :
a. Wajib menyampaikan hasil pemeriksaan pada Musyawarah
atau Rapat Kerja AOPGI.
b. Boleh mendapat uang atas jasa yang telah
diberikan.
20.5 Susunan Dewan Pakar Pengurus AOPGI terdiri atas
:
a. 1 (satu) orang Ketua.
b. 2 (dua) orang anggota.
20.6 Dewan Pakar Pengurus AOPGI dilantik bersama-sama
dengan Pengurus AOPGI.
20.7 Masa bakti Dewan Pakar Pengurus AOPGI sama
dengan masa bakti Pengurus AOPGI.
Pasal 21 Uraian Tugas
Dalam rangka
melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara baik dan terorganisasi, maka
diantara Pimpinan Pengurus AOPGI secara garis besar diadakan pembagian tugas
dan tanggungjawab sehingga dengan adanya pembagian tugas dimaksud diharapkan akan
dicapai hasil yang maksimal.
21.1 Ketua Umum
21.1.1 Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Pimpinan
Pengurus AOPGI.
21.1.2 Merumuskan kebijakan terhadap pembinaan dan
pengembangan kegiatan Mendaki gunung sesuai amanat Musyawarah dan Rapat Kerja
AOPGI.
21.1.3 Bertanggung jawab dan mengusahakan agar seluruh
keputusan Musyawarah, Rapat Kerja dan program kerja dapat dilaksanakan dan
dipenuhi dengan baik oleh Pengurus AOPGI.
21.1.4 Bertindak keluar dan kedalam atas nama AOPGI.
21.1.5 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang
dipandang perlu menurut kepentingan dan perkembangan AOPGI.
21.1.6 Dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada Musyawarah AOPGI.
21.2 Ketua Harian
21.2.1 Ketua Harian Pengurus AOPGI bersama Ketua Umum
Pengurus AOPGI merumuskan kebijakan pembinaan dan pengembangan kegiatan Mendaki
gunung sesuai amanat Musyawarah dan Rapat Kerja AOPGI.
21.2.2 Mengusahakan agar seluruh keputusan Musyawarah,
Rapat Kerja dan program kerja dapat dilaksanakan dan dipenuhi dengan baik oleh
Pengurus AOPGI.
21.2.3 Mengkoordinasikan kegiatan bidang-bidang.
21.2.4 Mewakili Ketua Umum Pengurus AOPGI apabila
berhalangan.
21.2.5 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang
dipandang perlu menurut kepentingan dan perkembangan AOPGI.
21.2.6 Dalam menjalankan tugas, bertanggung jawab
kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.3 Sekretaris Umum
21.3.1 Melaksanakan penyusunan rencana kerja AOPGI
dengan menghimpun seluruh program yang disusun setiap Ketua Bidang dan
Bendahara berdasarkan Keputusan Musyawarah dan Rapat Kerja AOPGI.
21.3.2 Melaksanakan penyusunan rencana dan program
kerja kesekretariatan.
21.3.3 Melaksanakan penyusunan laporan kesekretariatan
secara periodik.
21.3.4 Menghimpun laporan dan menyampaikan kepada Ketua
Umum Pengurus AOPGI berdasarkan laporan Ketua Bidang dan Bendahara.
21.3.5 Mempersiapkan dan menyelenggarakan Musyawarah
dan Rapat Kerja AOPGI sesuai jadwal dan ketentuan yang berlaku.
21.3.6 Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat
koordinasi, rapat konsultasi, rapat rutin dan rapat pleno Pengurus AOPGI.
21.3.7 Mengkoordinasikan, menampung dan menghimpun
hubungan dengan berbagai pihak untuk kepentingan AOPGI.
21.3.8 Mewakili Ketua Umum Pengurus AOPGI atau Ketua
Harian Pengurus AOPGI apabila berhalangan.
21.3.9 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain
yang diberikan Ketua Umum Pengurus
AOPGI
sesuai dengan kepentingan dan perkembangan AOPGI.
21.3.10 Dalam melaksanakan
tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.4 Bendahara Umum
21.4.1 Menyusun rencana anggaran belanja dan pendapatan
AOPGI.
21.4.2 Mengkoordinasikan dan mengatur pengeluaran
keuangan sesuai dengan rencana anggaran belanja tahunan AOPGI yang telah
disetujui.
21.4.3 Melaksanakan pembukuan, verifikasi dan mempertanggung
jawabkan pengeluaran sesuai dengan peraturan yang berlaku.
21.4.4 Menyusun laporan keuangan secara berkala sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
21.4.5 Melaksanakan tugas dan
tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum Pengurus AOPGI sesuai dengan kepentingan dan
perkembangan AOPGI.
21.4.6 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab
kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.5 Bidang Organisasi
21.5.1 Mewakili Pimpinan Pengurus AOPGI sepanjang
menyangkut masalah organisasi.
21.5.2 Menyusun rencana dan program kerja mengenai
Bidang Organisasi dan Keanggotaan.
21.5.3 Mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan
mengarahkan hal-hal yang berkaitan dengan bidang organisasi sesuai dengan
ketentuan dan tujuan AOPGI.
21.5.4 Memberikan rekomendasi kepada pimpinan AOPGI
mengenai pengesahan dan pengukuhan pengurus setingkat dibawahnya.
21.5.5 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam
menyusun perencanaan dan pelaksanaan program kerja pengurus AOPGI.
21.5.6 Mengusahakan dan mengarahkan setiap Musyawarah,
Rapat Kerja agar dapat diselenggarakan sesuai dengan waktu dan ketentuan yang
berlaku.
21.5.7 Memberikan laporan secara terinci kepada
Pimpinan AOPGI mengenai segala kegiatan yang berkaitan dengan bidang organisasi
secara periodik.
21.5.8 Memberikan rekomendasi mengenai status hukum
dari setiap Anggota AOPGI kepada Pimpinan AOPGI.
21.5.9 Menyusun laporan Bidang Organisasi secara periodik.
21.5.10 Dalam melaksanakan
tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.6 Bidang Kompetisi
21.6.1 Mewakili Pimpinan Pengurus AOPGI sepanjang
menyangkut masalah kompetisi Mendaki gunung.
21.6.2 Menyusun rencana dan program kerja mengenai
masalah kompetisi Mendaki gunung.
21.6.3 Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan
kompetisi yang diselenggarakan didalam wilayah kerjanya.
21.6.4 Menggkordinasikan dan mengarahkan terhadap
keikutsertaan AOPGI dalam kompetisi internasional baik yang diselenggarakan
oleh induk organisasi internasional.
21.6.5 Membina dan mengawasi segi teknis dan manajemen
kompetisi dalam setiap penyelengggaraan kompetisi.
21.6.6 Meneliti, menelaah dan memberikan masukan dalam
penyempurnaan peraturan kompetisi.
