Rabu, 20 Mei 2020

Catper Artapelaku



          Hai temen-temen! Apa kabar semuanya? Gimana nih quarantine nya? Pasti udah kenyang banget ya hehe. Di situasi pandemi seperti sekarang ini pasti sering ngerasa bosen. Kenapa saya bilang begitu? Karena itulah yang saya rasakan saat ini. Awalnya sih gi main Instagram. Pas saya refresh, ada kiriman terbaru dari Official Artapela. Dan pas saya liat kirimannya, ternyata ada give away gitu. Dan pas saya baca give away nya yaitu "Daptkan 5 buku Manajemen Pendakian, untuk 5 orang yang bikin Cerpen/Carper (catatan perjalanan) ketika mendaki ke Gunung Artapela. Untuk cerpen terbaik akan mendapatkan free buku manajemen pendakian gunung".
Dari awal baca, saya udah tertarik banget. Pertama, hobi aku emang nulis. Kaya cerpen, puisi, dan karangan lainnya. Kedua, pas liat give away itu emang langsung tertarik aja, apalagi liat hadiahnya. Buku Manajemen Pendakian, ga menarik gimana coba. Disitu saya langsung berniat untuk ikut give away itu. Emang kebetulan juga saya pernah muncak ke Gunung Artapela.
    Saya mulai cerita dari awal perencanaan. Jadi, waktu smp pas disekolah saya diajak  teman untuk mendaki ke Gunung Artapela. Awalnya pas denger, kurang tertarik. Pertama, karena emang saya belum pernah muncak jadi kaya kurang tertarik aja. Kedua, saya gak berani aja minta izin ke orang tua buat pergi muncak kaya gitu.
Setelah itu, saya pulang ke rumah. Terus saya mengingat obrolan tadi di sekolah. Dan saya penasaran tentang Gunung Artapela. Saya langsung cari tau ke google. Saya langsung liat "images". Pas liat wahhh keren banget. Gak sampe disitu, Saya juga mencari tau ke instagram. Dan search "Artapela". Dan yang keluar Official Artapela. Pas saya liat-liat, tambah ngerasa tertarik aja gitu. Setalah itu saya menyudahi untuk stalker Artapela karena sudah larut malam wkwk.
    Hari-hari berlalu. Dan waktu di sekolah, saya dan teman-teman kembali membahas tentang perencanaan muncak itu. Dan saya semakin tertarik karena teman-teman yang lain juga ikut. Tapi saya berpikir keras bagaimana mendapatkan izin dari kedua orang tua.
Setelah pulang sekolah, saat di ruang keluarga kakak ku berbicara bahwa ia meminta izin untuk mendaki ke Gunung Ciremai. Orang tua pun menanyakan banyak hal kepadanya. Dari mulai apakah fisik kamu sudah kuat untuk mendaki kesana? Dan ia pun menjawab "siap". Karena memang kebetulan kakak ku memang suka mendaki. Lalu ayahku bertanya lagi "dengan siapa kamu akan kesana","siapa saja?","perempuannya banyak atau tidak"dan banyak pertanyaan lainnya. Saat itujuga, setelah kakak ku selesai bicara, aku meminta izin untuk mendaki ke Gunung Artapela. Aku menjelaskan secara detail. Namun orang tua ku belum memberikan jawaban pasti apakah membolehkan atau tidak.
Banyak cara yang saya lakukan untuk meyakinkan kedua orang tua ku. Salah satunya dengan membawa teman ke rumah untuk menjelaskan juga kepada orang tua ku. Tidak hanya sampai disitu, saya juga dibantu oleh kakak kelas dalam meyakinkan orang tua ku. Dan menunjukkan bahwa kakak kelasku menjadi penanggung jawab.
Dalam menjelaskan kepada kedua orang tua, saya tidak sedikitpun menyertakan perkataan dusta. Karena yang saya takutkan selain mendapat dosa adalah aku takut terjadi hal yang tidak diinginkan saat mendaki nanti.
     Waktu terus berjalan, sampai tiba waktu dimana orang tua ku memperbolehkan untuk mendaki ke Gunung Artapela. Senang sekali rasanya. Karena ini pertama kali saya mendaki. Saya membayangkan betapa bahagianya saya saat nanti mendaki bersama teman-temanku.
Satu hari sebelum pemberangkatan, saya melakukan “packing” untuk menyiapkan semuanya yang dibantu oleh kakak ku. Kebetulan waktu pemberangkatan kita sama, hanya beda tujuan. Saat malam hari ketika saya hendak tidur, saya “memikirkan gimana sih rasanya muncak”. Dan esoknya saya merasakan hal itu karena sudah tiba  saatnya untuk Aku mendaki ke Gunung Artapela.
