Menyusuri Jalur Gurun Gunung Artapela
2129 Mdpl
Pendakian kegunung Artapela tahun
lalu yang terletak diDesa Sukapura
Kertasari Bandung Jawabarat. Tepatnya pada Tanggal 12 dan 13 Oktober 2019 masih
terekam jelas dalam ingatan dikarenakan dengan keunikan treknya yang seperti
gurun pasir dikala siang hari.
Singkat cerita saya (Anto) dan keempat
teman saya yaitu Yudi, Aceng, Riski dan Nurul merencanakan pendakian ke gunung
Artapela dan tidak ada hal yang menghalang kami berlima setuju untuk mendaki
gunung Artapela pada hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2019, tepat pada hari yang
sudah ditentukan saya, Yudi, Nurul dan Riski berangkat dari rumah Riski di Kec.
Cikancung sekitar jam 14.00 WIB, ngomong ngomong saya asli dari Cicalengka,
Yudi asli dari Rancaekek, Riski dan Nurul asli dari Cikancung sedangkan aceng
berasal dari Soreang setalah kami berempat berkumpul dikediaman riski kami
langsung ngegas ke ciparay dengan menggunakan sepeda motor untuk bertemu Aceng
yang menunggu disekitar alun-alun ciparay singkat cerita kami bertemu dengan
Aceng sekitar pukul 15.30 WIB dikarenakan adanya kendala perbaikan jalan
sehingga menuju ciparay memakan waktu hingga 1 setengah jam dan setelah bertemu
kami menuju mushola terdekat untuk melakukan sholat ashar terlebih dahulu dan
setelah beres tanpa basi basi kami langsung nggas menuju basecamp Cirawa yang
terletak di Desa Sukapura, Kertasari, Bandung, Jawabarat. Dikarenakan dari kami
berlima belum ada yang pernah mendaki ke gunung Artapela dari ciparay menuju
basecamp pun beberapa kali kami tersesat atau salah jalan sehingga kami tiba
dibasecamp sekitar jam 18.30, setelah sampai saya dan teman saya beristirahat
sejenak untul melakukan sholat maghrib dan mengurus perizinan terlebih dahulu
dan memutuskan melakukan pendakian setelah isya.
Jam menunjukan pukul 19.15
WIB yang berarti kami harus segera melakukan pendakian, pendakian dimulai
dengan melewati Jalan aspal sekitar 100 meter hingga sampai dipintu ladang
warga yang bersebelah dengan masjid, jalur awal langsung disuguhkan tanjakan uwew
karena tanjakannya lumayan bagi kami para pendaki susah sampe walaupun tak
senanjak jalur gede via putri atau cikuray via tapak gerot kami cukup ngos
ngosan sehabis tanjakan uwew jalur mulai melandai walau tetap berdebu saya yang
berjalan paling depan lupa melirik kebelakang dan ternyata teman teman saya
jauh tertinggal dibelakang dan saya memutuskan untuk menunggu dan sedikit
beristirahat didekat pohon sekitar jam setengah 9 malam ,ngomong ngomong
sepanjang jalur pendakian saya belum melihat petunjuk yang menunjukan kita
berada dipos berapa jadi saya tidak tahu posisi saya saat beristirahat. 15
menit kemudian teman teman saya muncul dibalik kabut dan kemudian kembali
beristirahat, pada saat berkumpul saya bersama Yudi memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan untuk membangun tenda tepat pukul sembilan kami berdua
melanjutkan perjalanan setelah berjalan ditrek yang cukup landai sekitar 15
menit kami melihat penunjuk bahwa puncak sudah 500 meter lagi dan otomatis saya
dan Yudi mempercepat langkah kaki agar cepat sampai dan tepat pukul 21.30 kami
berdua sampai dipuncak yang bernama puncak sulibra dan langsung disambut
petugas yang menanyai tiket masuk setelah selesai pengecekan kami pun langsung
mencari area yang cukup sepi dikarenakan saya dan teman saya kurang biasa
ngecamp diarea yang ramai kondisi dipuncak pada saat itu cukup ramai dan
berisik ada yang bawa gitar ada yang bawa music box campur aduk pokoknya,
setelah beres mendirikan tenda kami bergegas memasak dan tepat setelah nasi
matang 3 teman saya muncul yaitu Aceng,Riski dan Nurul sambil terengah engah
mereka pun langsung ngopi dan beristirahat, Jam menunjukan pukul 05.00 WIB dan saya membangunkan yudi
untuk melakukan sholat subuh setelah beres kami pun berdua langsung ngopi
sambil sebats sambil nunggu sunrise muncul
selagi menunggu Aceng dan Riski mulai menunjukan adanya kehidupan dengan
berbicara tiris euy tiris euy atau
dingin dingin dan disaut dengan perkataan dari Riski tong ngomong tiris sakitu
sare ngerek teh atau jangan bilang dingin, padahal tidur ngedengkur kami pun
membalas bangun bangun jangan tidur mulu serentak mereka pun muncul dibalik
tenda da bergabung dan ditenda lain Nurul pun terbangun dan ikut nimbrung dan
tak lama kemudian langit mulai menguning agak jingga dan sunrise pun muncul obrolan
ngaler ngidul pun tak tertahan jam
menunjukan pukul 07.00 Wib dan kami langsung memasak untuk makan dan setelah
makan kami pun berfoto sebelum pulang, perjalan pulang sangat uwew karena kami pulang
paling akhir dan jalur sungguh berdebu seperti seperti digurun pasir ditambah
langkah rombongan didepan kami yang pada rusuh sehingga jalur benar benar
berdebu sesekali Nurul yang tidak menggunakan masker terbatuk batuk setelah satu
jam perjalanan kami pun tiba diladang ditrek tanjakan uwew pun yudi yang
mempercepat laju pun terjatuh karena salah pijakan auto kami berempat pun
tertawa, Yudi hanya membalas dengan tertawa balik setelah sampai kembali ke
basecamp kami langsung mengambil kendaraan untuk pulang kerumah masing-masing.
Penulis :Triyanto
Email : antotry715@gmail.com
WA : 089523170814
0 comments:
Posting Komentar