21.6.7 Meneliti dan mengawasi persyaratan kualitas dan
kuantitas penyelenggaran
kompetisi.
21.6.8 Membuat rekomendasi untuk kegiatan kompetisi.
21.6.9 Menetapkan kategori dan urutan peringkat atlit
Mendaki gunung Indonesia.
21.6.10 Menyusun laporan Bidang Kompetisi secara
periodik.
21.6.11 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam
menyusun perencanaan dan pelaksanaan program kerja Pengurus AOPGI.
21.6.12 Melaksanakan
tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum PengurusAOPGI sesuai
dengan kepentingan dan perkembangan AOPGI.
21.6.13 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung
jawab kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.7 Bidang Mendaki gunung Rekreasi
21.7.1 Mewakili Pimpinan Pengurus AOPGI sepanjang
menyangkut masalah kegiatan Mendaki gunung rekreasi.
21.7.2 Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan
Mendaki gunung rekreasi yang diselenggarakan oleh Anggota AOPGI.
21.7.3 Membina dan mengawasi segi teknis bagi yang akan
melaksanakan Mendaki gunung rekreasi.
21.7.4 Melakukan penyeliaan dan pendataan terhadap
kegiatan Mendaki gunung rekreasi, jalur Mendaki gunung yang telah dan akan
dilaksanakan.
21.7.5 Menyusun laporan Bidang Mendaki gunung rekreasi
secara periodik.
21.7.6 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam
menyusun perencanaan dan pelaksanaan program kerja pengurus AOPGI.
21.7.7 Melaksanakan
tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum Pengurus AOPGI sesuai
dengan kepentingan dan perkembangan AOPGI.
21.7.8 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab
kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.8 Bidang Pendidikan
21.8.1 Mewakili Pimpinan Pengurus AOPGI sepanjang
menyangkut masalah Mendaki gunung di ruanglingkup pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA/sederajat).
21.8.2 Menyusun rencana kerja mengenai pendidikan.
21.8.3 Merumuskan, mengarahkan dan mengawasi program
serta metode dalam proses pendidikan.
21.8.4 Melakukan penyeliaan dan pendataan terhadap
terhadap sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam
kegiatan Mendaki gunung pendidikan.
21.8.5 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam
menyusun perencanaan dan pelaksanaan program kerja Pengurus AOPGI.
21.8.6 Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan
berbagai pihak dalam rangka untuk peningkatan kualitas dan kuantitas Mendaki
gunung pendidikan.
21.8.7 Menyusun laporan Bidang Pembinaan secara
periodik.
21.8.8 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang
diberikan Ketua Umum
Pengurus AOPGI sesuai dengan kepentingan dan
perkembangan AOPGI.
21.8.9 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab
kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.9 Bidang Prestasi
21.9.1 Mewakili Pimpinan Pengurus AOPGI sepanjang
menyangkut masalah pengelolaan dan peningkatan prestasi.
21.9.2 Menyusun rencana kerja dalam bidang prestasi.
21.9.3 Merumuskan, mengarahkan dan mengawasi program
serta metode peningkatan prestasi.
21.9.4 Melakukan penyeliaan dan pendataan terhadap
terhadap sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam
kegiatan Mendaki gunung prestasi.
21.9.5 Memberikan saran dan bimbingan mengenai masalah
teknis persiapan dan pelaksanaan pemusatan latihan secara berjenjang
21.9.6 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam
menyusun perencanaan dan pelaksanaan program kerja Pengurus AOPGI.
21.9.7 Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan
berbagai pihak dalam rangka untuk peningkatan kualitas dan kuantitas Mendaki
gunung prestasi.
21.9.8 Menyusun laporan Bidang Prestasi secara
periodik.
21.9.9 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang
diberikan Ketua Umum
Pengurus AOPGI sesuai dengan kepentingan dan
perkembangan AOPGI.
21.9.10 Dalam melaksanakan
tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.10 Bidang Penelitian dan
Pengembangan
21.10.1 Mewakili Pimpinan
Pengurus AOPGI sepanjang menyangkut masalah penelitian dan pengembangan Mendaki
gunung.
21.10.2 Menyusun rencana kerja
mengenai penelitian dan pengembangan Mendaki gunung.
21.10.3 Merumuskan,
mengarahkan dan mengawasi program penelitian dan pengembangan Mendaki gunung.
21.10.4 Melakukan penelitian,
analisis, evaluasi serta menyajikan data tentang teknis, organisasi, potensi
dan kemampuan serta perlengkapan dan peralatan dalam kegiatan Mendaki gunung.
21.10.5 Mengadakan koordinasi
dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka untuk peningkatan kualitas dan
kuantitas pendaki tebing.
21.10.6 Menyusun laporan Bidang Penelitian dan
Pengembangan secara periodik.
21.10.7 Melaksanakan
tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus AOPGI sesuai dengan kepentingan dan
perkembangan AOPGI.
21.10.8 Dalam melaksanakan
tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.11 Bidang Media dan Promosi
21.11.1 Mewakili Pimpinan
Pengurus AOPGI sepanjang menyangkut masalah Media dan Promosi.
21.11.2 Menyusun rencana kerja mengenai masalah Media
dan Promosi.
21.11.3 Mengadakan kerjasama
dengan pihak lain dalam penyebarluasan informasi aktifitas AOPGI.
21.11.4 Menyusun
laporan bidang Media dan Promosi secara periodik.
21.11.5 Melaksanakan
koordinasi antar bidang dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan program
kerja Pengurus AOPGI.
21.11.6
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus AOPGI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan AOPGI.
21.11.7 Dalam melaksanakan
tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum Pengurus AOPGI.
21.12 Biro Juri
21.12.1 Biro Juri bertugas mengatur, mengelola, mengklasifikasikan,
mengawasi dan membina para juri di Indonesia.
21.12.2 Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Ketua Bidang Kompetisi.
21.13 Biro Pelatih
21.13.1 Biro Pelatih mengatur, mengelola,
mengklasifikasikan dan mempromosikan pelatih yang telah lulus dan mengikuti
kursus pelatih.
21.13.2 Membina dan mengawasi para pelatih dalam
setiap menangani program kursus, latihan.
21.13.3 Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Ketua Bidang Prestasi.
21.14 Badan perizinan dan
rekomendasi pendakian
21.14.1 Badan Perizinan dan rekomendasi pendakian mengatur dan mengelola masalah yang berkaitan
dengan kegiatan perizinan dan rekomendasi pendakian .
21.14.2 Badan Perizinan dan rekomendasi pendakian bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan
terhadap kegiatan perizinan dan rekomendasi pendakian .
21.14.3 Badan
ini bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
21.15 Badan Standarisasi dan
Akreditasi
21.15.1 Badan standarisasi dan akreditasi
melakukan penyusunan standarisasi dan akreditasi Mendaki gunung.
