Kita asing yang tidak akan usang
Dia bukan dilan mu, dia bukan Nathan mu,
bukan juga roman mu dia Bagas ku. Ini cerita tentang ku, tentang aku yang hanya
bisa menyapa nya lewat kata dan menjumpainya lewat do'a.
Kala
itu 27 Juli 2019
Jika
kalian beranggapan tentang itu tanggal jadian kalian salah kawan itu tanggal
yang paling mengecewakan bagi kami (kopasjat). Eh iya Hampir lupa mengenalkan
kopasjat pada dunia kenalkan kawan kami, atau saya dan teman teman saya. kami
bukan komunitas bukan juga organisasi kami hanya manusia yang tidak sengaja di
pertemukan tuhan melalui jalur alam kalian pasti heran apasih kopasjat? Ketika
kalian mendengar kata kopasjat di benak kalian pasti terngiang-ngiang kata
Kopasus memang awal mula saya mendengar kata kopasjat saya heran wah Kopasjat
itu apa baru dengar. Mereka yang mendengar saya bertanya pada diri saya sendiri
mereka malah tertawa sambil berkata "masih keneh mikiran arti kata
kopasjat? Haha" ujar Alfi kawan. dengan refleknya sontak saya garuk kepala
yang tidak gatal sambil terheran heran. Setelah beberapa lama kemudian semakin
saya sering bermain, muncak bareng, ngopi bareng, semakin saya kenal
kepribadian mereka dan arti kata kopasjat sebuah arti yang selama ini saya
tidak sangka ternyata a rti kopasjat adalah KOMANDO PASUKAN HAJAT atau yang
sering di ucapin atau di dengar oleh orang Sunda adalah UHA (unggal hajat Aya).
Haha Lucu bukan? pas saya tau arti kata kopasjat saya tidak berhentinya ketawa
yang ada di pikiran saya hanyalah apa sih kaitan muncak sama hajatan sungguh
nama kelompok paling absurd. Di kopasjat tentunya bukan hanya saya dan Alfi di
kopasjat juga ada luthfi, Ahmad, sandi, dani, Bagas, herul, dan ulum dengan watak,
karakter, hobi dan keinginan yang berbeda namun alam telah berhasil membuat
kami lebih mengerti memahami dan toleransi akan perbedaan.
Namun
seringkali ego dan keinginan kami yang tak sejalan. Tapi tuhan maha baik tuhan
seringkali memberi kita jalan, jalan keluar untuk menghentikan pertikaian dan
memberi kepastian akan harapan yang amat besar akan perdamaian.
Saya wanita satu satunya di kopasjat
banyak yang beranggapan saya wanita gabaik, saya murahan, saya bla bla bal
mereka yang mengoceh seperti itu belum ngerasain aja di perlakukan seperti ratu
dan dijaga seperti berlian hehe. sedikit curhat mengenai kepribadian saya dari
kecil dulu saya memang agak tomboy, senang melakukan permainan laki laki,
banyak bermain dengan laki kali tapi saya bisa menempatkan ketomboyan saya dan
orang tua saya juga paham akan ketomboyan saya. Tapi sering kali saya mengeluh
dengan keadaan ocehan mereka tentang saya bahkan saya sempat berpikir untuk
tidak lagi bersama kopasjat tapi saya berpikir terus berpikir hingga saya suatu
pemikiran kenapa saya harus meninggalkan mereka yang menyayangiku. Terimakasih
kopasjat kalian alasan saya untuk tetap menjadi diri saya sendiri.
Singkat
cerita kala itu tanggal 27juli 2019 kenapa sih tanggal tersebut menjadi tanggal
paling mengecewakan bagi kami. bagai mana kami tidak kecewa tanggal tersebut
telah kami sepakati kami akan meneruskan kebiasaan kami menyusuri belantara.
Kami telah packing, semua telah kami persiapkan makanan budget juga kondisi
badan tapi kala itu ada suatu hal yang membuat kami mundur dan meredakan ego.
Mana bisa kami egois akan pilihan kami berangkat tapi tidak lengkap atau
mengundur jadwal?. Di grup WhatsApp kami bertanya tanya kenapa kotiba tiba
gini? Ternyata satu diantara kami tidak bisa ikut ada suatu hal yang tidak bisa
ditinggalkan. Setelah kami mengetahui alasan kami pun memutuskan untuk
mengundur jadwal tapi sialnya Luthfi dari tadi tidak membuka WhatsApp dia tidak
tahu bahwasanya muncak akan di undur saya curiga Luthfi sedang bergegas menuju
rumah saya. Rumah saya dijadikan tempat bertemunya atau berkumpulnya kami.
