Rabu, 13 Mei 2020

GAMBARAN KAWASAN KONSERVASI GUNUNG ARTAPELA



Gunung Artapela merupakan salah satu gunung yang berada di kabupaten Bandung, tepatnya berada di perbatasan Kecamatan Kertasari dan Pangalengan. Berada di bawah kawasan pengelolaan Perhutani, memiliki ketinggian 2194 mdpl. Gunung Artapela berada di bawah amanat Perum Perhutani KPH Bandung Selatan BKPH Banjaran Resort Lembur Awi petak 17 A. Dengan kondisi gunung tropis memiliki banyak pohon endemic hutan dan savanna ilalang hijau dengan kurang lebih luas lahan savanna 40 H. Wilayahnya berbatasan sebelah Selatan dengan Pangalengan, sebelah timur dengan Ciberem, sebelah barat dengan Cimaung, sebelah utara dengan Desa Sukapura. Nama Artapela sendiri mulai di kenal sejak 2014, yang dahulu nya masyarakat sekitar menyebutnya Kebon 1, sedangkan di peta Bakosurtanal ditandai dengan nama gunung Gambung Sedaningsih. Di kawasan ini terdapat 22 mata air yang mengalir sepanjang tahun dan mengalir 4 sungai besar yang bermuara di sungai Citarum.  Pengambilan nama Artapela sendiri, karena nama tersebut bersebelahan dengan gunung di sebelah baratnya yakni kawasan Artapela. Sehingga ditetapkanlah pada bulan September 2015 gunung ini menjadi gunung oleh Satuan Unit Lestari Bersahaja (SULIBRA) selaku organisasi Founder  yang memperkenalkan serta mengelola kawasan tersebut.
SULIBRA sendiri mulai melakukan pendakian intensive sejak 2014, karena merasa kawasan ini memiliki daya tarik dan pemandangan yang bagus, sehingga melalui media sosial dan ajakan personal mulai memperkenalkan kepada para pendaki untuk melakukan pendakian dan Camping di Artapela. Pendakian yang di lakukan oleh SULIBRA awalnya merupakan pendakian untuk melakukan konservasi kawasan, karena rusaknya kawasan tersebut dengan banyaknya alih fungsi hutan lindung menjadi areal pertanian illegal masyarakat sekitar. Pohonnya tinggal beberapa pohon yang tersisa, serta mata air yang ada tidak terawat bahkan daerah sekeliling mata airnyapun tidak luput dari penggarap lahan. Sehingga SULIBRA merasa kawasan ini perlu perhatian khusus dari pemangku kepentingan dan pengelola untuk segera melakukan konservasi di kawasan ini.
Kawasan pegunungan merupakan daerah lindung bagi masyarakat di sekitarnya, tanah dan air sebagai warisan nenek moyang titipan anak cucunya merupakan hal yang penting dan wajib untuk dijaga kelestarianya untuk menjaga ekosistem dan keberlansungan kehidupan selanjutnya. Tanah air sebagai warisan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kemerdekaan seolah hanya menjadi kiasan belaka ketika kemerdekaan yang sudah didapat tanah airnya tidak dijaga dan dilestarikan. Kebutuhan manusia memang tidak terbatas, tetapi lahan yang ada sangatlah terbatas. Berbicara tentang kebutuhan tidak serta merta dengan dibukanya lahan hutan, kebutuhan hidup masyarakat menjadi terpenuhi. Tuhan tidak akan membiarkan makhluknya tanpa rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Menjadikan kawasan konservasi  merupakan salah satu pilihan alternative solusi yang bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan kelestarian bagi lingkungan. Salah satu contoh kongkrit adalah gunung Puntang berada di sebelahnya Artapela, dengan dijadikan sebagai lokasi pendakian gunung dan camping ground wilayahnya terjaga keasriannya dan masyarakat bisa sejahtera secara ekonomi, berkembangnya suatu kawasan konservasi  berada pada pengelolaannya dan fasilitas penunjangnya seperti akses jalan, toilet dan tempat berkumpul para pengunjung. Citarum sebagai sungai yang dikenal sebagai sungai terkotor sedunia adalah issue seksi yang menjadi sarang mengalirnya dana pemerintah, namun sejak dahulu belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Sungai adalah efek korban peradaban manusia yang mencerminkan pola, sikap dan prilaku masyarakat. Pertanian sebagai mata pencaharian masyarakat Kertasari , tidak bisa berdiri sendiri harus di barengi dengan sektor konservasi  sebagai penyeimbang kelestarian alamnya. Hal ini bisa dilihat di Ciwidey, sebagai central konservasi  kabupaten Bandung sekaligus juga sebagai central pertanian yang terkenal.
                Kolaborasi pertanian dan konservasi  alam merupakan perpaduan yang sangat cocok, pertaniannya pun harus berbasis lingkungan dan konservasi. Konservasi  alamnya pun harus berbasis konservasi sehingga mampu menjaga kelestarian alam dan nilai ekonomi yang optimal sesuai dengan istilah Sunda ”Caina herang laukna benang, leuweung hejo masyarakat ngejo”. Mengoptimalkan sektor perkebunan pun menjadi salah satu faktor yang menunjang kelestarian alam. Ketika pada zaman dahulu era penjajahan, masyarakat melirik perkebunan sebagai sektor yang menyimpan financial,  itu harus di kembali dijadikan ruh masyarakat hulu yang mampu memberikan penghidupan bagi masyarakat, sehingga para penggarap lahan Negara bisa kembali menjadi pegawai yang sejahtera. 