21.15.2 Badan ini bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
21.16 Tugas Dewan Pembina
21.16.1 Mendampingi Pimpinan Pengurus AOPGI dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
21.16.2 Memberikan saran, pertimbangan dan
santunan kepada Pimpinan Pengurus AOPGI baik diminta maupun tidak.
21.16.3 Membantu memelihara
dan mengembangkan hubungan
baik antara masyarakat,
pemerintah
dan negara sahabat dengan Pengurus AOPGI.
21.16.4 Dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, DewanPembina secara berkala mengadakan rapat koordinasi
dan konsultasi dengan Pimpinan Pengurus AOPGI.
21.16.5 Wajib diundang dalam
setiap kegiatan resmi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pengurus AOPGI, antara
lain Musyawarah AOPGI dan Rapat Kerja AOPGI.
21.17 Dewan Pakar
21.17.1 Bertugas melakukan
pengawasan dan pemeriksaan terhadap keuangan Pengurus AOPGI.
21.17.2 Memberikan pendapat
dan saran terhadap pelaksaanaan anggaran pendapatan dan belanja Pengurus AOPGI
demi tercapainya tujuan dan kebenaran yang bertanggung jawab terhadap perolehan
dan penggunaan keuangan Pengurus AOPGI.
21.17.3 Wajib
diundang dalam setiap kegiatan Musyawarah dan Rapat Kerja AOPGI.
21.17.4 Bertanggung jawab kepada Musyawarah AOPGI.
Pasal 22 Peraturan Pelengkap dan Pengisian Jabatan
22.1 Yang dimaksud dengan unsur Pimpinan Pengurus
AOPGI adalah Ketua Umum, Ketua Harian dan Sekretaris Umum
22.2 Bila dalam penyelenggaran keputusan Musyawarah,
Rapat Kerja dan atau Rapat Pleno Pengurus AOPGI yang menurut penilaian Pimpinan
Pengurus AOPGI tidak dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab sebagaimana
mestinya, maka Ketua Umum Pengurus AOPGI mempunyai kewenangan untuk mengganti
yang bersangkutan berdasarkan Keputusan Ketua Umum Pengurus AOPGI. Pergantian
tersebut wajib dilaporkan Pimpinan Pengurus AOPGI kepada Rapat Kerja AOPGI
terdekat.
Pasal 23 Tugas dan Tanggungjawab
Pengurus Pusat AOPGI
23.1 Pengurus Pusat AOPGI mempunyai tugas dan
tanggungjawab :
a. Menjalankan dan mengawasi pelaksanaan
Anggaran Dasar AOPGI dan Anggaran Rumah Tangga AOPGI.
b. Menetapkan hal-hal yang belum diatur selama
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar AOPGI dan Anggaran Rumah Tangga AOPGI.
c. Berhubungan dan bekerjasama dengan instansi
pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat nasional dan internasional
yang sesuai dengan tujuan AOPGI.
d. Membuat laporan kerja tahunan termasuk laporan
keuangan untuk disampaikan kepada Rapat Kerja Nasional AOPGI.
e. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
Pengurus Pusat AOPGI kepada Musyawarah Nasional AOPGI sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
f.
Dalam melaksanakan tugasnya Pengurus Pusat AOPGI bertanggungjawab kepada
Musyawarah Nasional AOPGI.
Pasal 24 Tugas dan Tanggungjawab
Pengurus Daerah AOPGI
24.1 Pengurus Daerah AOPGI mempunyai tugas dan
tanggungjawab :
a. Menjalankan Anggaran Dasar AOPGI dan Anggaran
Rumah Tangga AOPGI.
b. Menetapkan hal - hal yang belum diatur selama
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar AOPGI dan Anggaran Rumah Tangga AOPGI.
c. Membina dan membantu Pengurus Cabang AOPGI di
propinsinya.
d. Berhubungan dan bekerjasama dengan instansi
pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat tingkat propinsi, yang sesuai
dengan tujuan AOPGI.
e. Menyampaikan laporan kepada Pengurus Pusat AOPGI
mengenai perkembangan AOPGI di propinsinya.
f.
Menyampaikan pertanggungjawaban Pengurus Daerah AOPGI kepada Musyawarah
Daerah AOPGI, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Membuat laporan tahunan termasuk laporan
keuangan untuk disampaikan kepada Rapat Kerja Daerah AOPGI.
24.2 Dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus Daerah
AOPGI bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah AOPGI.
Pasal 25 Tugas dan Tanggungjawab
Pengurus Cabang AOPGI
25.1 Pengurus Cabang AOPGI mempunyai tugas dan tanggungjawab
:
a.
Melaksanakan Anggaran Dasar AOPGI dan Anggaran Rumah Tangga AOPGI.
b. Menetapkan hal-hal yang belum diatur selama
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar AOPGI dan Anggaran Rumah Tangga AOPGI.
c. Membina dan membantu klub, perhimpunan, asosiasi
kegiatan Mendaki gunung Anggota AOPGI di kabupaten/kota.
d. Berhubungan dan bekerjasama dengan instansi
pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat kabupaten/kota, yang
sesuai dengan tujuan AOPGI.
e. Menyampaikan pertanggungjawaban Pengurus Cabang
AOPGI kepada Musyawarah Cabang AOPGI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f.
Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan
kepada Rapat Kerja Cabang AOPGI.
25.2 Dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus Cabang
AOPGI bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang AOPGI.
BAB IV
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 26 Musyawarah dan
Musyawarah Luar Biasa
26.1 Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Nasional Luar Biasa
26.1.1 Musyawarah Nasional dan Musyawaah Nasional Luar
biasa adalah pemegang kekuasaan tertinggi AOPGI
26.1.2 Musyawarah Nasional AOPGI diadakan 4 (empat)
tahun sekali.
26.1.3 Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat
mendesak, maka di antara 2 (dua) waktu Musyawarah Nasional AOPGI dapat diadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa AOPGI.
26.1.4 Musyawarah Nasional AOPGI dan Musyawarah
Nasional Luar Biasa AOPGI dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari
sekurang–kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah Pengurus Daerah AOPGI.
26.1.5 Jika kuorum tidak terpenuhi, maka Musyawarah
ditunda selama 1 x 24 jam kemudian Musyawarah dinyatakan kuorum.
26.1.6 Musyawarah Nasional Luar Biasa AOPGI diatur
sebagai berikut :
a. Musyawarah Nasional Luar Biasa
AOPGI diselenggarakan atas prakarsa Pengurus Pusat AOPGI atau atas usul dari
sekurang - kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah Pengurus Daerah AOPGI yang ada,
yang harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus Pusat AOPGI dengan disertai
alasan yang jelas.
b. Jika 3 (tiga) bulan setelah usul tertulis
diterima dan Pengurus Pusat AOPGI belum mengadakan Musyawarah Nasional Luar
Biasa AOPGI, maka para pengusul berhak mendesak Pengurus Pusat AOPGI mengadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa AOPGI.
c. Jika dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Pengurus
Pusat AOPGI didesak para pengusul, Pengurus Pusat AOPGI belum juga mengadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa AOPGI, maka para pengusul dapat menyelenggarakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa AOPGI.
