Kamis, 03 Juni 2021

SOP PENDAKIAN GUNUNG

 

Standar Operasional Prosedure

Olahraga Pendakian Gunung


 


 


Disusun Oleh :

Asosiasi Olahraga Pendaki Gunung Indonesia

Bidang Pendidikan, Rekreasi dan Prestasi


 

 

A.    Latar Belakang

Olahraga pendakian gunung adalah aktivitas gerak tubuh saat mendaki dan turun gunung yang dilakukan secara sadar, sistematis, terukur dan terencana untuk mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Saat ini olahraga pendakian gunung sangat bekembang dan diminati oleh masyarakat, berbagai macam latar belakang dan tujuan,  hal ini berpengaruh terhadap faktor sosial, pariwisata, ekonomi dan lain-lain sehingga mendorong berbagai perkembangan dibidang ilmu dan teknologi, perlengkapan, perbekalan dan cara-cara mendaki yang lebih efisien. Namun dengan demikian olahraga pendakian gunung merupakan aktivitas gerak dengan intensitas tinggi yang memiliki resiko tinggi bagi pelakunya dimana terdapat bahaya objetive dan bahaya subjective yang menimbulkan kecelakaan saat melakukan aktivitas pendakian maupun setelah melakukan aktivitas pendakian.

Terlepas banyaknya bahaya objective Gunung dengan segala kondisinya merupakan anugrah yang perlu dijaga sebagai elemen keseimbangan alam semesta, semakin sering gunung didaki maka memiliki konsekwensi yang logis terhadap kondisi lingkungan. berbagai bahaya objective merupakan hal yang perlu disikapi dengan mempersiapkan sumberdaya manusia calon pendaki gunung yang siap dalam berbagai kondisi, mapan dalam bertindak dan mampu mengatasi berbagai kemungkinan bahkan dalam kondisi terburuk. Untuk mengimbangi hal tersebut AOPGI merancang sebuah Standar Operasional Prosedure Olahraga Pendakian Gunung yang dapat digunakan untuk mempermudah sistem pelaksanaan proses aktivitas tersebut yang disusun dari berbagai literatur, pengalaman dan perkembangan.

 

B.     Tujuan

1.      Meningkatakan pengetahuan dan keterampilan pendaki gunung baik sebelum, saat dan sesudah mendaki gunung

2.      Meminimalisir dampak negative dari aktivitas pendakian gunung

3.      Mempermudah proses dan assesment  pelaksanaan olahraga pendakian gunung

4.      Sarana edukasi dalam pengembangan proses  aktivitas olahrag pendakian gunung

5.      Media dasar untuk  pengembangan olahraga pendakian Gunung

6.      Meningkatan kwalitas nilai proses olahraga pendakian gunung


 

C.    Prinsip Penyusunan

1.      Mengutamakan Faktor Keselamatan

2.      Mempermudah proses kegiatan

3.      Berlaku universal dan objective

4.      Sadari atau tidak disadari maka dampaknya akan tetap berlaku

D.    Standar Persiapan Pendakian

1.      Standar Pengetahuan dan keterampilan mountaineering

a.       Memahami keterampilan manajmen perjalanan

b.      Memahami data informasi tentang gunung yang akan didaki

c.       Memiliki keterampilan IMPK dan Ilmu penafsiran

d.      Memiliki keterampilan penilaian resiko dari bahaya objecktive dan bahaya subjective

e.       Memahami dan memiliki keterampilan  survival dalam berbagai kondisi

f.        Memiliki keterampilan camp craft

 

2.      Standar Administrasi

a.       Memiliki ijin pendakian dari pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditempat beraktivitas dan sesuai dengan tujuan pendakian tersebut

b.      Mencantumkan nomor kontak orang terdekat (keluarga), teman, organisasi atau komunitas yang bisa dihubungi

c.       Mencantumkan rencana jadwal pelaksanaan (roundown) olahraga pendakian gunung yang akan dilaksanakan.

