Sebelum kita
berkegiatan di alam terbuka ; baik sekedar rekreasi, mendaki gunung, berkemah
(camping), memasuki kawasan lindung atau sekedar jalan-jalan alangkah lebih
baik untuk mempelajari dahulu aturan, tips atau pedoman tentang bagaimana untuk
meminimalkan dampak / pengaruh rekreasi dan atau kegiatan di lokasi yang akan
kita kunjungi / masuki.
a. Rencanakan dan Persiapkan
-
Rencanakan dengan
matang perjalanan yang akan kita lakukan
-
Ketahui terlebih dahulu
aturan dan peringatan khusus lokasi / objek yang akan kita kunjungi
-
Kunjungi lokasi / objek
dalam jumlah kecil
-
Jauhi kunjungan ke
lokasi / objek yang kita sukai saat / selama kunjungan penuh (ex. Saat liburan,
dll)
-
Hindari kegiatan yang
dapat mengancam populasi hewan dan tumbuhan atau yang berpotensi merusak alam
dan lingkungan
-
Rencanakan, tumbuhkan
dan praktekan rasa tanggung jawab kita dalam menjaga dan memelihara kelestarian
alam dan limgkungan
-
Pilih / pakai pakaian
b.
Berkemah dan Berjalan Pada Permukaan yang Kokoh
1)
Diperjalanan
-
Tetap pada jalur dan
jalan beriringan
-
Jangan membuat jalan
pintas
-
Pilih jalan / rute yang
sedikit mungkin tidak menginjak vegetasi
-
Saat melakukan
perjalanan “cross country” pilih permukaan jalan yang ada dan paling kokoh,
seperti batu, kerikil (koral), dan rumput kering
-
Gunakan peta, kompas
atau GPS untuk menghindarkan / tidak membuat patok / tanda dari batu,
mematahkan dahan pohon, memotong batang pohon atau memasang pita/tali
raffia/tali pengenal (string line).
-
Tetap pada jalur saat
berjalan turun bukit dan bicara ketika berpapasan / berjumpa dengan orang lain.
2)
Diperkemahan
-
Pilih lokasi / tempat
yang sudah ada atau tempat yang telah ditentukan yang tidak akan rusak akibat
kedatangan kita.
-
Hindari berkemah dalam
kelompok yang besar di daerah yang sempit.
-
Pelihara kelompok dalam
jumlah kecil, idealnya kurang dari 6 orang dan tidak lebih dari 12 orang.
-
Cari tempat / lokasi
kemah (camping) yang baik dan telah tersedia, jangan membuat lokasi yang baru.
Jika tidak perlu jangan merubah tempat berkemah (camping).
-
Membatasi kegiatan di
lokasi dimana vegetasinya padat.
-
Gunakanlah tenda yang
tidak perlu menggali lubang dan tidak diperkenankan menggali lubang di
sekeliling tenda anda.
-
Pelihara kebersihan
kemah, simpan makanan di atas pohon.
-
Periksa dan bersihkan
lokasi kemah (camping) atau tempat bermain anda dari semua sampah.
-
Berkemah sejauh mungkin
dari jalur satwa dan jangan memberi makanan untuk satwa liar.
-
Manfaatkan sedapat
mungkin pohon-pohon yang ditebang oleh alam, seperti pohon-pohon yang dirobohkan
oleh angina atau oleh sebab-sebab alam lainnya.
-
Tidak menebang pohon
kayu untuk keperluan yang tidak jelas.
-
Hemat penggunaan kayu
bakar dan sedapat mungkin membuat api unggun hanya dengan ranting kayu saja.
-
Coba swadaya penggunaan
energi dan jangan menghabiskan sumber daya alam.
-
Membiasakan diri untuk
selalu memastikan bekas api unggun agar benar-benar padam.
-
Tidak membuang puntung
rokok sembarangan, terutama yang masih menyala.
-
Membersihkan / tidak
meninggalkan bahan yang tidak dapat / tidak mudah hancur oleh alam sendiri.
-
Tidak mengotori sungai
yang merupakan sumber air bagi rakyat dan binatang dalam hutan.
-
Untuk mandi atau
mencuci, bawa air sejauh 20 meter dari sumber air dan gunakan sabun / deterjen
yang dapat diurai.
-
Jauhi sumber pencemaran
(polutan), bahan pencemar dari sumber dengan cara berkemah (camping) 200 meter
dari mata air, danau, sungai dan kumbangan air.
c. Masukkan Kembali Apa
yang Telah Dikeluarkan
-
Masukkan apa yang telah
anda bawa ke lokasi / objek wisata, seprti sampah dan bahan-bahan lainnya yang
kita bawa ke lokasi.
-
Masukkan sampah anda
dan yang lain sebelum anda meninggalkan tempat tersebut dan alamikan kembali
tempat / lokasinya.
-
Kemasi, bawa dan
bersihkan semua makanan yang tumpah.
-
Bungkus kembali makanan
bekas (sisa) dan buang ketempat sampah yang tersedia didalam kawasan atau di
luar kawasan (jika tidak ada).
-
Lindungi satwa liar dan
makanan anda dengan cara menyimpannya di tempat aman.
d. Sebaiknya Atur Apa
yang Tidak Dapat Anda Bawa / Masukkan
-
Jika buang air besar,
buat lubang sebesar 6-8 inci dengan jarak lebih dari 200 meter dari sumber air,
sungai, danau, jalan setapak dan tenda. Setelah selesai selanjutnya kubur
dengan tanah dan tutup dengan bahan-bahan alami (dialamikan).
