Halo brader, nama saya Habib Agung Ibrahim
dan ini kisah perjalanan saya mencari Golden Sunrise nya Jawa Barat... Hari itu
tanggal 13 juni 2019 sekitar pukul 12.00 WIB saya bersama 3 teman saya
berangkat menuju gunung artapela dari Ngamprah KBB menggunakan 2 sepeda motor.
Jalanan Bandung kala itu sedang ramai-ramai nya pasca lebaran ditambah teriknya
matahari membuat kami sudah kelelahan di setengah perjalanan. Kami yang hanya
bermodalkan google maps beberapa kali salah jalan dan harus muter muter malahan
kami sempat menuju ke arah gunung Puntang hehe. Singkat cerita kami sudah
sampai di daerah pangalengan dan bertanya pada warga sekitar yang akhirnya
diarahkan menuju Base Camp Artapela via Cirawa sekitar pukul 15.00 WIB. Kami
beristitahat sejenak akibat lelahnya perjalanan dan setelah registrasi akhirnya
kita GASSKEUNN!!...
Saat itu kami tidak tahu jalan dan akhirnya kami berjalan
berbarengan dengan petugas base camp yang kebetulan akan merescue pendaki yg
sedang sakit di tengah perjalanan. Perjalanan pun diawali dengan menyusuri area
pemukiman warga dilanjut dengan menaiki jalan yang sudah dibuat tangga. Belum
setengah perjalanan menaiki tangga tersebut salah satu teman saya yang bernama
Eman kebetulan dia adalah “pemagar” yang pertama kali mendaki sudah kelelahan
dan meminta istirahat dan kami iyakan dibarengi dengan petugas yang berangkat
lebih dulu. Selagi kami berjalan kembali rasanya mulai kesal kepada Eman yang
meminta istirahat melulu ditambah jalur yang kami lalui juga berbarengan dengan
jalur motor petani yang mana kami harus banyak berhenti. Mulai kesal akhirnya
teman saya yang bernama Abam memutuskan untuk menggendong carrier milik Eman
dan Abam ini juga adalah pendaki yang fisiknya cukup kuat. Sesekali Abam
bergantian menggendong carrier milik Eman dengan saya hingga kami berdua kesal
dan memberi carrier itu kembali kepada Eman kami berdua pun berjalan terlebih
dahulu dan Eman berjalan santai dengan teman saya satu lagi yang asik foto
bernama Rayhan. Sudah lah saya pun ksal membicarakan saat perjalanan menuju
puncak... Selepas sampai di puncak malam itu kami melakukan yang umumnya
dilakukan banyak pendaki yaitu mendirikan tenda, memasak, dll. Hingga tiba
saatnya bersantai ada yang spesial dari Artapela kala itu bukan sunrise atau
sunsetnya tapi keindahan malam yang meluluhkan hati. Saya yang introvert dan
cenderung menyukai kesunyian malam tentu saja terhipnotis dengan indahnya
langit diatas Artapela. Bintang yang begitu banyaknya tak terhitung seaakan
sangat dekat dengan mata, bulan yang kala itu sedang purnama juga menambah
kecerahan malam. Hati yang kala itu sedang patah hati tersembuhkan dengan
indahnya langit Artapela bahkan rasa kepada seseorang yang membuat saya patah
hati itupun tak ada sedikit dendam atau kesal yang ada hanya ingin mengajak dia
ikut menyaksikan agungnya ciptaan yang kuasa ini, luluh dalam keindahan sembari
mendamaikan dua hati yang sedang berselisih. Tak bosan memandang keatas dan
terbesit ingin mengabadikan momen ini, namun saya yang hanya bermodalkan hp
tidak bisa menangkap indahnya suasaa kala itu, biarlah mereka yang saat itu
mendaki tanggal 13 juni menjadi saksi akan indahnya ciptaan tuhan di langit
Artapela. Hingga tak sadar saya terlelap tidur diluar tenda dan hanya bisa
mensyukuri dimana paginya saya terbangun. Mentari menunjukan senyumya dari arah
timur seakan Artapela tak henti menunjukan keindahannya... Pendakian ini adalah
pendakian yang paling berbekas di hati saya dan setelah pulang pun saya tidak
menyesali ataupun merasa lelah akan perjalanan yang sudah saya lakukan ini,
suatu saat saya berkeinginan kembali ke Artapela dengan dia orang yang pernah
membuat saya patah hati... Artapela mengubah segalanya dan mengundang kebaikan
Tuhan mengisyaratkan saya untuk selalu bersyukur atas segala hal yang menimpa
karena tuhan ingin menunjukan hal yang sangat indah setelah adanya kesusahan.
Dan itu terjadi disini di Artapela 13-14 juni 2019
Dari: HAI Bullshit <skaberdanska077@gmail.com>
Date: Kam, 14 Mei 2020 01.12
Subject:
0 comments:
Posting Komentar