Gunung
Artapela merupakan salah satu gunung yang berada di kabupaten Bandung, tepatnya
berada di perbatasan Kecamatan Kertasari dan Pangalengan. Berada di bawah
kawasan pengelolaan Perhutani, memiliki ketinggian 2194 mdpl. Gunung Artapela
berada di bawah amanat Perum Perhutani KPH Bandung Selatan BKPH Banjaran Resort
Lembur Awi petak 17 A. Dengan kondisi gunung tropis memiliki banyak pohon
endemic hutan dan savanna ilalang hijau dengan kurang lebih luas lahan savanna
40 H. Wilayahnya berbatasan sebelah Selatan dengan Pangalengan, sebelah timur
dengan Ciberem, sebelah barat dengan Cimaung, sebelah utara dengan Desa
Sukapura. Nama Artapela sendiri mulai di kenal sejak 2014, yang dahulu nya
masyarakat sekitar menyebutnya Kebon 1, sedangkan di peta Bakosurtanal ditandai
dengan nama gunung Gambung Sedaningsih. Di kawasan ini terdapat 22 mata air
yang mengalir sepanjang tahun dan mengalir 4 sungai besar yang bermuara di
sungai Citarum. Pengambilan nama
Artapela sendiri, karena nama tersebut bersebelahan dengan gunung di sebelah
baratnya yakni kawasan Artapela. Sehingga ditetapkanlah pada bulan September
2015 gunung ini menjadi gunung oleh Satuan Unit Lestari Bersahaja (SULIBRA)
selaku organisasi Founder yang memperkenalkan serta mengelola kawasan
tersebut.
SULIBRA
sendiri mulai melakukan pendakian intensive sejak 2014, karena merasa kawasan
ini memiliki daya tarik dan pemandangan yang bagus, sehingga melalui media
sosial dan ajakan personal mulai memperkenalkan kepada para pendaki untuk
melakukan pendakian dan Camping di Artapela. Pendakian yang di lakukan oleh
SULIBRA awalnya merupakan pendakian untuk melakukan konservasi kawasan, karena
rusaknya kawasan tersebut dengan banyaknya alih fungsi hutan lindung menjadi
areal pertanian illegal masyarakat sekitar. Pohonnya tinggal beberapa pohon
yang tersisa, serta mata air yang ada tidak terawat bahkan daerah sekeliling
mata airnyapun tidak luput dari penggarap lahan. Sehingga SULIBRA merasa
kawasan ini perlu perhatian khusus dari pemangku kepentingan dan pengelola
untuk segera melakukan konservasi di kawasan ini.
Kawasan pegunungan merupakan daerah lindung
bagi masyarakat di sekitarnya, tanah dan air sebagai warisan nenek moyang
titipan anak cucunya merupakan hal yang penting dan wajib untuk dijaga
kelestarianya untuk menjaga ekosistem dan keberlansungan kehidupan selanjutnya.
Tanah air sebagai warisan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan
kemerdekaan seolah hanya menjadi kiasan belaka ketika kemerdekaan yang sudah
didapat tanah airnya tidak dijaga dan dilestarikan. Kebutuhan manusia memang
tidak terbatas, tetapi lahan yang ada sangatlah terbatas. Berbicara tentang
kebutuhan tidak serta merta dengan dibukanya lahan hutan, kebutuhan hidup
masyarakat menjadi terpenuhi. Tuhan tidak akan membiarkan makhluknya tanpa
rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Menjadikan kawasan konservasi merupakan salah satu pilihan alternative
solusi yang bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan kelestarian bagi
lingkungan. Salah satu contoh kongkrit adalah gunung Puntang berada di
sebelahnya Artapela, dengan dijadikan sebagai lokasi pendakian gunung dan
camping ground wilayahnya terjaga keasriannya dan masyarakat bisa sejahtera
secara ekonomi, berkembangnya suatu kawasan konservasi berada pada pengelolaannya dan fasilitas
penunjangnya seperti akses jalan, toilet dan tempat berkumpul para pengunjung.
Citarum sebagai sungai yang dikenal sebagai sungai terkotor sedunia adalah
issue seksi yang menjadi sarang mengalirnya dana pemerintah, namun sejak dahulu
belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Sungai adalah efek korban
peradaban manusia yang mencerminkan pola, sikap dan prilaku masyarakat.
Pertanian sebagai mata pencaharian masyarakat Kertasari , tidak bisa berdiri
sendiri harus di barengi dengan sektor konservasi sebagai penyeimbang kelestarian alamnya. Hal
ini bisa dilihat di Ciwidey, sebagai central konservasi kabupaten Bandung sekaligus juga sebagai
central pertanian yang terkenal.
Kolaborasi pertanian dan konservasi
alam merupakan perpaduan yang sangat cocok, pertaniannya pun harus
berbasis lingkungan dan konservasi. Konservasi
alamnya pun harus berbasis konservasi sehingga mampu menjaga kelestarian
alam dan nilai ekonomi yang optimal sesuai dengan istilah Sunda ”Caina herang
laukna benang, leuweung hejo masyarakat ngejo”. Mengoptimalkan sektor
perkebunan pun menjadi salah satu faktor yang menunjang kelestarian alam.