      Ya, tanggal 22 Agustus pun tiba, saya berangkat ke tempat kumpul pukul 11.00 yang tepatnya di Pendopo kecamatan Banjaran. Semua telah ada disana. Sebelum pemberangkatan, Kita mengecek dulu barang bawaan agar tidak ada yang tertinggal. Lalu setelah adzan dzuhur berkumandang, kita sholat berjamaah di Mesjid Alun-Alun Banjaran. Pukul 14.00, kita memulai pemberangkatan dengan mengggunakan angkutan umum yang kita sewa. Sebelum memulai perjalanan, Kita melaksanakan do'a bersama agar dilancarkan serta tetap ada dalam lindungan Allah S.W.T. Dari awal perjalanan, rasa senang dalam hati sudah tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Di dalam mobil kita bercanda tawa hingga raut wajah bahagia terpancar dari setiap kita. Waktu berlalu begitu cepat, sampailah kita di tempat pemberhentian angkutan umum. Kita diantar sampe situ. Kita mulai turun dan menurunkan seluruh barang bawaan. Lalu kita mulai menuju Pos awal. Tempat dimana saya dan kawan-kawan menemukan banyak orang yang akan mendaki juga. Sebelum mulai mendaki, Kita mengbrol banyak Hal lalu melaksanakan do'a bersama sebelum pemberangkatan. Waktu terus berjalan, tibalah saatnya kita memulai Pendakian. Awal-awal memang belum terasa lelah, tapi semakin lama rasa lelah pun menghampiri. Tapi memang terasa sangat menyenangkan. Berjalan bersama teman-teman sembari mengobrol Hingga bernyanyi. Di perjalanan, kita berhenti beberapa kali. Namun, teman laki-laki saya Tidak merasa kesal ataupun marah karena banyak berhenti. Karena mereka sudah Tau apa resiko membawa perempuan mendaki. Ya, itu. Perjalanan terus saya nikmati. Lalu sampailah disuatu tempat yang datar. Disana kita istirahat sambil melaksanakan sholat ashar. Sambil minum Dan bersantai beberap saat. Lalu setelah semua selesai, Kita melanjutkan perjalanan. Hari mulai memasuki malam, matahari semakin terbenam, hujan pun turun. Di perjalanan Kita mendapat tantangan berupa hujan. Jalan menjadi licin, sehingga kita sedikit kesulitan. Apalagi saya sebagai perempuan dan Kali pertama muncak, saat hujan turun, saya merasa sedih dan takut. Takut terjadi apa,-apa karena kondisi yang licin dan lain sebagainya.
       Malam semakin menghampiri, fisik sudah mulai melemah. Kondisi hujan membuat badan menjadi sangat dingin, ditambah cuaca yang memang sedang dingin. Ditengah perjalanan saya merasa pusing, awalnya saya tidak pedulikan. Tapi semakin kesini, semakin pusing. Saya berbicara kepada teman, Dan teman berbicara kepada Kaka kelas. Darisitu, tas Saya langsung dibawakan oleh teman laki-laki saya. Lalu Saya berjalan didampingi oleh teman-teman. Disitu saya merasa terharu. Karena terasa bagaimana sahabat yang benar benar sahabat. Kebetulan waktu mendaki, Saya sedang ada pertikaian dengan salah satu teman laki-laki saya, sebut saja dia Akya. Tapi sewaktu mendaki, saat saya hendak berdiri ketika akan melanjutkan perjalanan, Akya menyalurkan  tangannya untuk membantu Saya bangun. Disitu saya merasa terharu. Disitu Kita kembali baik seperti biasa. Perjalanan dilanjtutkan, namun Kita dibagi menjadi 3 Tim. 1 Tim mendahului melanjutkan perjalanan agar bisa mendidikan tenda.
Perjalanan terus berlanjut, Saya terus menerus bertanya “masih jauh?” Pasti jawabannya selalu “sebentr lagi sampe”. Padahal masih jauh. Terus begitu sampai akhirnya sampai. Dan saya melihat tenda sudah terpasang kokoh. Lalu kita melaksanakan sholat maghrib dan isya yang di jama'. Setelah itu Kita membereskan barang barang untuk dimasukan ke tenda. Lakilaki  Dan perempuan dengan tenda terpisah. Setelah itu, Kita mengobrol betapa asyiknya selama perjalanan mendaki. Kita menghabiskan cemilan cemilan yang Ada. Sembari laki-laki memainkan gitar, Dan Kita bernyanyi bersama. Ditengah suasana malam diatas gunung. Betapa menyenangkannya. Dan seketika Saya melihat sekeliling, Saya takjub! Ternyata bumi Indonesia memang indah. Saya terharu melihat keindahannya. Setelah malam semakin larut kita pun tertidur. Ditemani dinginnya malam.
        Tak terasa, malam berlalu. Saat bangun, Kita langsung melaksanakan sholat subuh. Dan siap siap untuk melihat sunrise. Sayang sekali, Kita melewatkan suasana itu. Lalu Kita berfoto bersama. Dan sayangnya tidak terlihat samudra awan. Tapi tak apa, tetap menakjubkan bagi Saya. Lalu setelah itu kami bersiap until pulang. Kami mulai berkemas. Dan setelah semua siap, lalu ada akang-akang yang menghampiri dan berucap kepada teman saya “kang, hayu foto bareng dulu”. Kita berfoto bersama banyak pendaki yang kebetulan berbarengan dengan kita. Saya merasa senang sekali. Dari mulai perjalanan sampai akhir perjalanan. Saya merasa bangga dengan bumi Indonesia yang sangat indah. Di Alam, berbagai masalah bisa terlupakan. Di Alam, bisingnya kota bisa terlupakan. Terimakasih Artapela, kenangan indahmu Akan selalu terkenang indah. Semoga lain waktu saya bisa kembali.














-Cerpen By : Ghefira Salma Tsurayya
       @ghefirasall_
                      +62822-1677-8451
  

0 comments:

Posting Komentar