26.2 Peserta Musyawarah
Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
26.2.1 Peserta Musyawarah Nasional AOPGI dan Musyawarah
Nasional Luar Biasa AOPGI terdiri atas utusan Pengurus Pusat AOPGI dan Pengurus
Daerah AOPGI.
26.2.2 Utusan Pengurus Pusat AOPGI berjumlah 5 (lima)
orang yang diberi mandat oleh Ketua Umum Pengurus Pusat AOPGI.
26.2.3 Utusan Pengurus Daerah AOPGI berjumlah 3 (tiga)
orang yang diberi mandat oleh Ketua Umum Daerah AOPGI.
26.2.4 Utusan Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah AOPGI
masing - masing mempunyai 1 (satu) hak suara.
26.2.5 Pada Musyawarah Nasional AOPGI dan Musyawarah
Nasional Luar Biasa AOPGI, saran dan usul peninjau dapat disalurkan lewat
utusan Pengurus Pusat AOPGI atau Pengurus Daerah AOPGI.
26.3 Agenda Musyawarah
Nasional
26.3.1 Agenda pokok Musyawarah Nasional adalah :
a. Menetapan tata tertib dan agenda Munas
b. Penyampaian pertanggungjawaban laporan kerja dan
keuangan Pengurus Pusat AOPGI selama masa bakti kepengurusan.
c. Penetapan rencana strategis Pengurus Pusat AOPGI
untuk masa bakti berikutnya.
d. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus
Pusat AOPGI untuk masa bakti berikutnya.
e. Penetapan Anggaran Dasar AOPGI dan atau Anggaran
Rumah Tangga AOPGI.
f.
Pemilihan dan penetapan Dewan Pakar Pengurus Pusat AOPGI.
g. Pemilihan dan penetapan Dewan Pembina Pengurus
Pusat AOPGI.
26.3.2 Agenda Musyawarah Nasional AOPGI lainnya dapat
diagendakan jika dipandang perlu.
26.3.3 Agenda pertanggungjawaban Pengurus Pusat AOPGI
termasuk pertanggungjawaban keuangan harus diselesaikan sebelum agenda yang
lain.
26.3.4 Pertanggungjawaban keuangan Pengurus Pusat AOPGI
selama masa baktinya, yang dibuat oleh Pengurus Pusat AOPGI dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada Musyawarah Nasional
AOPGI
harus diteliti dan disahkan oleh Dewan Pakar
Pengurus Pusat AOPGI.
26.4 Pemilihan Ketua Umum
Pengurus Pusat AOPGI
26.4.1 Musyawarah Nasional AOPGI memilih secara
langsung Ketua Umum Pengurus Pusat AOPGI dan tim formatur yang selanjutnya
diketuai oleh Ketua Umum Pengurus Pusat AOPGI terpilih untuk membentuk Pengurus
Pusat AOPGI.
26.4.2 Tim formatur sekurang - kurangnya 5 (lima) orang
di luar Ketua Umum Pengurus Pusat AOPGI terpilih, yang terdiri atas dua orang
unsur Pengurus Pusat AOPGI dan 3 (tiga) orang unsur Pengurus Daerah AOPGI.
26.4.3 Ketua Umum Pengurus Pusat AOPGI terpilih dan tim
formatur paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan membentuk Pengurus Pusat
AOPGI baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Umum FORMI Pusat untuk
disahkan dan dilantik.
26.4.4 Ketua Umum Pengurus Pusat AOPGI
sebanyak-banyaknya menjabat 2 (dua) kali masa bakti secara berturut - turut.
26.4.5 Pengurus Pusat AOPGI lama, sejak selesainya
Musyawarah Nasional AOPGI sampai dengan dilantiknya Pengurus Pusat AOPGI baru
berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
26.5 Usul Pengurus Daerah Untuk Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional
Luar Biasa
26.5.1 Usul Pengurus Daerah AOPGI harus diajukan secara
tertulis kepada Pengurus Pusat AOPGI selambat - lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional AOPGI.
26.5.2 Selambat - lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
Musyawarah Nasional AOPGI, Pengurus Pusat AOPGI harus sudah menyiapkan secara
tertulis bahan Musyawarah Nasional AOPGI dan menyampaikan kepada semua Pengurus
Daerah AOPGI.
26.5.3 Usul dan bahan Musyawarah Nasional Luar Biasa
AOPGI diatur oleh Pengurus Pusat AOPGI.
26.6 Pimpinan Musyawarah
Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
Musyawarah Nasional
AOPGI dan Musyawarah Nasional Luar Biasa AOPGI dipimpin oleh suatu presidium
yang dipilih oleh Musyawarah Nasional AOPGI tersebut dan terdiri atas unsur -
unsur Pengurus Pusat AOPGI dan Pengurus Daerah AOPGI.
26.7 Pengambilan Keputusan
26.7.1 Keputusan Musyawarah Nasional AOPGI dan Musyawarah
Nasional Luar Biasa AOPGI diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah
untuk mufakat.
26.7.2 Jika tidak dicapai mufakat :
a. Musyawarah Nasional AOPGI dan Musyawarah
Nasional Luar Biasa AOPGI mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah apabila memperoleh lebih
dari 1/2 (setengah) dari jumlah suara yang hadir plus 1 (satu).
26.7.3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan,
kecuali dalam hal - hal sebagai berikut :
a. Jika pimpinan Musyawarah Nasional AOPGI dan
Musyawarah Nasional Luar Biasa AOPGI menganggap perlu, pemungutan suara dapat
dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.
b. Pemungutan suara tentang hal - hal yang
menyangkut pribadi seseorang harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.
26.8 Musyawarah Daerah dan
Musyawarah Daerah Luar Biasa
26.8.1 Musyawarah Daerah adalah pemegang kekuasaan
tertinggi AOPGI ditingkat Propinsi.
26.8.2 Musyawarah Daerah AOPGI diadakan 4 (empat) tahun
sekali.
26.8.3 Jika ada hal - hal yang luar biasa dan bersifat
mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Daerah AOPGI dapat diadakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa AOPGI.
26.8.4 Musyawarah Daerah AOPGI dan Musyawarah Daerah
Luar Biasa AOPGI dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang -
kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah Pengurus Cabang AOPGI.
26.8.5 Jika kuorum tidak terpenuhi, maka Musyawarah
ditunda selama 1x24 jam, kemudian Musyawarah dinyatakan kuorum.