-
Untuk membersihkannya
gunakan tissue gulung atau bilas dengan air.
e. Tinggalkan Apa Yang
Anda Temukan di Alam
-
Perlakukan adapt kita
dan warisan alam dengan cara menghormatinya.
-
Tidak memburu
satwa/tanaman yang dilindungi dan lambat populasinya.
-
Jangan mengambil hewan,
bunga, pohon, kerang, karang, fosil, batu, telur atau benda-benda lain tanpa
ijin. Ambilah gambar sebagai kenang-kenangan.
-
Biarkan suara alam yang
terdengar, jangan bicara keras atau membuat kegaduhan.
-
Bicara halus, sadar
akan pengaruh anda terhadap yang lain, fikirkan mengenai gangguan suara.
-
Memasukkan hewan /
tanaman asing apakah itu sengaja maupun tidak ke lokasi, dapat membahayakan
keseimbangan ekologis daerah tersebut.
-
Jangan membangun
struktur, peralatan atau menggali tanah.
f.
Kurangi Penggunaan Api dan Pengaruhnya
-
Api unggun dapat menyebabkan
dampak dalam jangka panjang pada objek/kawasan, khususnya jika lingkaran api
dari batu tidak dihilangkan. Juga hati-hati terhadap bara api yang keluar dari
lingkaran api dan mengenai vegetasi yang dapat menyebabkan kebakaran.
-
Selalu bawa peralatan
masak yang ringan dan ringkas serta aman.
-
Jika api ungun
diijinkan, gunakan lingkaran api yang telah ada dan hindari pembuatan lingkaran
api baru.
-
Jika anda terpaksa
membuat lingkaran api baru, sebelum anda meninggalkan tempat tersebut alamikan
kembali lingkaran api tersebut agar tidak dipakai oleh orang lain dan
menghindari bertambahnya titik lingkaran api.
-
Padamkan api unggun
secepatnya.
-
Pindahkan dan kemasi
semua kayu baker sisa dari lingkaran api dan padamkan dengan air, pasir atau
debu menutupi selebar lingkaran api.
-
Gunakan lampu dari
lilin sebagai alternative agar tidak membuat api unggun.
2.
Pedoman - Pedoman Kesadaran Lingkungan Bagi
Para Pengamat Satwa Liar Dan Fotografer
-
Pelajari perilaku satwa
liar dan jangan buru-buru ingin mendekati.
-
Amati satwa liar dari
jarak yang aman, tetap pada jarak tersebut. Semua satwa liar memiliki jarak
untuk melarikan diri, yaitu mereka akan membiarkan anda mendekat sampai jarak
tertentu sebelum mereka melarikan diri. Pengamat sebaiknya tidak melebihi jarak
tersebut.
-
Gunakan lensa tele.
Semakin baik apabila menggunakan tele yang panjang.
-
Hindari penggunaan
blitz terhadap sebagian besar mamalia.
-
Jangan mengumpan satwa
liar dengan makanan.
-
Dekati satwa secara
perlahan dan tidak rebut. Hindari pergerakan yang tiba-tiba. Jangan lupa untuk
kembali melalui jalur yang sama.
-
Pada umumnya satwa liar
yang merasa terganggu aktivitasnya, seperti makan, akan mulai melihat kea rah
kita dan mengambil ancang-ancang untuk menyerang atau kabur.
-
Kadang-kadang kita
mungkin harus merangkak di tanah atau berjalan sambil menekuk lutut.
-
Sebelum kita berbuat
sesuatu, pelajari konsekuensinya apabila terlalu dekat. Jika kita terlalu
dekat, ingat bahwa anda bisa bertanggung jawab atas hilangnya atau matinya
satwa muda.
-
Gangguan dapat
menyebabkan satwa liar memaksa untuk mengeluarkan energi yang berlebihan.
-
Jangan menakut-nakuti
burung-burung atau satwa lainnya yang bersarang dan menyentuhnya.
-
Jika sarang burung
terkena cahaya atau tersiram, maka anak burung maupun telur-telur yang ada bisa
mati karena kepanasan atau kedinginan, predator akan memakan anak burung dan
telur tersebut, sehingga sarang bisa ditinggalkan begitu saja.
-
Tetap pada batas
sekumpulan satwa liar, jangan mengelilingi suatu kelompok.
-
Jangan pernah berada
diantara induk satwa dengan anak-anaknya.
-
Jangan menyendiri dari
kelompok anda. Jangan memotong jalur-jalur satwa tersebut.
-
Jangan coba-coba
menyentuh satwa liar.
-
Jangan memberi makanan
satwa liar, terlebih memberi makan dengan tangan langsung.
-
Pada umumnya akan
berbahaya untuk menakut-nakuti, mengejar, mengganggu, menangkap atau mencoba
untuk menjual satwa liar atau hasil-hasil sampingan dari organisme hidup
manapun.
-
Jangan mendorong
perdagangan gelap dengan cara membeli produk-produk yang dibuat dari
spesies-spesies yang terancam.
-
Pelajari aturan-aturan
yang membolehkan perdagangan dan penjualan spesies tumbuhan maupun satwa liar.
Sumber : Manajemen Pendakian Gunung Indonesia
0 comments:
Posting Komentar