Tidak
lama setelah itu ibu saya memanggil saya katanya ada Luthfi di luar saya
menemui nya dan bilang "ji buka WA gera tapi ulah kecewa nya dan piraku
urang indit Batur henteu" ucap saya sambil menepuk nepuk pundaknya. "
Heeuh mut Bae lah teunanaon" ujarnya sambil tersenyum. Saya kira dia
kerumaha saya sendiri tapi ternyata dia bawa temennya dia berkata "tapi
euy mut haji kadieu mawa babaturan" saya heran dia bawa temen tapi mana
gak ada dan ternyata temennya memarkirkan motornya terlebih dahulu "mana
ji euweh" ujar ku dengan wajah penasaran ku tak lama dari ucapan ku yang
barusan datanglah temennya tersebut bola mata saya terhenti ketika saya
melihatnya dengan refleks saya berkata "ji ieu babaturan teh Naha jiga
Bowo tiktok" Luthfi dan dia (temennya Luthfi) pun tertawa melihat
keabsurdan saya. "Kenal keun mut ieu Bagas babaturan haji" ujar
Luthfi "oh Bagas, Bagas Abi Mutia rerencangan sihaji oge sami" kata
ku.
Setelah
perkenalan dan berbincang bincang sebentar antara saya Luthfi dan Bagas saya
pun langsung menghubungi Alfi untuk segera kerumah saya dan saya bilang ada
Luthfi di rumah. Tidak lama setelah itu pun Alfi langsung kerumah saya
berbincang bincang mengenai masalah muncak bagaimana tidak apa-apa apabila
diundur tapi kami packing kami pun berdiskusi, bertukar pendapat dan akhirnya
kami menemukan solus i kami bicara baik baik di grup dan disetujui oleh semua
bahwa muncak akan tetap jadi tapi besok tanggal 28 nya memang kami sedikit
tidak enak, sungguh tidak solidaritasnya kami tapi kami tidak Setega itu. Sandi
bersikukuh meminta kami untuk melanjutkan rencana kami muncak ke artapela. Dia
kata dia akan sangat tidak enak jiga kami membatalkan rencana kami karna sandi
tidak bisa ikut.
Setelah
obrolan panjang di grup kami pun memutuskan untuk tetap berangkat esoknya. Dan
Luthfi pun memutuskan untuk bermalam di rumah Alfi tapi Bagas dia memutuskan
untuk pulang terlebih dahulu tapi besok dia akan kesini lagi mendengar Bagas
pulang entah kenapa hati saya seakan takut dia besok tidak kesini lagi padahal
saya baru mengenalnya.
Keesokan
harinya semua kopasjat kecuali sandi datang ke rumah saya jujur sih saat itu
saya sedih yang pertama sedih karena sandi tidak ikut dan yang kedua jujur saya
tidak bisa membohongi perasaan saya saya sedih karena Bagas tak kunjung datang
saya cemas saya takut dia tidak bisa ikut seperti sandi. Tapi kesediah saya
berhenti sampai disitu seseorang yang saya cemaskan akhirnya datang dan saya
langsung menghampiri bagas. Semua pandangan teman saya langsung tertuju kepada
saya dalam pikiran mereka mungkin kenapa nih anak tadi cemas sekali sekarang
semangat sekali. "Jigana moal solo deui yeuhh" sindiran Ahmad
mendengar sindirannya sayapun salah tingkah di depan bagas.
Waktu
menunjukkan pukul 14:30
"Kumha
rek indit iraha?" Ujar ulum "ke kagok ashar" kata Luthfi memang
setelah Ashar adalah waktu langganan kami berangkat. Adzan ashar berkumandang
kami pun shalat bergantian setelah kami shalat kamipun berdoa agar Tuhan selalu
melindungi kami setelah semua selesai shalat kami pun berangkat menuju cirawa
menggunakan angkutan umum ya walaupun dari kami ada beberapa yang membawa motor
tapi kami mengutamakan keselamatan.
Sesampainya
kami di cirawa kamipun ke pos dan langsung melakukan registrasi setelah selesai
kami pun memutuskan untuk langsung star tracking agar tidak terlalu malam karna
kami jalannya santai sambil bercanda dan seru lah pokoknya.
tracking yang sekarang merasa ada yang berbeda
entah itu tentang ketidakhadiran sandi atau keberadaan nya bagas, atau tentang
perasaan, dan hati yang sebenatar lagi akan berlabuh yah entahlah yang jelas
pada saat itu saya merasa menjadi orang paling bucin di dunia. Karna sebelumnya
saya tidak menyukai hal yang berbau alay alay.
Waktu
menunjukkan pukul delapan lebih lah kami sampai puncak hal yang pertama kali
kita lakuin adalah mendirikan tenda setelah itu kami makan ganti pakaian dan
menyalakan api unggun karna tau lah suhu artapela begitu dingin sama seperti
sikap Bagas hehe.
Ditengah
itu saya bingung kenapa yang ada di kepala saya hanyalah bagas, Bagas ,dan
Bagas " ayolah mut jangan sampai berharap pada manusia mut" ujar saya
dalam hati. Ketika saya sedang asyik halu tentang si Bagas si herul iseng
membuat saya kaget dan dengan refleks saya memanggil nama bagas." Ya Tuhan
ujian apa lagi ini" ujar saya dengan nada kecil sekecil membisikkan
sesuatu mereka serentak ketawa muka saya memerah malu saya pun memutuskan untuk
tidur terlebih dahulu. eistttt tapi jangan berpikir negatif kami beda tenda ko
tenang aja hehe.