26.8.6 Musyawarah Daerah Luar Biasa AOPGI diatur
sebagai berikut :
a.
Musyawarah Daerah Luar Biasa AOPGI diselenggarakan atas prakarsa
Pengurus Daerah AOPGI atau atas usul dari sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga)
jumlah Pengurus Cabang AOPGI yang ada, yang harus diajukan secara tertulis
kepada Pengurus Daerah AOPGI dengan disertai alasan yang jelas.
b.
Jika 3 (tiga) bulan setelah usul tertulis diterima dan Pengurus Daerah
AOPGI belum mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa AOPGI, maka para pengusul
berhak mendesak Pengurus Daerah AOPGI mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa
AOPGI.
c.
Jika dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Pengurus Daerah AOPGI didesak
para pengusul, Pengurus Daerah AOPGI belum juga mengadakan Musyawarah Daerah
Luar Biasa AOPGI, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Daerah
Luar Biasa AOPGI.
26.9 Peserta Musyawarah
Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
26.9.1 Peserta Musyawarah Daerah AOPGI dan Musyawarah
Daerah Luar Biasa AOPGI terdiri atas utusan Pengurus Daerah AOPGI dan Pengurus
Cabang AOPGI.
26.9.2 Utusan Pengurus Daerah AOPGI berjumlah 5 (lima)
orang yang diberi mandat oleh Ketua Umum Pengurus Daerah AOPGI.
26.9.3 Utusan Pengurus Cabang AOPGI berjumlah 3 (tiga)
orang yang diberi mandat oleh Ketua Umum Pengurus Cabang AOPGI.
26.9.4 Utusan Pengurus Daerah AOPGI dan Pengurus Cabang
AOPGI masing-masing mempunyai 1 (satu) hak suara.
26.9.5 Pada Musyawarah Daerah AOPGI dan Musyawarah
Daerah Luar Biasa AOPGI, saran dan usul peninjau dapat disalurkan lewat utusan
Pengurus Daerah AOPGI atau Pengurus Cabang AOPGI.
26.10 Agenda Musyawarah Daerah
26.10.1 Agenda pokok Musyawarah Daerah adalah:
a.
Penetapan tata tertib dan agenda Musyawarah Daerah.
b. Penyampaian pertanggungjawaban laporan kerja dan
keuangan Pengurus Daerah AOPGI selama masa bakti kepengurusan.
c. Penetapan rencana strategis Pengurus Daerah
AOPGI untuk masa bakti berikutnya.
d. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus
Darah AOPGI untuk masa bakti berikutnya.
e. Pemilihan dan penetapan Komisi Disiplin Pengurus
Daerah AOPGI.
f.
Pemilihan dan penetapan Dewan Pakar Pengurus Daerah AOPGI.
g. Pemilihan dan penetapan Dewan Pembina Pengurus
Daerah AOPGI.
26.10.2 Agenda Musyawarah
Daerah AOPGI lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu.
26.10.3 Agenda
pertanggungjawaban Pengurus Daerah AOPGI termasuk pertanggungjawaban keuangan
harus diselesaikan sebelum agenda yang lain.
26.10.4 Pertanggungjawaban
keuangan Pengurus Daerah AOPGI selama masa baktinya, yang dibuat oleh Pengurus
Daerah AOPGI dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum
diajukan kepada Musyawarah Daerah AOPGI harus diteliti dan disahkan oleh Dewan
Pakar Pengurus Daerah AOPGI.
26.11 Pemilihan Ketua Umum
Pengurus Daerah AOPGI
26.11.1 Musyawarah Daerah
AOPGI memilih secara langsung Ketua Umum Pengurus Daerah AOPGI dan tim formatur
yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Umum Pengurus Daerah AOPGI terpilih untuk membentuk
Pengurus Daerah AOPGI.
26.11.2 Tim formatur
sekurang-kurangnya 5 (lima) orang di luar Ketua Umum Pengurus Daerah AOPGI
terpilih, yang terdiri atas 2 (dua) orang unsur Pengurus Daerah AOPGI dan 3
(tiga) orang unsur Pengurus Cabang AOPGI.
26.11.3 Tim formatur dalam
waktu 1 (satu) bulan membentuk Pengurus Daerah AOPGI baru, yang selanjutnya
diajukan kepada Ketua Umum Pengurus Pusat AOPGI untuk disahkan dan dilantik.
26.11.4 Ketua Umum Pengurus
Daerah AOPGI sebanyak-banyaknya menjabat 3 (tiga) kali masa bakti secara
berturut - turut.
26.11.5 Pengurus Daerah AOPGI
lama, sejak selesainya Musyawarah Daerah AOPGI sampai dengan dilantiknya
Pengurus Daerah AOPGI baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal
- hal rutin.
26.12 Usul Pengurus Cabang Untuk Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar
Biasa
26.12.1 Usul Pengurus Cabang
AOPGI harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus Daerah AOPGI selambat -
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Daerah AOPGI.
26.12.2 Selambat - lambatnya 1
(satu) bulan sebelum Musyawarah Daerah AOPGI, Pengurus Daerah AOPGI harus sudah
menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Daerah AOPGI dan menyampaikan
kepada semua Pengurus Cabang AOPGI.
26.12.3 Usul dan bahan
Musyawarah Daerah Luar Biasa AOPGI diatur oleh Pengurus Daerah AOPGI.
26.13 Pimpinan Musyawarah
Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
Musyawarah Daerah AOPGI
dan Musyawarah Daerah Luar Biasa AOPGI dipimpin oleh suatu presidium yang
dipilih oleh Musyawarah Daerah AOPGI tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur
Pengurus Daerah AOPGI dan Pengurus Cabang AOPGI.
26.14 Cara Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa Mengambil
Keputusan
26.14.1 Keputusan Musyawarah Daerah AOPGI dan
Musyawarah Daerah Luar Biasa AOPGI diusahakan agar dapat dicapai atas dasar
musyawarah untuk mufakat.
26.14.2 Jika
tidak dicapai mufakat :
a. Musyawarah Daerah AOPGI dan Musyawarah Daerah
Luar Biasa AOPGI mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah apabila memperoleh lebih
dari 1/2 (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah suara yang hadir.
26.14.3 Pemungutan suara dilaksanakan secara
lisan, kecuali dalam hal - hal sebagai berikut :
a. Jika pimpinan Musyawarah Daerah AOPGI menganggap
perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.
b. Pemungutan suara tentang hal - hal yang
menyangkut pribadi seseorang harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.
c. Keputusan Musyawarah Daerah AOPGI dan Musyawarah
Daerah Luar Biasa AOPGI tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar AOPGI
dan Anggaran Rumah Tangga AOPGI, Keputusan Musyawarah Nasional AOPGI dan
Keputusan Pengurus Pusat AOPGI.
