Sabtu, 16 Mei 2020


Assalammu'alaikum kakak-kakak semua.
  Perkenalkan nama saya Melani Putri Utami, disini saya menceritakan kembali pengalaman saya saat mengunjungi Artapela. Semoga kakak-kakak semua berkenan membaca cerita ini yaa. Oh iya, kakak-kakak semua bisa mengunjungi saya di:
   Instagram: @melani.putm
   Facebook: Melani Putri Utami
Selamat Membaca :)

Dibulan desember pada tahun 2018.. Saya bersama rombongan Ekskul dari sebuah Sekolah melakukan perjalanan ke Gunung Artapela. Sebenarnya.. perjalanan ke Artapela seharusnya tidak terjadi dibulan desember. Mengapa? Karena, mengingat bulan desember memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga resikonya pun cukup besar. Mmm.. sebelumnya, kami sempat ingin mendaki Artapela. Malahan.. kami sudah berangkat, namun.. disaat menuju Basecamp, angkutan umum yang kita tumpangi mogok, dikarenakan kelebihan muatan, dan juga mengingat jalur yang ditempuh untuk menuju basecamp cukup jauh dan memiliki jalur yang berkelak-kelok. Sehingga, kami harus membatalkan niatan kami untuk mendaki Artapela. Lalu kami berubah haluan menjadi Camping di salah satu curug yang lumayan dekat dengan Artapela. Yap! Biar tidak terlalu kecewa, kata Bapak pembina menghibur kami, karena niatan mendaki Artapela tidak jadi.
   Alhamdulillah, pada bulan Desember atas izin Allah, kami diperkenankan melihat, mensyukuri, menikmati salah satu keindahan yang Allah ciptakan.
   Pada saat itu, pagi-pagi sekali kami berkumpul. Setelah berbincang-bincang, lalu berdo'a agar diberi keselamatan, dan pada saat pulang nanti tidak ada yang kekurangan sedikitpun,  kami bergegas pergi menuju basecamp Artapela. Dengan belajar dari pengalaman dahulu.. tidak memaksa muatan lebih dari kapasitas yang sudah ditentukan hihi.  
   Sepanjang perjalanan, kami bernyanyi, bersenda gurau, menikmati angin yang menyelinap masuk lewat celah jendela.. Ternyata.. waktu tak terasa cepat berlalu, kamipun sampai dibasecamp Artapela. Setelah mengurus segala keperluan administrasi dan beristirahat sejenak. Kamipun langsung bergegas mendaki Gunung Artapela, yippi!
   Sepanjang perjalanan, sangat menyenangkan! meskipun dengkul terasa pegal-pegal hihii :). Kamipun terus berjalan, langit yang awalnya cerah sekejap berubah menjadi kelabu. Lalu tetes demi tetes air langit mulai menyentuh kulit kami. Tidak deras memang, tapi cukup membuat kami was-was. Karena, perjalanan masih jauh, ditakutkan akan turun hujan besar sebelum kami tiba ditempat perisitirahatan yang telah ditentukan. Dengan bersegera kamipun melanjutkan perjalanan kembali.
   Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya kami sampai dipunggung Gunung Artapela. Lega rasanya, meskipun tetesan air langit mengiringi perjalanan kami sedari tadi. Namun.. kelegaan itu tak berlangsung lama, saat baru berjalan sekiranya dua meter dipunggung Gunung, tiba-tiba hujan dengan derasnya mengguyur kami. Dengan kondisi hujan deras, dingin, berkabut, dan tanah licin, seolah-olah semesta sedang menguji kami, ingin melihat sejauh mana kami berjuang. Dengan kondisi yang cukup menyulitkan, kami tetap melanjutkan perjalanan dengan sedikit demi sedikit, kekompakan tim disini sangat amat diuji. Disini, saya melihat sebuah arti dari saling melindungi satu sama lain, saling bahu membahu menolong oranglain. Dengan berjalan perlahan namun pasti, akhirnya kita sampai dipuncak, terharu :')
   Namun, bukan berarti perjuangan kita berhenti sampai disini. Masalah silih berganti, dimulai dari hampir semua anggota tim bajunya basah, segala isi perlengkapan yang berada didalam tas basah semua akibat sedari tadi kehujanan terus menerus💔 "tidak memakai jas hujankah/tidak memakai raincoverkah?" Kita pakai, namun yaa akibat kehujanan sedari tadi, menyebabkan semuanya merembes. Dan akibat kurangnya pengetahuan kita terhadap cara packing yang baik dan benar:) meski begitu.. kami tetap bahagia, dan melanjutkan aktivitas seperti bermain-main, ngopi, dan masih banyak lagi!