Berdasarkan pembahasan di atas ada beberapa target pencapaian yang di capai selama 5 tahun kedepan , di antaranya sebagai berikut:
1.       Terciptanya kawasan konservasi  berbasis mata air , Situ (danau) dan aliran sungai yang bersih dan lestari.
2.       Tercipatanya pola pertanian berbasis lingkungan dengan di buatnya sengkedan (Terasering) tanah di lahan miring.
3.       Terciptanya kawasan konservasi edukasi pendakian gunung bagi para pendaki gunung dan camping ground di kawasan situ.
4.       Terciptanya management pengelolaan kawasan konservasi edukasi konservasi  alam kolaborasi masyarakat dan Perhutani .
5.       Terciptanya management administrasi yang akuntable dan relevan.
6.       Terselenggaranya event kejuaraan pendakian gunung yang berlansung setiap tahun.
7.       Terciptanya souvenir khas wilayah kawasan sebagai ekonomi creative masyarakat.
8.       Terciptanya kawasan oleh-oleh yang menunjang perekonomian masyarakat.
9.       Terciptanya pengelolaan sampah terpadu di masyarakat desa Sukapura khususnya, umumnya di kecamatan Kertasari.
PERATURAN DAN MEKANISME PENDAKIAN GUNUNG ARTAPELA
1.       Fotocopy identitas diri sebanyak 2 rangkap untuk masing – masing calon pendaki
2.       Fotocopy surat keterangan kesehatan dokter sebanyak 2 lembar
3.       Mengurus Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI)
4.       Mengisi Biodata Semua Pengikut : Nama lengkap, umur, alamat beserta nomor telpon keluarga yang bisa dihubungi masing-masing.
5.       Pendakian dilakukan berkelompok / beregu, minimal 3 ( tiga ) orang. Bila ingin mendaki sendirian maka petugas tidak akan memberikan pelayanan perijinan untuk melakukan pendakian.
6.       Membawa perlengkapan pendakian seperti tenda, bekal makanan, P3K, dan lainnya yang dibutuhkan selama melakukan pendakian. Jangan lupa bawalah kantong plastik buat membawa sampah turun kembali.
TATA TERTIB PENDAKIAN ARTAPELA
1.       Setelah mendapatkan surat ijin ( nama ketua kelompok, alamat, jumlah pengikut, nomor surat ijin, tanggal naik dan tanggal turun sesuai yang ada di surat ijin ) pendakian dan melengkapi administrasi pendakian di sekretariat Basecamp Artapela official, calon pendaki diharapkan melaporkan diri ke Petugas di Pos Pendakian ARTAPELA (Sukapura), untuk registrasi ulang ( tidak dipungut biaya lagi ) dengan menunjukkan formulir yang di cap, kemudian mengisi blanko daftar barang bawaan.
2.       Bagi para calon pendaki yang belum pernah melakukan pendakian ke Gunung Artapela di harapkan menggunakan jasa Guide atau Berjalan secara kelompok, jangan memisahkan diri dari rombongan, serta dilarang memotong kompas atau membuat jalur sendiri. Ikutilah jalur yang sudah ditetapkan.
3.       Para calon pendaki dilarang membawa senjata tajam berupa parang, kapak, dan sejenisnya, namun diperbolehkan membawa pisau lipat atau pisau dapur untuk peralatan memasak.
4.       Dilarang membawa minuman keras dan obat-obatan terlarang selama melakukan pendakian ke Gunung Artapela.
5.       Selama camp dilakukan dilarang melakukan tindakan-tindakan asusila dan perbuatan yang dilarang oleh agama.
6.       Dilarang membawa binatang peliharaan dan alat buru.
7.       Saat di Puncak Sulibra dilarang menebang atau merusak pohon yang ada.
8.       Dilarang melakukan kegaduhan, membuat api yang bisa menyebabkan kebakaran hutan, membuang sampah sembarangan serta pencemaran.
9.       Saat meninggalkan lokasi atau turun, pastikan tidak ada lagi api yang masih hidup, dan sampah yang masih berserakan, (bawa turun kembali sampah).
10.    Mintalah arahan dan penjelasan kepada Petugas mengenai pantangan-pantangan jika ada dan kondisi terakhir rute pendakian.
11.    Dilarang naik dalam kondisi sakit parah atau penyakit yang berbahaya di ketinggian ( Jantung, asma, paru-paru)
12.    Setelah turun dan tiba di pos pendakian (Sukapura), agar melaporkan diri kepada Petugas dan mengembalikan tanda pendaki kepada petugas pendakian.
13.    Cek kembali untuk memastikan bahwa anda dan rombongan telah benar-benar turun, dan menyerahkan sampah bawaan.
14.    Selama perjalanan menuju puncak, pendaki dilarang menginjak dah membawa tanaman milik petani.
15.    Setiap pendaki diharuskan membeli bibit pohon, minimal 2 pohon per kelompok.
16.    Setiap pendaki diharuskan membawa trashbag disesuaikan dengan jumlah kemungkinan sampah yang dibawa.
17.    Pada hari jum’at pendakian dibuka pada pukul 14.00 WIB.
18.    Pendakian dapat dilakukan mulai pukul 07.00 s/d 21.00 WIB.