26.15 Musyawarah Cabang dan
Musyawarah Cabang Luar Biasa
26.15.1 Musyawarah Cabang
AOPGI adalah pemegang kekkuasaan tertinggi di tingkat Kabupaten / Kota
26.15.2 Musyawarah Cabang AOPGI diadakan 4 (empat) tahun
sekali.
26.15.3 Jika ada hal-hal yang
luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara 2 (dua) waktu Musyawarah
Cabang AOPGI dapat diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI.
26.15.4 Musyawarah Cabang
AOPGI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI dinyatakan sah jika dihadiri oleh
utusan dari sekurang - kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah anggota Biasa.
26.15.5 Musyawarah
Cabang Luar Biasa AOPGI diatur sebagai berikut :
a. Musyawarah Cabang Luar Biasa
AOPGI diselenggarakan atas prakarsa Pengurus Cabang AOPGI atau atas usul dari
sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah anggota yang ada, yang harus
diajukan secara tertulis kepada Pengurus Cabang AOPGI dengan disertai alasan
yang jelas.
b. Jika 3 (tiga) bulan setelah usul tertulis
diterima dan Pengurus Cabang AOPGI belum mengadakan Musyawarah Cabang Luar
Biasa AOPGI, maka para pengusul berhak mendesak Pengurus Cabang AOPGI
mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI.
c. Jika dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Pengurus
Cabang AOPGI didesak para pengusul, Pengurus Cabang AOPGI belum juga mengadakan
Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI, maka para pengusul dapat menyelenggarakan
Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI.
26.16 Peserta Musyawarah
Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
26.16.1 Peserta Musyawarah
Cabang AOPGI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI terdiri atas utusan
Pengurus Cabang AOPGI dan anggota biasa
26.16.2 Utusan Pengurus Cabang
AOPGI berjumlah 3 (tiga) orang yang diberi mandat oleh Ketua Umum Pengurus
Cabang AOPGI.
26.16.3 Utusan Anggota Biasa
berjumlah 2 (dua) orang yang diberi mandat oleh Ketua Umum klub, perhimpunan,
asosiasi kegiatan Mendaki gunung.
26.16.4 Utusan Pengurus Cabang
AOPGI dan anggota biasa masing - masing mempunyai satu hak suara.
26.16.5 Pada Musyawarah Cabang
AOPGI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI, saran dan usul peninjau dapat
disalurkan lewat utusan Pengurus Cabang AOPGI atau klub, perhimpunan, asosiasi
kegiatan Mendaki gunung.
26.17 Agenda Musyawarah Cabang
26.17.1 Agenda
pokok Musyawarah Cabang AOPGI adalah :
a. Penetapan tata tertib dan agenda Musyawarah
Cabang
b. Penyampaian pertanggungjawaban laporan kerja dan
keuangan Pengurus Cabang AOPGI selama masa bakti kepengurusan.
c. Penetapan rencana strategis Pengurus Cabang
AOPGI untuk masa bakti berikutnya.
d. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus
Cabang AOPGI untuk masa bakti berikutnya.
e. Pemilihan dan penetapan Dewan Pakar Pengurus
Cabang AOPGI.
f.
Pemilihan dan penetapan Dewan Pembina Pengurus Cabang AOPGI.
26.17.2 Penetapan Dewan Pembina Pengurus Cabang AOPGI.
26.17.3 Agenda Musyawarah
Cabang AOPGI lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu.
26.17.4 Agenda
pertanggungjawaban Pengurus Cabang AOPGI termasuk pertanggungjawaban keuangan
harus diselesaikan sebelum agenda yang lain.
26.17.5 Pertanggungjawaban
keuangan Pengurus Cabang AOPGI selama masa baktinya, yang dibuat oleh Pengurus
Cabang AOPGI dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum
diajukan kepada Musyawarah Cabang AOPGI harus diteliti dan disahkan oleh Dewan
Pakar Pengurus Cabang AOPGI.
26.18. Pemilihan Ketua
Umum Pengurus Cabang AOPGI
26.18.1 Musyawarah Cabang
AOPGI memilih secara langsung Ketua Umum Pengurus Cabang AOPGI dan tim formatur
yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Umum Pengurus Cabang AOPGI terpilih untuk
membentuk Pengurus Cabang AOPGI.
26.18.2 Tim formatur sekurang
- kurangnya 5 (lima) orang di luar Ketua Umum Pengurus Cabang AOPGI terpilih
yang terdiri atas 2 (dua) orang unsur Pengurus Cabang AOPGI dan 3 (tiga) orang
unsur anggota biasa.
26.18.3 Tim formatur dalam
waktu 1 (satu) bulan membentuk Pengurus Cabang AOPGI baru, yang selanjutnya
diajukan kepada Ketua Umum Pengurus Daerah AOPGI untuk disahkan dan dilantik.
26.18.4 Ketua Umum Pengurus
Cabang AOPGI sebanyak - banyaknya menjabat 3 (tiga) kali masa bakti secara
berturut - turut.
26.18.5 Pengurus Cabang AOPGI
lama, sejak selesainya Musyawarah Cabang sampai dengan dilantiknya Pengurus
Cabang AOPGI baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal - hal
rutin.
26.19. Usul Anggota Biasa Untuk Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar
Biasa
26.19.1 Usul Anggota harus diajukan
secara tertulis kepada Pengurus Cabang AOPGI selambat - lambatnya 3 (tiga)
bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Cabang AOPGI.
26.19.2 Selambat - lambatnya 1
(satu) bulan sebelum Musyawarah Cabang AOPGI, Pengurus Cabang AOPGI harus sudah
menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Cabang AOPGI dan menyampaikan
kepada semua Anggota.
26.19.3 Usul dan bahan
Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI diatur oleh Pengurus Cabang AOPGI.
26.20 Pimpinan Musyawarah
Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
Musyawarah Cabang AOPGI
dan Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI dipimpin oleh suatu presidium yang
dipilih oleh Musyawarah Anggota AOPGI tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur
Pengurus Cabang AOPGI dan utusan anggota biasa.
26.21 Cara Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa Mengambil
Keputusan
26.21.1 Keputusan Musyawarah Cabang AOPGI dan
Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI diusahakan agar dapat dicapai atas dasar
musyawarah untuk mufakat.
26.21.2 Jika tidak dicapai mufakat :
a. Musyawarah Cabang AOPGI dan Musyawarah Cabang
Luar Biasa AOPGI mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah apabila memperoleh lebih
dari 1/2 (setengah) jumlah suara yang hadir.
26.21.3 Pemungutan suara dilaksanakan secara
lisan, kecuali dalam hal - hal sebagai berikut :
a. Jika pimpinan Musyawarah Anggota AOPGI
menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan
rahasia.
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.
