Kamis, 14 Mei 2020

Artapela dan Kamu


                                                  

 Kita asing yang tidak akan usang
      Dia bukan dilan mu, dia bukan Nathan mu, bukan juga roman mu dia Bagas ku. Ini cerita tentang ku, tentang aku yang hanya bisa menyapa nya lewat kata dan menjumpainya lewat do'a.
Kala itu 27 Juli 2019
Jika kalian beranggapan tentang itu tanggal jadian kalian salah kawan itu tanggal yang paling mengecewakan bagi kami (kopasjat). Eh iya Hampir lupa mengenalkan kopasjat pada dunia kenalkan kawan kami, atau saya dan teman teman saya. kami bukan komunitas bukan juga organisasi kami hanya manusia yang tidak sengaja di pertemukan tuhan melalui jalur alam kalian pasti heran apasih kopasjat? Ketika kalian mendengar kata kopasjat di benak kalian pasti terngiang-ngiang kata Kopasus memang awal mula saya mendengar kata kopasjat saya heran wah Kopasjat itu apa baru dengar. Mereka yang mendengar saya bertanya pada diri saya sendiri mereka malah tertawa sambil berkata "masih keneh mikiran arti kata kopasjat? Haha" ujar Alfi kawan. dengan refleknya sontak saya garuk kepala yang tidak gatal sambil terheran heran. Setelah beberapa lama kemudian semakin saya sering bermain, muncak bareng, ngopi bareng, semakin saya kenal kepribadian mereka dan arti kata kopasjat sebuah arti yang selama ini saya tidak sangka ternyata arti kopasjat adalah KOMANDO PASUKAN HAJAT atau yang sering di ucapin atau di dengar oleh orang Sunda adalah UHA (unggal hajat Aya). Haha Lucu bukan? pas saya tau arti kata kopasjat saya tidak berhentinya ketawa yang ada di pikiran saya hanyalah apa sih kaitan muncak sama hajatan sungguh nama kelompok paling absurd. Di kopasjat tentunya bukan hanya saya dan Alfi di kopasjat juga ada luthfi, Ahmad, sandi, dani, Bagas, herul, dan ulum dengan watak, karakter, hobi dan keinginan yang berbeda namun alam telah berhasil membuat kami lebih mengerti memahami dan toleransi akan perbedaan.
Namun seringkali ego dan keinginan kami yang tak sejalan. Tapi tuhan maha baik tuhan seringkali memberi kita jalan, jalan keluar untuk menghentikan pertikaian dan memberi kepastian akan harapan yang amat besar akan perdamaian.
       Saya wanita satu satunya di kopasjat banyak yang beranggapan saya wanita gabaik, saya murahan, saya bla bla bal mereka yang mengoceh seperti itu belum ngerasain aja di perlakukan seperti ratu dan dijaga seperti berlian hehe. sedikit curhat mengenai kepribadian saya dari kecil dulu saya memang agak tomboy, senang melakukan permainan laki laki, banyak bermain dengan laki kali tapi saya bisa menempatkan ketomboyan saya dan orang tua saya juga paham akan ketomboyan saya. Tapi sering kali saya mengeluh dengan keadaan ocehan mereka tentang saya bahkan saya sempat berpikir untuk tidak lagi bersama kopasjat tapi saya berpikir terus berpikir hingga saya suatu pemikiran kenapa saya harus meninggalkan mereka yang menyayangiku. Terimakasih kopasjat kalian alasan saya untuk tetap menjadi diri saya sendiri.
Singkat cerita kala itu tanggal 27juli 2019 kenapa sih tanggal tersebut menjadi tanggal paling mengecewakan bagi kami. bagai mana kami tidak kecewa tanggal tersebut telah kami sepakati kami akan meneruskan kebiasaan kami menyusuri belantara. Kami telah packing, semua telah kami persiapkan makanan budget juga kondisi badan tapi kala itu ada suatu hal yang membuat kami mundur dan meredakan ego. Mana bisa kami egois akan pilihan kami berangkat tapi tidak lengkap atau mengundur jadwal?. Di grup WhatsApp kami bertanya tanya kenapa kotiba tiba gini? Ternyata satu diantara kami tidak bisa ikut ada suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan. Setelah kami mengetahui alasan kami pun memutuskan untuk mengundur jadwal tapi sialnya Luthfi dari tadi tidak membuka WhatsApp dia tidak tahu bahwasanya muncak akan di undur saya curiga Luthfi sedang bergegas menuju rumah saya. Rumah saya dijadikan tempat bertemunya atau berkumpulnya kami.