Sunrise
Keesokan
harinya saya seperti biasa saya bangun terlebih dahulu untuk memasak. sambil membuka tenda saya berkata "
selamat pagi dunia" sumpah baru kali ini ada yang jawab "pagi
juga" suara seorang laki laki dari tenda sebelah dan suara tersebut tidak
lain dan tidak bukan itu suara Bagas. Gara gara terlalu ngehaluin sahutan
barusan tidak sengaja saya memegang nesting yang masih panas "aww"
jeritan saya sambil memegang jari " kenapa" sahut Bagas gercep
membuka resleting tenda "gpp gas ini gasengaja megang nesting panas"
ujar ku " jajagoanan atuh neng" ledekannya. " Foto foto
yuk" dia membuka topik pembicaraan
"hayu gaskeun tapi saha nu masak" keluh ku "Aya si haji
(luthfi)" jawab dia dengan santuynya.
Saya
dan bagas pun bergegas mencari spot foto ditengah perjalanan saya baru inget hp
saya di tenda. "Agas agas muti hilap hp di tenda" ucapku sambil malu
malu "tenang we agas bawa kamera" jawab dengan santuynya. Setelah
kami menemukan spot foto aku pun meminta dia untuk fotoin aku pas liat hasilnya
ternyata selain ganteng dia juga ahli dalam bidang pemotretan sejauh ini kami
tidak menyadari persamaan yang ada di kami. Namun setelah kami meminta tolong
orang untuk fotoin kami ternyata warna jaket yang kita pakai itu sama. Pas kami
lihat hasil foto dengan refleks saya pun memegang tangan Bagas dan berkata
"agas ihh suka pisan asli ieu foto kudu di send pokokna mah" masih
memegang tangan Bagas "hehe siap mut" jawabnya. Saya pun menyadari
genggaman yang saya lakukan namun Bagas mempererat nya "eh gas maaf
reflek" ucap ku "kalemin teu nanaon da" ujar dia sambil senyum
senyum.
Setelah
berfoto kami pun bergegas ke tenda dan sesampainya kami di tenda kami langsung
menerima ledekan dari kawan kawan. Hari semakin siang kami pun memutuskan untuk
packing dan pulang. Di track pulang entah kenapa hati saya begitu berbunga
bunga. Di perjalanan saya berbincang banyak dengan Bagas tukeran kontak
WhatsApp. Tuhan jiwa bucin ku meronta ronta.
Singkat
cerita sesampainya kami dirumah. Mereka langsung bergegas pulang kerumah masing
masing entah kenapa biasanya mereka santuy santuy dulu di rumah ku tapi
taapalah mungkin ketidakhadiran sandi yang membuat mereka tergesa-gesa untuk
pulang ke rumah. Pas dirumah saya bingung sekaligus pusing. bingung,iya bingung
kenapa di kepalaku terus Bagas Bagas dan bagas pliket dan pusing cara berhenti
memikirkan nya.
Setelah
mandi dan makan saya langsung ngelihat notif di hp dan ternyata ini notif dari
Bagas yatuhan jangan biarkan aku senyum senyum sendiri apalagi di hadapan
ibuku.
Saya
kira hati saya akan berlabuh begitu saja di Bagas tapi saya dan bagas
memutuskan untuk berteman baik saja sama halnya seperti saya dan alfi, saya dan
Luthfi saya dan yang lainnya. Karna kami berdua berpikir jika kami berdua
hubungan yang kami takutkan adalah hubungan kami berhenti di tengah jalan dan
bukan hanya hubungannya yang berhenti di tengah jalan tapi tali silaturahminya
juga.
Terimakasih
tuhan terimakasih artapela telah menemukan saya dengan nya, saya dengan teman
teman, terimakasih juga telah menyadarkan beberapa hal yang selama ini saya
belum sadari. Artapela juga telah memberi saya banyak pelajaran hidup telah
mendedikasi saya untuk merevolusi mental menjadi lebih baik. saya atau kita
bukan siap siap kita hanya sosok kecil yang di atur dalam kerumitan semesta.
Maaf
apabila dalam penulisan banyak kata yang kurang tepat karena saya masih dalam
tahap belajar.
Maaf
saya belum menjadi pendaki yang baik saya sedang belajar menjadi baik. Dan
teman teman ingat selalu ya bukan hanya gunung yang kita taklukan tapi juga
ego.
Jangan
tinggalkan apapun di gunung kecuali kenangan. Bawa turun sampahmu oke.
Salam
literasi, salam lestari
Mutia
Handayani
Follow
ig mumut_420
Dari: Mutia Handayani <mutiahandayani420@gmail.com>
Date: Kam, 14 Mei 2020 00.16
Subject: Catatan perjalanan
Date: Kam, 14 Mei 2020 00.16
Subject: Catatan perjalanan
0 comments:
Posting Komentar