26.21.4 Keputusan Musyawarah
Cabang AOPGI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa AOPGI tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar AOPGI dan Anggaran Rumah Tangga AOPGI, Keputusan
Musyawarah Nasional AOPGI, Keputusan Pengurus Pusat AOPGI, Keputusan Musyawarah
Daerah AOPGI dan Keputusan Pengurus Daerah AOPGI.
Pasal 27 Rapat Kerja
27.1 Rapat Kerja AOPGI diselenggarakan 1 (satu) tahun
sekali.
27.2 Peserta Rapat Kerja AOPGI terdiri dari :
a. Pengurus AOPGI yang bersangkutan.
b. Ketua, Sekretaris dan Bidang-bidang Pengurus
AOPGI dibawahnya.
27.3 Rapat Kerja AOPGI dipimpin oleh Ketua Umum
AOPGI.
27.4 Hak suara, pengesahan, keputusan dan lain
sebagainya mengenai Rapat Kerja AOPGI diatur didalam Tatatertib Rapat Kerja.
27.5 Rapat Kerja AOPGI bertugas untuk :
a. Menetapkan Tata Tertib dan Agenda Rapat Kerja
AOPGI.
b. Menetapkan Program Kerja Pengurus AOPGI untuk
tahun anggaran tertentu.
c. Meminta dan memutuskan segala sesuatu mengenai
pertanggung jawaban dari Pengurus AOPGI baik laporan kerja maupun keuangan,
untuk satu tahun anggaran.
d. Membicarakan dan memutuskan hal-hal lain yang
dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan perkembangan AOPGI.
BAB V
SANKSI
Pasal 28 Sanksi
Sanksi adalah tindakan
yang dikenakan bagi Anggota dan Pengurus AOPGI karena telah melakukan
pelanggaran dan tidak/terlambat melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah,
Rapat Kerja dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 29 Hal–hal yang
dapat menimbulkan turunnya sanksi:
29.1 Tidak hadir di Musyawarah.
29.2 Tidak hadir di Rapat Kerja.
29.3 Tidak hadir di Kejuraan Nasional AOPGI dan
Kejuaraan Nasional Kelompok Umur AOPGI.
Pasal 30 Bentuk Sanksi
30.1 Apabila Pengurus Pusat melakukan atau melanggar
ketentuan Pasal 29 dalam
Anggaran Rumah Tangga dimaksud akan diberi
sangsi :
30.1.1. Diajukan mosi tidak
percaya secara tertulis dan disetujui sekurang kurangnya 2/3 (duapertiga) dari
jumlah Pengurus Daerah yang ada, dan disampaikan Kepada Dewan Pembina.
30.1.2. Dalam waktu 1 x 24
Jam sesuai ketentuan pada ayat tersebut diatas Dewan Pembina tidak memberikan
tindakan, maka mosi tidak percaya akan disampaikan ke FORMI Pusat
30.2. Apabila Pengurus Daerah, Pengurus Cabang,
Anggota biasa yang melakukan atau melanggar ketentuan Pasal 29 dalam ART
dimaksud akan diberi sanksi:
30.2.1 Tidak memiliki hak suara dan bicara.
30.2.2 Tidak diperbolehkan untuk mengikuti,
mengirimkan, pendaki, atlit, kontingen, utusan dalam kegiatan yang berskala
nasional atau internasional sampai dengan Musyawarah atau Rapat Kerja sesuai
dengan tingkatannya berikutnya.
BAB VI
KEGIATAN
Pasal 31 Kejuaraan
31.1 Kejuaraan Nasional:
31.1.1. Kejuaraan Nasional AOPGI
31.1.2. Kejuaraan Nasional Kelompok Umur AOPGI
31.2 Kejuaraan Daerah
31.2.1. Kejuaraan
Daerah AOPGI
31.2.2. Kejuaraan Daerah Kelompok Umur AOPGI
31.3 Kejuaraan Cabang
31.3.1. Kejuaraan Cabang AOPGI
31.3.2. Kejuaraan
Cabang Kelompok Umur AOPGI
31.4 Invitasi Mendaki gunung
31.4.1. Invitasi
Mendaki gunung Nasional
31.4.2. Invitasi Mendaki gunung Daerah
31.4.3. Invitasi Mendaki gunung Cabang
Pasal 32 Kejuaraan
Nasional
32.1 Kejuaraan Nasional diselenggarakan oleh AOPGI
setiap tahun
32.2 Pemilihan dan penetapan tuan rumah Kejuaraan
Nasional dilakukan pada Rapat Kerja Nasional AOPGI.
32.3 Apabila pelaksanaan Kejuaraan Nasional bersamaan
dengan kegiatan lain yang penting maka maka Kejuaraan Nasional dapat ditinjau
dengan alasan efektifitas dan efisiensi.
Pasal 33 Kejuaraan
Daerah
33.1 Kejuaraan Daerah adalah kejuaraan antar
kabupaten/kota yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah setiap tahun.
33.2 Pemilihan dan penetapan tuan rumah Kejuaraan
Daerah dilakukan pada Rapat Kerja Daerah AOPGI.
33.3 Apabila pelaksanaan Kejuaraan Daerah bersamaan
dengan kegiatan lain yang penting maka maka Kejuaraan Daerah dapat ditinjau
dengan alasan efektifitas dan efisiensi.
Pasal 34 Kejuaraan
Cabang
34.1 Kejuaraan Cabang adalah kejuaraan antar anggota
biasa yang diselenggarakan setiap tahun.
34.2 Pemilihan dan penetapan tuan rumah Kejuaraan
Cabang dilakukan pada Rapat Kerja Cabang AOPGI.
34.3 Apabila pelaksanaan Kejuaraan Cabang bersamaan
dengan kegiatan lain yang penting maka maka Kejuaraan Cabang dapat ditinjau
dengan alasan efektifitas dan efisiensi.
Pasal 35 Invitasi
Mendaki gunung
35.1 Invitasi kompetisi nasional, daerah, atau cabang
adalah kompetisi yang diselenggarakan oleh anggota AOPGI yang ditetapkan
sebagai seri Invitasi kompetisi, nasional, daerah, atau cabang dibawah
pengawasan AOPGI.
35.2 Aturan penyelenggaraan suatu Invitasi kompetisi Mendaki
gunung diatur dalam peraturan yang diberlakukan AOPGI.
Pasal 36 Aturan
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
kejuaraan mengacu kepada peraturan kompetisi yang diberlakukan oleh AOPGI.
Pasal 37 Ekspedisi
Bentuk kegiatan pendakian
ekspedisi yang dilakukan individu yang tergabung dalam klub atau perhimpunan
kegiatan Mendaki gunung Anggota AOPGI bertujuan menggali potensi dan menjaga
kelestarian alam, mengarah pada nilai positif bersifat rekreatif dan edukatif
dalam rangka cinta tanah air serta membangun karakter manusia Indonesia yang
bermartabat.