Ketika pada zaman dahulu era penjajahan, masyarakat melirik perkebunan sebagai
sektor yang menyimpan financial, itu harus
di kembali dijadikan ruh masyarakat hulu yang mampu memberikan penghidupan bagi
masyarakat, sehingga para penggarap lahan Negara bisa kembali menjadi pegawai
yang sejahtera.
Berdasarkan pembahasan di atas ada
beberapa target pencapaian yang di capai selama 5 tahun kedepan , di antaranya
sebagai berikut:
1. Terciptanya kawasan konservasi berbasis mata air , Situ (danau) dan aliran
sungai yang bersih dan lestari.
2. Tercipatanya pola
pertanian berbasis lingkungan dengan di buatnya sengkedan (Terasering) tanah di
lahan miring.
3. Terciptanya kawasan
konservasi edukasi pendakian gunung bagi para pendaki gunung dan camping ground
di kawasan situ.
4. Terciptanya
management pengelolaan kawasan konservasi edukasi konservasi alam kolaborasi masyarakat dan Perhutani .
5. Terciptanya
management administrasi yang akuntable dan relevan.
6. Terselenggaranya
event kejuaraan pendakian gunung yang berlansung setiap tahun.
7. Terciptanya
souvenir khas wilayah kawasan sebagai ekonomi creative masyarakat.
8. Terciptanya kawasan
oleh-oleh yang menunjang perekonomian masyarakat.
9. Terciptanya
pengelolaan sampah terpadu di masyarakat desa Sukapura khususnya, umumnya di
kecamatan Kertasari.
PERATURAN DAN MEKANISME PENDAKIAN GUNUNG ARTAPELA
1.
Fotocopy identitas diri sebanyak 2 rangkap
untuk masing – masing calon pendaki
2.
Fotocopy surat keterangan kesehatan dokter
sebanyak 2 lembar
3.
Mengurus Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi
(SIMAKSI)
4.
Mengisi Biodata Semua Pengikut : Nama lengkap,
umur, alamat beserta nomor telpon keluarga yang bisa dihubungi masing-masing.
5.
Pendakian dilakukan berkelompok / beregu,
minimal 3 ( tiga ) orang. Bila ingin mendaki sendirian maka petugas tidak akan
memberikan pelayanan perijinan untuk melakukan pendakian.
6.
Membawa perlengkapan pendakian seperti tenda,
bekal makanan, P3K, dan lainnya yang dibutuhkan selama melakukan pendakian.
Jangan lupa bawalah kantong plastik buat membawa sampah turun kembali.
TATA TERTIB PENDAKIAN ARTAPELA
1.
Setelah mendapatkan surat ijin ( nama ketua
kelompok, alamat, jumlah pengikut, nomor surat ijin, tanggal naik dan tanggal
turun sesuai yang ada di surat ijin ) pendakian dan melengkapi administrasi
pendakian di sekretariat Basecamp Artapela official, calon pendaki
diharapkan melaporkan diri ke Petugas di Pos Pendakian ARTAPELA (Sukapura), untuk
registrasi ulang ( tidak dipungut biaya lagi ) dengan menunjukkan formulir yang
di cap, kemudian mengisi blanko daftar barang bawaan.
2.
Bagi para calon pendaki yang belum pernah
melakukan pendakian ke Gunung Artapela di harapkan menggunakan jasa Guide atau
Berjalan secara kelompok, jangan memisahkan diri dari rombongan, serta dilarang
memotong kompas atau membuat jalur sendiri. Ikutilah jalur yang sudah
ditetapkan.
3.
Para calon pendaki dilarang membawa senjata tajam berupa
parang, kapak, dan sejenisnya, namun diperbolehkan membawa pisau lipat atau
pisau dapur untuk peralatan memasak.
4.
Dilarang membawa minuman keras dan obat-obatan
terlarang selama melakukan pendakian ke Gunung Artapela.
5.
Selama camp dilakukan dilarang melakukan
tindakan-tindakan asusila dan perbuatan yang dilarang oleh agama.
6.
Dilarang membawa binatang peliharaan dan alat
buru.
7.
Saat di Puncak Sulibra dilarang menebang
atau merusak pohon yang ada.
8.
Dilarang melakukan kegaduhan, membuat api yang
bisa menyebabkan kebakaran hutan, membuang sampah sembarangan serta pencemaran.
9.
Saat meninggalkan lokasi atau turun, pastikan
tidak ada lagi api yang masih hidup, dan sampah yang masih berserakan, (bawa
turun kembali sampah).
10.
Mintalah arahan dan penjelasan kepada Petugas
mengenai pantangan-pantangan jika ada dan kondisi terakhir rute pendakian.
11.
Dilarang naik dalam kondisi sakit parah atau
penyakit yang berbahaya di ketinggian ( Jantung, asma, paru-paru)
12.
Setelah turun dan tiba di pos pendakian
(Sukapura),
agar melaporkan diri kepada Petugas dan mengembalikan tanda pendaki kepada
petugas pendakian.