 

3.      Standar Fisik

a.       Melakukan proses latihan fisik sehingga memiliki ukuran kemampuan fisik  dengan kategori minimal baik sesuai dengan norma kebugaran jasmani atau kategori tertentu sesuai dengan tuntutan intensitas gerak yang lebih tinggi sampai pendakian dilaksanakan

b.      Memahami cara mengukur kondisi fisik salahsatunya melalui pola intensitas denyut nadi

 

4.      Standar Kesehatan

a.       Tidak memiliki riwayat penyakit yang berisiko dalam aktivitas tinggi

b.      Memiliki kondisi kesehatan yang baik (sehat) yang dibuktikan dari lembaga atau dokter resmi paling cepat  dua hari sebelum melakukan pendakian.

c.       Mempersiapkan obat-obatan pribadi atau alat kesehatan sesuai dengan kondisi pendaki dan sesuai dengan kemungkinan penyakit atau cedera  yang timbul dari pendakian gunung.

d.      Memiliki keterampilan penanganan PPGD dan jalur evakuasi

 

5.      Standar Etika lingkungan

a.       Memahami kearipan lokal

b.      Mengetahui aturan pendakian

 

6.      Standar Perlengkapan

a.       Mempersiapkan perlengkapan yang memadai dan layak fungsi.

 

7.      Standar Perbekalan

a.       Mempersiapkan kebutuhan nutrisi sesuai angka kebutuhan gizi dan mampu melakukan perhitungan kebutuhan kalori

 

E.     Standar Saat Pendakian

1.      Memahami dan memiliki keterampilan mengaplikasikan 6 poin Standar Pengetahuan dan keterampilan mountaineering

2.      Standar Administrasi

a.       Membawa identitas diri, dokumen surat ijin masuk kawasan konservasi atau surat ijin pendakian

3.      Standar Fisik

a.       Mampu mengukur kondisi fisik melalui pola intensitas denyut nadi

b.      Memulai pemanasan sebelum memulai perjalanan dan melakukan pendinginan setelah selesai perjalanan

4.      Standar Kesehatan

a.       Membawa  obat-obatan pribadi atau alat kesehatan sesuai dengan kondisi pendaki  dan sesuai dengan kemungkinan penyakit atau cedera  yang timbul.

b.      Mampu menjaga kondisi tubuh

 

5.      Standar Etika lingkungan

a.       Mentaati peraturan pendakian dan menghormati sesama pendaki gunung

b.      Menggunakan jalur yang telah disediakan

c.       Menggunakan sumberdaya alam seminimal mungkin dengan bijaksana tanpa merusak ekosistem

d.      Membawa turun kembali sampah yang ditimbulkan

e.       Menghormati adat istiadat masyarakat setempat

f.        Mengurangi penggunaan api dan pengaruhnya

g.      Tidak mencemari sumber air

6.      Standar Perlengkapan

a.       Memahami penggunaan dan fungsi perlengkapan yang dibawa

b.      Menginfentaris perlengkapan secara berkala

 

7.      Perbekalan

a.       Membawa perbekalan sesuai dengan kebutuhan kalori untuk aktivitas tinggi

 

F.     Standar Setelah Pendakian

1.      Membuat laporan kegiatan sebagaimana peruntukannya

2.      Melakukan aktifitas recovery

3.      Mempublikasikan laporan kegiatan dengan bijak

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

Asosiasi Olahraga Pendaki Gunung Indonesia

Bidang Pendidikan dan Penelitian


 

Literatur :

Abu Bakar, R. (2017). Manajemen Pendakian Gunung Indonesia , Persepsi Mendaki Gunung Masa Kini :Alfabeta

Catros.(2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia.[Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [17-09- 2014] [22:42]

Agustin,H. (2008). Panduan Teknis pendakian  Gunung. : Penerbit Andi

Ramdhan, A. (2011). Analisis Kebutuhan Yang Mandukung Keberhasilan Pendakian Gunung. Skripsi pada IKOR FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan

Rustandi (2009).Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Pendaki Gunung PAMOR dan Pendaki Gunung Bramatala. Skripsi sarjana pada FPOK UPI, Bandung: Tidak diterbitkan

Schurman, C. (2009).  The Outdoor Athlete.Amerika:Champaign.

 

0 comments:

Posting Komentar