RUTE JALAN MENUJU GUNUNG ARTAPELA BANDUNG

          Untuk bisa mencapai gunung Artapela memang banyak jalur dan akses yang bisa digunakan. Namun untuk saat ini, jalur yang telah dikelola secara teratur adalah jalur Sukapura. Jalur Sukapura mulai dibuka pada bulan April 2015, bertempat di komplek SDN Argasari. Dengan menggunakan media seadanya berupa tenda ukuran 4x4x3 m. kemudian 2016 berpindah ke rumah warga masih di kampong Argasari karena tendanya mulai  rusak dan pada bocor. Sahabat berikut adalah bagaimana cara mengakses lokasi Gunung Artapela, tepatnya menuju Pos Pendakian Artapela di  Kampung Argasari RT . 001 RW. 014 Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

Kendaraan Pribadi
Bagi sahabat yang akan memakai kendaraan pribadi, anda bisa melewati rute jalan dari kota Bandung via Buah Batu atau Dayeuh Kolot atau Majalaya, dengan rute tujuan pertama menuju Ciparay terlebih dahulu. Selanjutnya, setelah tiba di Ciparay, sahabat bisa melanjutkan perjalanan menuju arah Pacet Sukapura yang lokasi berjarak 17 km dari Ciparay. Nah, Setelah tiba di Desa Sukapura anda akan menemukan pertigaan menuju kampung Argasari, dan  disanalah lokasi pos pendakian menuju Gunung artapela .
Transportasi Umum
Sahabat bagi anda yang mau menggunakan kendaraan umum, sahabat bisa melalui beberapa rute kendaraan di bawah ini :
Angkot rute Tegalega – Ciparay Rp. 5.000, Elf rute Kebon Kalapa – Ciparay Rp.5.000, Rute Ciparay – Pacet Sukapura Rp. 10.000, Rute Sukapura – Argasari naik Ojeg Rp. 3.000.


GAMBARAN JALUR PERJALANAN
Untuk mencapai tempat camp puncak Sulibra, melalui jalur Sukapura kita melewati jalur sepanjang 5,4 km dengan gambaran perjalanan sebagai berikut:
1.       Mulai dari pos pendakian berada di kampong Argasari, kita akan melewati jalanan beton sepanjang 300 m melintasi perumahan warga sampai menemui perempatan jalan dengan jalan berbatu. Kemudia kita ambil arah kanan sampai menemukan masjid Al-fatah dan SDN Argasari.
2.       Setelah habis jalan beton Kita terus ikuti jalan berbatu sepanjang 600 m sampai menemukan gudang kebun (Stamplat) , disebelah kanan. Kemudian ada pertigaan, kita masuk ke jalan tanah jangan mengikuti jalan berbatu. Kita mengikuti jalan setapak ke sebelah kanan.
3.       Setelah meleawati gudang terus  ikuti jalan utama, ada persimpangan sekitar 50 m setelah gudang ke arah kanan, kita ambil jalur kiri. Ikuti jalan setapak kita akan meleati jembatan beton, ikuti terus jalan utama. 60 meter dari jembatan ada belokan ke kiri, ambil kiri. Ikuti jalan setapak sampai terlihat bukit. Terus berjalan kita akan menemukan saung dan kolam ikan kecil.kemudian ambil jalur yang mengarah ke bukit yang kemudian akan menemukan jalan menanjak sekitar kemiringan 30®.
4.       Setelah mengikuti jalan menanjak, ikuti sampai puncak bukit yang biasa kita sebut seven field (kebun tujuh). Setelah sampai puncak bukit, kita akan temui pohon pinus. Ikuti jalan utama sampai kita temui jalan di perkebunan yang terbuka. Kemudian terlihat puncakan gunung yang sedikit gundul.
5.       Ikuti terus jalan setapak yang mengarah ke puncakan gunung. Memang banyak persimpangan yang ditemui, tapi kita ikuti jalan yang mengarah ke puncakan. Jalanannya landai memang tidak terlalu menanjak sampai menemukan pos 2.
6.       Dari pos 2 Ikuti jalan sampai menemui jalan yang mengarah ke puncak. Sekitar kemiringan 30ᵒ sampai 45ᵒ. Ikuti jalan sampai ke puncak tempat camp puncak Sulibra.

0 comments:

Posting Komentar