Standar
Operasional Prosedure
Olahraga
Pendakian Gunung
Disusun
Oleh :
Asosiasi Olahraga Pendaki Gunung
Indonesia
Bidang Pendidikan, Rekreasi dan
Prestasi
A.
Latar Belakang
Olahraga
pendakian gunung adalah aktivitas gerak tubuh saat mendaki dan turun gunung
yang dilakukan secara sadar, sistematis, terukur dan terencana untuk
mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Saat ini olahraga pendakian
gunung sangat bekembang dan diminati oleh masyarakat, berbagai macam latar
belakang dan tujuan, hal ini berpengaruh
terhadap faktor sosial, pariwisata, ekonomi dan lain-lain sehingga mendorong
berbagai perkembangan dibidang ilmu dan teknologi, perlengkapan, perbekalan dan
cara-cara mendaki yang lebih efisien. Namun dengan demikian olahraga pendakian
gunung merupakan aktivitas gerak dengan
intensitas tinggi yang memiliki resiko tinggi bagi pelakunya dimana
terdapat bahaya objetive dan bahaya subjective yang menimbulkan kecelakaan saat
melakukan aktivitas pendakian maupun setelah melakukan aktivitas pendakian.
Terlepas
banyaknya bahaya objective Gunung dengan segala kondisinya merupakan anugrah
yang perlu dijaga sebagai elemen keseimbangan alam semesta, semakin sering
gunung didaki maka memiliki konsekwensi yang logis terhadap kondisi lingkungan.
berbagai bahaya objective merupakan hal yang perlu disikapi dengan
mempersiapkan sumberdaya manusia calon pendaki gunung yang siap dalam berbagai
kondisi, mapan dalam bertindak dan mampu mengatasi berbagai kemungkinan bahkan
dalam kondisi terburuk. Untuk mengimbangi hal tersebut AOPGI merancang sebuah Standar
Operasional Prosedure Olahraga Pendakian Gunung yang dapat digunakan untuk
mempermudah sistem pelaksanaan proses aktivitas tersebut yang disusun dari
berbagai literatur, pengalaman dan perkembangan.
B.
Tujuan
1. Meningkatakan
pengetahuan dan keterampilan pendaki gunung baik sebelum, saat dan sesudah
mendaki gunung
2. Meminimalisir
dampak negative dari aktivitas pendakian gunung
3. Mempermudah
proses dan assesment pelaksanaan olahraga pendakian gunung
4. Sarana
edukasi dalam pengembangan proses aktivitas olahrag pendakian gunung
5. Media
dasar untuk pengembangan olahraga
pendakian Gunung
6. Meningkatan
kwalitas nilai proses olahraga pendakian gunung
C.
Prinsip
Penyusunan
1. Mengutamakan
Faktor Keselamatan
2. Mempermudah
proses kegiatan
3. Berlaku
universal dan objective
4. Sadari
atau tidak disadari maka dampaknya akan tetap berlaku
D.
Standar Persiapan
Pendakian
1.
Standar Pengetahuan dan keterampilan
mountaineering
a.
Memahami keterampilan manajmen perjalanan
b.
Memahami data informasi tentang gunung
yang akan didaki
c.
Memiliki keterampilan IMPK dan Ilmu
penafsiran
d.
Memiliki keterampilan penilaian resiko
dari bahaya objecktive dan bahaya subjective
e.
Memahami dan memiliki keterampilan survival dalam berbagai kondisi
f.
Memiliki keterampilan camp craft
2.
Standar Administrasi
a.
Memiliki ijin pendakian dari pihak yang
berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditempat beraktivitas dan sesuai
dengan tujuan pendakian tersebut
b.
Mencantumkan nomor kontak orang terdekat
(keluarga), teman, organisasi atau komunitas yang bisa dihubungi
c.
Mencantumkan rencana jadwal pelaksanaan
(roundown) olahraga pendakian gunung yang akan dilaksanakan.
3.
Standar Fisik
a.
Melakukan proses latihan fisik sehingga memiliki
ukuran kemampuan fisik dengan kategori minimal
baik sesuai dengan norma kebugaran jasmani atau kategori tertentu sesuai dengan
tuntutan intensitas gerak yang lebih tinggi sampai pendakian dilaksanakan
b.