Tidak lama setelah itu ibu saya memanggil saya katanya ada Luthfi di luar saya menemui nya dan bilang "ji buka WA gera tapi ulah kecewa nya dan piraku urang indit Batur henteu" ucap saya sambil menepuk nepuk pundaknya. " Heeuh mut Bae lah teunanaon" ujarnya sambil tersenyum. Saya kira dia kerumaha saya sendiri tapi ternyata dia bawa temennya dia berkata "tapi euy mut haji kadieu mawa babaturan" saya heran dia bawa temen tapi mana gak ada dan ternyata temennya memarkirkan motornya terlebih dahulu "mana ji euweh" ujar ku dengan wajah penasaran ku tak lama dari ucapan ku yang barusan datanglah temennya tersebut bola mata saya terhenti ketika saya melihatnya dengan refleks saya berkata "ji ieu babaturan teh Naha jiga Bowo tiktok" Luthfi dan dia (temennya Luthfi) pun tertawa melihat keabsurdan saya. "Kenal keun mut ieu Bagas babaturan haji" ujar Luthfi "oh Bagas, Bagas Abi Mutia rerencangan sihaji oge sami" kata ku.
Setelah perkenalan dan berbincang bincang sebentar antara saya Luthfi dan Bagas saya pun langsung menghubungi Alfi untuk segera kerumah saya dan saya bilang ada Luthfi di rumah. Tidak lama setelah itu pun Alfi langsung kerumah saya berbincang bincang mengenai masalah muncak bagaimana tidak apa-apa apabila diundur tapi kami packing kami pun berdiskusi, bertukar pendapat dan akhirnya kami menemukan solus i kami bicara baik baik di grup dan disetujui oleh semua bahwa muncak akan tetap jadi tapi besok tanggal 28 nya memang kami sedikit tidak enak, sungguh tidak solidaritasnya kami tapi kami tidak Setega itu. Sandi bersikukuh meminta kami untuk melanjutkan rencana kami muncak ke artapela. Dia kata dia akan sangat tidak enak jiga kami membatalkan rencana kami karna sandi tidak bisa ikut.
Setelah obrolan panjang di grup kami pun memutuskan untuk tetap berangkat esoknya. Dan Luthfi pun memutuskan untuk bermalam di rumah Alfi tapi Bagas dia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu tapi besok dia akan kesini lagi mendengar Bagas pulang entah kenapa hati saya seakan takut dia besok tidak kesini lagi padahal saya baru mengenalnya.
Keesokan harinya semua kopasjat kecuali sandi datang ke rumah saya jujur sih saat itu saya sedih yang pertama sedih karena sandi tidak ikut dan yang kedua jujur saya tidak bisa membohongi perasaan saya saya sedih karena Bagas tak kunjung datang saya cemas saya takut dia tidak bisa ikut seperti sandi. Tapi kesediah saya berhenti sampai disitu seseorang yang saya cemaskan akhirnya datang dan saya langsung menghampiri bagas. Semua pandangan teman saya langsung tertuju kepada saya dalam pikiran mereka mungkin kenapa nih anak tadi cemas sekali sekarang semangat sekali. "Jigana moal solo deui yeuhh" sindiran Ahmad mendengar sindirannya sayapun salah tingkah di depan bagas.
Waktu menunjukkan pukul 14:30
"Kumha rek indit iraha?" Ujar ulum "ke kagok ashar" kata Luthfi memang setelah Ashar adalah waktu langganan kami berangkat. Adzan ashar berkumandang kami pun shalat bergantian setelah kami shalat kamipun berdoa agar Tuhan selalu melindungi kami setelah semua selesai shalat kami pun berangkat menuju cirawa menggunakan angkutan umum ya walaupun dari kami ada beberapa yang membawa motor tapi kami mengutamakan keselamatan.
Sesampainya kami di cirawa kamipun ke pos dan langsung melakukan registrasi setelah selesai kami pun memutuskan untuk langsung star tracking agar tidak terlalu malam karna kami jalannya santai sambil bercanda dan seru lah pokoknya.
 tracking yang sekarang merasa ada yang berbeda entah itu tentang ketidakhadiran sandi atau keberadaan nya bagas, atau tentang perasaan, dan hati yang sebenatar lagi akan berlabuh yah entahlah yang jelas pada saat itu saya merasa menjadi orang paling bucin di dunia. Karna sebelumnya saya tidak menyukai hal yang berbau alay alay.
Waktu menunjukkan pukul delapan lebih lah kami sampai puncak hal yang pertama kali kita lakuin adalah mendirikan tenda setelah itu kami makan ganti pakaian dan menyalakan api unggun karna tau lah suhu artapela begitu dingin sama seperti sikap Bagas hehe.
Ditengah itu saya bingung kenapa yang ada di kepala saya hanyalah bagas, Bagas ,dan Bagas " ayolah mut jangan sampai berharap pada manusia mut" ujar saya dalam hati. Ketika saya sedang asyik halu tentang si Bagas si herul iseng membuat saya kaget dan dengan refleks saya memanggil nama bagas." Ya Tuhan ujian apa lagi ini" ujar saya dengan nada kecil sekecil membisikkan sesuatu mereka serentak ketawa muka saya memerah malu saya pun memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. eistttt tapi jangan berpikir negatif kami beda tenda ko tenang aja hehe.