13.
Cek kembali untuk memastikan bahwa anda dan
rombongan telah benar-benar turun, dan menyerahkan sampah bawaan.
14.
Selama perjalanan menuju puncak, pendaki dilarang menginjak
dah membawa tanaman milik petani.
15.
Setiap pendaki
diharuskan membeli bibit pohon, minimal 2 pohon per kelompok.
16.
Setiap pendaki
diharuskan membawa trashbag disesuaikan dengan jumlah kemungkinan sampah yang
dibawa.
17.
Pada hari jum’at pendakian dibuka pada pukul
14.00 WIB.
18.
Pendakian dapat
dilakukan mulai pukul 07.00 s/d 21.00 WIB.
RUTE JALAN MENUJU GUNUNG
ARTAPELA BANDUNG
Untuk
bisa mencapai gunung Artapela memang banyak jalur dan akses yang bisa
digunakan. Namun untuk saat ini, jalur yang telah dikelola secara teratur
adalah jalur Sukapura. Jalur Sukapura mulai dibuka pada bulan April 2015,
bertempat di komplek SDN Argasari. Dengan menggunakan media seadanya berupa
tenda ukuran 4x4x3 m. kemudian 2016 berpindah ke rumah warga masih di kampong
Argasari karena tendanya mulai rusak dan
pada bocor. Sahabat berikut
adalah bagaimana cara mengakses lokasi Gunung Artapela, tepatnya menuju Pos
Pendakian Artapela di Kampung Argasari RT . 001 RW. 014 Desa Sukapura,
Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.
Kendaraan Pribadi
Bagi sahabat yang akan memakai kendaraan pribadi, anda bisa
melewati rute jalan dari kota Bandung via Buah Batu atau Dayeuh Kolot atau
Majalaya, dengan rute tujuan pertama menuju Ciparay terlebih dahulu.
Selanjutnya, setelah tiba di Ciparay, sahabat bisa melanjutkan perjalanan
menuju arah Pacet Sukapura yang lokasi berjarak 17 km dari Ciparay. Nah,
Setelah tiba di Desa Sukapura anda akan menemukan pertigaan menuju kampung
Argasari, dan disanalah lokasi pos pendakian menuju Gunung artapela .
Transportasi Umum
Sahabat
bagi anda yang mau menggunakan kendaraan umum, sahabat bisa melalui beberapa
rute kendaraan di bawah ini :
Angkot
rute Tegalega – Ciparay Rp. 5.000, Elf rute Kebon Kalapa – Ciparay Rp.5.000,
Rute Ciparay – Pacet Sukapura Rp. 10.000, Rute Sukapura –
Argasari naik Ojeg Rp. 3.000.
GAMBARAN
JALUR PERJALANAN
Untuk mencapai tempat camp puncak Sulibra, melalui jalur Sukapura
kita melewati jalur sepanjang 5,4 km dengan gambaran perjalanan sebagai
berikut:
1.
Mulai dari pos pendakian berada di
kampong Argasari, kita akan melewati jalanan beton sepanjang 300 m melintasi
perumahan warga sampai menemui perempatan jalan dengan jalan berbatu. Kemudia
kita ambil arah kanan sampai menemukan masjid Al-fatah dan SDN Argasari.
2.
Setelah habis jalan beton Kita
terus ikuti jalan berbatu sepanjang 600 m sampai menemukan gudang kebun
(Stamplat) , disebelah kanan. Kemudian ada pertigaan, kita masuk ke jalan tanah
jangan mengikuti jalan berbatu. Kita mengikuti jalan setapak ke sebelah kanan.
3.
Setelah meleawati gudang
terus ikuti jalan utama, ada
persimpangan sekitar 50 m setelah gudang ke arah kanan, kita ambil jalur kiri.
Ikuti jalan setapak kita akan meleati jembatan beton, ikuti terus jalan utama.
60 meter dari jembatan ada belokan ke kiri, ambil kiri. Ikuti jalan setapak
sampai terlihat bukit. Terus berjalan kita akan menemukan saung dan kolam ikan
kecil.kemudian ambil jalur yang mengarah ke bukit yang kemudian akan menemukan
jalan menanjak sekitar kemiringan 30®.
4.
Setelah mengikuti jalan menanjak,
ikuti sampai puncak bukit yang biasa kita sebut seven field (kebun tujuh). Setelah sampai puncak bukit, kita akan
temui pohon pinus. Ikuti jalan utama sampai kita temui jalan di perkebunan yang
terbuka. Kemudian terlihat puncakan gunung yang sedikit gundul.
5.
Ikuti terus jalan setapak yang
mengarah ke puncakan gunung. Memang banyak persimpangan yang ditemui, tapi kita
ikuti jalan yang mengarah ke puncakan. Jalanannya landai memang tidak terlalu
menanjak sampai menemukan pos 2.
6.
Dari pos 2 Ikuti jalan sampai
menemui jalan yang mengarah ke puncak. Sekitar kemiringan 30ᵒ sampai 45ᵒ. Ikuti
jalan sampai ke puncak tempat camp puncak Sulibra.
0 comments:
Posting Komentar