Memahami cara mengukur kondisi fisik salahsatunya
melalui pola intensitas denyut nadi
4.
Standar Kesehatan
a.
Tidak memiliki riwayat penyakit yang berisiko
dalam aktivitas tinggi
b.
Memiliki kondisi kesehatan yang baik
(sehat) yang dibuktikan dari lembaga atau dokter resmi paling cepat dua hari sebelum melakukan pendakian.
c.
Mempersiapkan obat-obatan pribadi atau
alat kesehatan sesuai dengan kondisi pendaki dan sesuai dengan kemungkinan
penyakit atau cedera yang timbul dari
pendakian gunung.
d.
Memiliki keterampilan penanganan PPGD dan
jalur evakuasi
5.
Standar Etika lingkungan
a.
Memahami kearipan lokal
b.
Mengetahui aturan pendakian
6.
Standar Perlengkapan
a.
Mempersiapkan perlengkapan yang memadai
dan layak fungsi.
7.
Standar Perbekalan
a.
Mempersiapkan kebutuhan nutrisi sesuai
angka kebutuhan gizi dan mampu melakukan perhitungan kebutuhan kalori
E.
Standar Saat
Pendakian
1.
Memahami dan memiliki keterampilan
mengaplikasikan 6 poin Standar Pengetahuan dan keterampilan mountaineering
2.
Standar Administrasi
a.
Membawa identitas diri, dokumen surat ijin
masuk kawasan konservasi atau surat ijin pendakian
3.
Standar Fisik
a.
Mampu mengukur kondisi fisik melalui pola
intensitas denyut nadi
b.
Memulai pemanasan sebelum memulai
perjalanan dan melakukan pendinginan setelah selesai perjalanan
4.
Standar Kesehatan
a.
Membawa
obat-obatan pribadi atau alat kesehatan sesuai dengan kondisi pendaki dan sesuai dengan kemungkinan penyakit atau
cedera yang timbul.
b.
Mampu menjaga kondisi tubuh
5.
Standar Etika lingkungan
a.
Mentaati peraturan pendakian dan
menghormati sesama pendaki gunung
b.
Menggunakan jalur yang telah disediakan
c.
Menggunakan sumberdaya alam seminimal
mungkin dengan bijaksana tanpa merusak ekosistem
d.
Membawa turun kembali sampah yang ditimbulkan
e.
Menghormati adat istiadat masyarakat
setempat
f.
Mengurangi penggunaan api dan pengaruhnya
g.
Tidak mencemari sumber air
6.
Standar Perlengkapan
a.
Memahami penggunaan dan fungsi
perlengkapan yang dibawa
b.
Menginfentaris perlengkapan secara berkala
7.
Perbekalan
a.
Membawa perbekalan sesuai dengan kebutuhan
kalori untuk aktivitas tinggi
F.
Standar Setelah
Pendakian
1.
Membuat laporan kegiatan sebagaimana
peruntukannya
2.
Melakukan aktifitas recovery
3.
Mempublikasikan laporan kegiatan dengan
bijak
Disusun Oleh :
Asosiasi Olahraga
Pendaki Gunung Indonesia
Bidang Pendidikan
dan Penelitian
Literatur :
Abu
Bakar, R. (2017). Manajemen Pendakian
Gunung Indonesia , Persepsi Mendaki Gunung Masa Kini :Alfabeta
Catros.(2007).
Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing
Di Indonesia.[Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [17-09-
2014]
[22:42]
Agustin,H. (2008).
Panduan Teknis pendakian Gunung. : Penerbit Andi
Ramdhan, A. (2011). Analisis Kebutuhan Yang Mandukung
Keberhasilan Pendakian Gunung. Skripsi pada IKOR FPOK UPI Bandung : tidak
diterbitkan
Rustandi
(2009).Perbandingan Tingkat Kebugaran
Jasmani Pendaki Gunung PAMOR dan Pendaki Gunung Bramatala. Skripsi sarjana
pada FPOK UPI, Bandung: Tidak diterbitkan
Schurman, C.
(2009). The Outdoor Athlete.Amerika:Champaign.
0 comments:
Posting Komentar