   Sorenya, setelah melaksanakan sholat.. ternyata cuaca berkabut. Tak terlihat warna langit sore yang sangat cantik. Sedikit kecewa, namun masih berharap esoknya dipagi hari bisa menyaksikan matahari terbit yang sangat didambakan kecantikannya. Malamnya, setelah melaksanakan sholat, kami keluar tenda untuk melihat pemandangan langit malam. Langit amat cerah. Rembulan sangat terang, cantik sekali malam itu. Kerlap-kerlip lampu ibu kota menghiasi pandangan kami. Dan, kami melihat kembang api yang dilepaskan dari bawah, ternyata apabila dilihat dari atas, kembang api tidak sebesar dan setinggi apa yang dibayangkan pada saat meledak hahaha, ternyata ia sangat kecil. Kami mulai masuk tenda, karena diluar udara sudah sangat dingin. Didalam tenda, kami berbincang-bincang, membahas ini itu dan lain-lain! Selanjutnya kami pergi tertidur, menjemput dunia mimpi masing-masing.
   Tidur-bangun-tidur-bangun, begitu saja. Selalu terbangun akibat dinginnya hawa Artapela. Dan sampai sekarang selalu merindu hawa dinginnya Artapela! Rindu! Sekitar pukul lima shubuh dengan cuaca berkabut, kami menjalankan sholat shubuh dengan bertayamum. Lalu, mulai memasak mie instan sebagai pengganjal perut, atau sekadar ngopi-ngopi melepas kantuk, sembari menunggu mentari terbit. Namun, yang ditunggu-tunggu, tak kunjung menampakkan dirinya. Sampai pukul delapan pagi pun ia tak nampak. Ternyata, sang mentari tertutup oleh kabut. Sedih, tapi tak apa.. semoga lain waktu bisa berkunjung kembali ke Artapela menyaksikan mentari terbit.
    Sekitar pukul sembilan pagi, kami berkemas menyiapkan diri untuk pergi pulang. Setelah dirasa lingkungan yang kami gunakan sudah bersih kembali.. kami langsung berdo'a, meminta perjalanan pulang kali ini berjalan lancar, setelah itu.. tak ingin menunda waktu lama, kami bergegas pergi.
   Karena dalam setiap perjalanan saya selalu memilih menjadi anggota terbelakang bersama teman-teman yang lain, para alumni atau bapak pembina, perjalanan berangsung lama tapi menyenangkan! Diperjalanan kami mengobrol, bernyanyi, tertawa, menertawakan salah satu dari kami yang terpeleset karena jalurnya yang licin, dan masih banyak lagi!
   Pada saat berada di dibawah punggung gunung, ternyata.. kabut hanya menutupi puncak Artapela nya saja. Dan daerah lainnya cerah, teramat cerah malah. Kaget:" melihat pemandangan yang baru dilihat pertama kali. Dan juga.. ternyata pemandangan disekitar dan hamparan kebun warga menambah keindahan pemandangan itu. Huu kagum! MasyaAllah.. Setelah puas mengagumi dan mengabadikan momen itu, kami melanjutkan perjalanan kembali. Cukup buru-buru karena kami sudah tertinggal cukup jauh.
   Akhirnya.. sampai juga dibasecamp. Disana, kami berisitirahat, memakan-makanan ringan selagi menunggu angkutan yang menjemput kami pulang datang. Tak butuh waktu lama, mobil yang menjemput datang. Kami segera bergegas, karena sudah tidak kuat menahan aroma badan yang penuh dengan keringat. Sepanjang perjalanan.. rasanya masih tak menyangka akhirnya bisa berkunjung Artapela. Senang! Semoga lain waktu bisa berkunjung lagi. Sampai bertemu lagi, Artapela!


Sekian cerita ini dari saya. Saya harap kakak-kakak semua bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Semoga, semua bisa mengambil sisi positif dari cerita ini untuk diamalkan, dan sisi negatif untuk diperbaiki, dan dijadikan pelajaran juga yaa..
Mohon maaf apabila banyak kata yang kurang berkenan. Terimakasih!
Wassalammu'alaikum, Salam lestari!

0 comments:

Posting Komentar