Pasal 38 Kegiatan lain
AOPGI melakukan dan memfasilitasi kegiatan lain
yang dilakukan oleh Anggota.
BAB VII
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN
Pasal 39 Pendapatan
Pendapatan AOPGI yang
diperoleh dari royalti atas hak milik intelektual yang dimiliki AOPGI yang
berupa finansial disimpan di bank atas nama AOPGI.
Pasal 40 Kekayaan
40.1 Kekayaan AOPGI terdiri atas :
40.1.1 Uang
40.1.2 Benda tak bergerak
40.1.3 Benda bergerak.
40.2 Benda tak bergerak meliputi tanah dan bangunan.
40.3 Benda bergerak meliputi hasil usaha tetap,
kendaraan, perlengkapan kantor, surat berharga, atau uang tunai.
40.4 Hak milik intelektual yaitu hak atas merek,
paten dan hak cipta AOPGI baik yang sudah ada maupun yang akan dimintakan di
kelak kemudian hari, antara lain :
40.1.1 Lambang atau tanda gambar AOPGI.
40.1.2 Tulisan atau publikasi AOPGI.
Pasal 41 Pengelolaan,
Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan
Pengelolaan,
pemanfaatan, atau pemindahtanganan kekayaan dilaksanakan oleh Pengurus AOPGI
masing-masing jajaran berdasarkan keputusan rapat Pengurus AOPGI.
Pasal 42 Iuran dan Usaha
Dana
42.1 Iuran Anggota diatur lebih lanjut pada setiap
Rapat Kerja AOPGI.
42.2 Usaha dana dapat dilakukan oleh badan usaha yang
dibentuk oleh pengurus AOPGI yang bersangkutan dan tidak bertentangan dengan
ketentuan yang berlaku.
42.3 Badan usaha dapat berbentuk badan usaha tetap,
antara lain perseroan, dan koperasi atau dalam bentuk yayasan dan secara
insidental berwujud panitia usaha dana.
42.4 Badan-badan usaha atau yayasan tersebut
bertanggungjawab kepada Pengurus AOPGI yang bersangkutan dan secara berkala
memberikan laporannya.
Pasal 43 Pengawasan
43.1 Pemeriksaan atas pengelolaan dan pemanfaatan
kekayaan AOPGI, serta lembaga-lembaga usaha dana dilakukan oleh Dewan Pakar
Pengurus AOPGI.
43.2 Hasil pemeriksaan Dewan Pakar Pengurus AOPGI
dilaporkan dalam Musyawarah AOPGI yang bersangkutan.
43.3 Neraca tahun anggaran AOPGI diinformasikan di
dalam Rapat Kerja AOPGI yang bersangkutan.
43.4 Apabila diperlukan, AOPGI dapat menggunakan jasa akuntan public
BAB VIII
ATRIBUT
Pasal 44 Lambang
44.1 Lambang AOPGI adalah sebagaimana dirinci dengan
penjelasan dan pengertian sebagai berikut :
44.1.1 Gunung yang berwarna hijau yang melambangkan
kebesaran dan kelestarian alam gunung
44.1.2 Perisai
berwarna biru melambangkan
sikap pendaki yang berani bersikap dan mampu menjaga kehormatan sebagai pendaki
gunung.
Pasal 45 Bendera
45.1 Bendera AOPGI berbentuk segi empat panjang dan
berukuran tiga berbanding dua, berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya
terdapat lambang AOPGI.
45.2 Pada bagian bawah lambang AOPGI terdapat tulisan
untuk nama kabupaten/kota atau propinsi.
Pasal 46 Mars
Mars AOPGI diatur lebih lanjut dalam Addendum.
Pasal 47 Seragam
47.1 Seragam AOPGI dimaksudkan untuk menarik,
menimbulkan rasa bangga anggota AOPGI, mendidik disiplin dan kerapian, serta
menumbuhkan rasa persatuan dan persaudaraan.
47.2 Warna seragam AOPGI adalah coklat khaki untuk bagian
atas dan untuk bagian
bawah.
Pasal 48 Kelengkapan
Administrasi
48.1 Pada kertas surat, amplop, dan perangkat
administrasi lainnya selain mencantumkan lambang AOPGI juga mencantumkan
lambang FORMI.
48.2 Pengurus Pusat, daerah atau Cabang mempunyai
stempel yang ukuran dan spesifikasinya dijelaskan pada lampiran.
48.3 AOPGI mengenakan lencana AOPGI pada sebelah
kanan dada pakaian seragam.
BAB VII
PEMBUBARAN
Pasal 49 Akibat Hukum
dari Pembubaran
Apabila terjadi
pembubaran AOPGI, maka untuk penyelesaian harta benda milik seluruh AOPGI
dibentuk panitia penyelesaian harta benda, yang dibentuk oleh Musyawarah
Nasional AOPGI yang diadakan khusus untuk itu.
BAB VIII
LAIN – LAIN
Pasal 50 Ketetapan Rapat
Kerja Nasional
Hal-hal lain yang tidak
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga AOPGI ini akan diatur dalam Surat Ketetapan
Rapat Kerja Nasional AOPGI dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar AOPGI dan
Anggaran Rumah Tangga AOPGI.
Pasal 51 Petunjuk
Penyelenggaraan atau Pelaksanaan
51.1 Hal-hal lain yang perlu penjabaran lebih lanjut
akan diatur dalam Petunjuk Penyelenggaraan AOPGI atau Petunjuk Pelaksanaan
AOPGI.
51.2 Petunjuk Penyelenggaraan AOPGI dan atau Petunjuk
Pelaksanaan AOPGI ditetapkan dengan Keputusan Pengurus AOPGI.
51.3 Petunjuk Penyelenggaraan AOPGI atau Petunjuk
Pelaksanaan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
AOPGI atau Ketetapan Rapat Kerja Nasional AOPGI.
Pasal 52 Addendum
52.1 Adalah perangkat pelengkap dari Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga yang memperkuat, memperjelas, dan mengisi kekurangan
yang ada dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
52.2 Addendum merupakan aplikasi terapan yang dapat
diubah dalam Musyawarah Nasional atau Rapat Kerja Nasional.
52.3 Addendum dapat masuk menjadi aturan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga jika telah teruji dan dianggap perlu
dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
BAB X
PENUTUP
Pasal 53 Penutup
53.1 Anggaran Rumah Tangga AOPGI ditetapkan dalam
Musyawarah Nasional Luar Biasa AOPGI dan tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar AOPGI.
53.2 Perubahan dan penyempurnaan terhadap Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah akan diubah dalam musyawarah selanjutnya.
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal tujuh September tahun dua ribu tujuh belas.
0 comments:
Posting Komentar