Kamis, 14 Mei 2020


Menyusuri Jalur Gurun Gunung Artapela 2129 Mdpl
Pendakian kegunung Artapela tahun lalu  yang terletak diDesa Sukapura Kertasari Bandung Jawabarat. Tepatnya pada Tanggal 12 dan 13 Oktober 2019 masih terekam jelas dalam ingatan dikarenakan dengan keunikan treknya yang seperti gurun pasir dikala siang hari.
Singkat cerita saya (Anto) dan keempat teman saya yaitu Yudi, Aceng, Riski dan Nurul merencanakan pendakian ke gunung Artapela dan tidak ada hal yang menghalang kami berlima setuju untuk mendaki gunung Artapela pada hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2019, tepat pada hari yang sudah ditentukan saya, Yudi, Nurul dan Riski berangkat dari rumah Riski di Kec. Cikancung sekitar jam 14.00 WIB, ngomong ngomong saya asli dari Cicalengka, Yudi asli dari Rancaekek, Riski dan Nurul asli dari Cikancung sedangkan aceng berasal dari Soreang setalah kami berempat berkumpul dikediaman riski kami langsung ngegas ke ciparay dengan menggunakan sepeda motor untuk bertemu Aceng yang menunggu disekitar alun-alun ciparay singkat cerita kami bertemu dengan Aceng sekitar pukul 15.30 WIB dikarenakan adanya kendala perbaikan jalan sehingga menuju ciparay memakan waktu hingga 1 setengah jam dan setelah bertemu kami menuju mushola terdekat untuk melakukan sholat ashar terlebih dahulu dan setelah beres tanpa basi basi kami langsung nggas menuju basecamp Cirawa yang terletak di Desa Sukapura, Kertasari, Bandung, Jawabarat. Dikarenakan dari kami berlima belum ada yang pernah mendaki ke gunung Artapela dari ciparay menuju basecamp pun beberapa kali kami tersesat atau salah jalan sehingga kami tiba dibasecamp sekitar jam 18.30, setelah sampai saya dan teman saya beristirahat sejenak untul melakukan sholat maghrib dan mengurus perizinan terlebih dahulu dan memutuskan melakukan pendakian setelah isya.
Jam menunjukan pukul 19.15 WIB yang berarti kami harus segera melakukan pendakian, pendakian dimulai dengan melewati Jalan aspal sekitar 100 meter hingga sampai dipintu ladang warga yang bersebelah dengan masjid, jalur awal langsung disuguhkan tanjakan uwew karena tanjakannya lumayan bagi kami para pendaki susah sampe walaupun tak senanjak jalur gede via putri atau cikuray via tapak gerot kami cukup ngos ngosan sehabis tanjakan uwew jalur mulai melandai walau tetap berdebu saya yang berjalan paling depan lupa melirik kebelakang dan ternyata teman teman saya jauh tertinggal dibelakang dan saya memutuskan untuk menunggu dan sedikit beristirahat didekat pohon sekitar jam setengah 9 malam ,ngomong ngomong sepanjang jalur pendakian saya belum melihat petunjuk yang menunjukan kita berada dipos berapa jadi saya tidak tahu posisi saya saat beristirahat. 15 menit kemudian teman teman saya muncul dibalik kabut dan kemudian kembali beristirahat, pada saat berkumpul saya bersama Yudi memutuskan untuk melanjutkan perjalanan untuk membangun tenda tepat pukul sembilan kami berdua melanjutkan perjalanan setelah berjalan ditrek yang cukup landai sekitar 15 menit kami melihat penunjuk bahwa puncak sudah 500 meter lagi dan otomatis saya dan Yudi mempercepat langkah kaki agar cepat sampai dan tepat pukul 21.30 kami berdua sampai dipuncak yang bernama puncak sulibra dan langsung disambut petugas yang menanyai tiket masuk setelah selesai pengecekan kami pun langsung mencari area yang cukup sepi dikarenakan saya dan teman saya kurang biasa ngecamp diarea yang ramai kondisi dipuncak pada saat itu cukup ramai dan berisik ada yang bawa gitar ada yang bawa music box campur aduk pokoknya, setelah beres mendirikan tenda kami bergegas memasak dan tepat setelah nasi matang 3 teman saya muncul yaitu Aceng,Riski dan Nurul sambil terengah engah mereka pun langsung ngopi dan beristirahat, Jam menunjukan pukul 05.00 WIB dan saya membangunkan yudi untuk melakukan sholat subuh setelah beres kami pun berdua langsung ngopi sambil sebats sambil nunggu sunrise muncul  selagi menunggu Aceng dan Riski mulai menunjukan adanya kehidupan dengan berbicara tiris euy tiris euy  atau dingin dingin dan disaut dengan perkataan dari Riski tong ngomong tiris sakitu sare ngerek teh atau jangan bilang dingin, padahal tidur ngedengkur kami pun membalas bangun bangun jangan tidur mulu serentak mereka pun muncul dibalik tenda da bergabung dan ditenda lain Nurul pun terbangun dan ikut nimbrung dan tak lama kemudian langit mulai menguning agak jingga dan sunrise pun muncul obrolan ngaler ngidul pun tak tertahan  jam menunjukan pukul 07.00 Wib dan kami langsung memasak untuk makan dan setelah makan kami pun berfoto sebelum pulang,  perjalan pulang sangat uwew karena kami pulang paling akhir dan jalur sungguh berdebu seperti seperti digurun pasir ditambah langkah rombongan didepan kami yang pada rusuh sehingga jalur benar benar berdebu sesekali Nurul yang tidak menggunakan masker terbatuk batuk setelah satu jam perjalanan kami pun tiba diladang ditrek tanjakan uwew pun yudi yang mempercepat laju pun terjatuh karena salah pijakan auto kami berempat pun tertawa, Yudi hanya membalas dengan tertawa balik setelah sampai kembali ke basecamp kami langsung mengambil kendaraan untuk pulang kerumah masing-masing.
Penulis :Triyanto
Email : antotry715@gmail.com
WA : 089523170814

0 comments:

Posting Komentar