Sunrise
Keesokan harinya saya seperti biasa saya bangun terlebih dahulu untuk memasak.  sambil membuka tenda saya berkata " selamat pagi dunia" sumpah baru kali ini ada yang jawab "pagi juga" suara seorang laki laki dari tenda sebelah dan suara tersebut tidak lain dan tidak bukan itu suara Bagas. Gara gara terlalu ngehaluin sahutan barusan tidak sengaja saya memegang nesting yang masih panas "aww" jeritan saya sambil memegang jari " kenapa" sahut Bagas gercep membuka resleting tenda "gpp gas ini gasengaja megang nesting panas" ujar ku " jajagoanan atuh neng" ledekannya. " Foto foto yuk"  dia membuka topik pembicaraan "hayu gaskeun tapi saha nu masak" keluh ku "Aya si haji (luthfi)" jawab dia dengan santuynya.
Saya dan bagas pun bergegas mencari spot foto ditengah perjalanan saya baru inget hp saya di tenda. "Agas agas muti hilap hp di tenda" ucapku sambil malu malu "tenang we agas bawa kamera" jawab dengan santuynya. Setelah kami menemukan spot foto aku pun meminta dia untuk fotoin aku pas liat hasilnya ternyata selain ganteng dia juga ahli dalam bidang pemotretan sejauh ini kami tidak menyadari persamaan yang ada di kami. Namun setelah kami meminta tolong orang untuk fotoin kami ternyata warna jaket yang kita pakai itu sama. Pas kami lihat hasil foto dengan refleks saya pun memegang tangan Bagas dan berkata "agas ihh suka pisan asli ieu foto kudu di send pokokna mah" masih memegang tangan Bagas "hehe siap mut" jawabnya. Saya pun menyadari genggaman yang saya lakukan namun Bagas mempererat nya "eh gas maaf reflek" ucap ku "kalemin teu nanaon da" ujar dia sambil senyum senyum.
Setelah berfoto kami pun bergegas ke tenda dan sesampainya kami di tenda kami langsung menerima ledekan dari kawan kawan. Hari semakin siang kami pun memutuskan untuk packing dan pulang. Di track pulang entah kenapa hati saya begitu berbunga bunga. Di perjalanan saya berbincang banyak dengan Bagas tukeran kontak WhatsApp. Tuhan jiwa bucin ku meronta ronta.
Singkat cerita sesampainya kami dirumah. Mereka langsung bergegas pulang kerumah masing masing entah kenapa biasanya mereka santuy santuy dulu di rumah ku tapi taapalah mungkin ketidakhadiran sandi yang membuat mereka tergesa-gesa untuk pulang ke rumah. Pas dirumah saya bingung sekaligus pusing. bingung,iya bingung kenapa di kepalaku terus Bagas Bagas dan bagas pliket dan pusing cara berhenti memikirkan nya.
Setelah mandi dan makan saya langsung ngelihat notif di hp dan ternyata ini notif dari Bagas yatuhan jangan biarkan aku senyum senyum sendiri apalagi di hadapan ibuku.
Saya kira hati saya akan berlabuh begitu saja di Bagas tapi saya dan bagas memutuskan untuk berteman baik saja sama halnya seperti saya dan alfi, saya dan Luthfi saya dan yang lainnya. Karna kami berdua berpikir jika kami berdua hubungan yang kami takutkan adalah hubungan kami berhenti di tengah jalan dan bukan hanya hubungannya yang berhenti di tengah jalan tapi tali silaturahminya juga.







Terimakasih tuhan terimakasih artapela telah menemukan saya dengan nya, saya dengan teman teman, terimakasih juga telah menyadarkan beberapa hal yang selama ini saya belum sadari. Artapela juga telah memberi saya banyak pelajaran hidup telah mendedikasi saya untuk merevolusi mental menjadi lebih baik. saya atau kita bukan siap siap kita hanya sosok kecil yang di atur dalam kerumitan semesta.
Maaf apabila dalam penulisan banyak kata yang kurang tepat karena saya masih dalam tahap belajar.
Maaf saya belum menjadi pendaki yang baik saya sedang belajar menjadi baik. Dan teman teman ingat selalu ya bukan hanya gunung yang kita taklukan tapi juga ego.
Jangan tinggalkan apapun di gunung kecuali kenangan. Bawa turun sampahmu oke.
Salam literasi, salam lestari


Mutia Handayani
Follow ig mumut_420
Dari: Mutia Handayani <mutiahandayani420@gmail.com>
Date: Kam, 14 Mei 2020 00.16
Subject: Catatan perjalanan








0 comments:

Posting Komentar