Dari: Sulaeman Putra <sulaemanm2r@gmail.com>
Date: Sel, 12 Mei 2020 23.09
Subject: Cerpen pendakian ke Puncak Artapela
Date: Sel, 12 Mei 2020 23.09
Subject: Cerpen pendakian ke Puncak Artapela
Nama saya Sulaeman putra ,saya mempunyai 3 teman saya berasal dari daerah yang berbeda ada yang dari Cibaduyut dan 2 orang dari Majalaya ( yang satu ngekost di daerah Rancaekek ) .
Awal cerita saya dan 3 teman saya berencana untuk ngecamp di gunung Artapela selama 3 hari 2 malam karena banyak orang yang menceritakan kondisi puncaknya bagus. Kitapun mulai merencanakan keberangkatan dan mempersiapkan semua kebutuhan selama disana. Kita mulai merencanakan titik kumpul di Rancaekek sekalian sewa tenda di daerah jatinangor, berangkatlah kita bertiga dari rancaekek menuju majalaya karena teman kita yang satu rumahnya di majalaya jadi dia memutuskan untuk nunggu disana. Sekitar jam 16.03 kita sampai di pangkalan (pasar wangisagara) nunggu teman yang satu berangkat dari rumahnya di perum cikawao. Singkat cerita kita berangkat menuju pos 1 di desa kertasari (kalo ga salah) tapi ada kendala karena pos yang kita datangi sudah di tutup menurut para pemuda disana dan mereka pun memberi petunjuk jalan menuju pos 1 yang sekarang dipakai. Sekitar jam 17.00 kita sampai di pos 1. Kita disambut hangat oleh para penjaga pos disana tidak lupa diberi minuman gratis sekaligus brifeeng dulu bersama para pemandu disana dan mempersiapkan mental fisik untuk memulai pendakian. Namun ada sedikit kekhawatiran ketika para pemandu disana tak ada yang berencana naik karena mungkin ada kepentingan dan dari kita ber'empat pun tidak ada yang pernah mendaki ke puncak Artapela sebelumnya. Salah satu dari teman saya sedikit down namun saya dan teman saya yang lain menguatkan tekadnya supaya ikut naik dan akhirnya diapun mau. Banyak hal yang membuat mental kami sedikit menciut, pertama rekan yang satu sedikit terganggu kesehatannya dia muntah mungkin masuk angin karena sedikit kena hujan pas perjalanan menuju pos 1 dan karena kendala itu kita banyak memakan waktu untuk beristirahat. Hari mulai gelap dan kita baru sampai tower listrik (turet) namun hawa dingin sudah mulai terasa padahal perjalanan kita masih jauh. Waktu menujukkan pukul 19.00 kita masih berada di lahan pertanian yang luas dan tak ada satupun orang disana. headlamp dan senter mulai kita nyalakan untuk mencari tanda petunjuk jalan, kegelisahanpun semakin menggila ketika kita dihadapkan dengan jalan yang salah karena tak ada tanda arah petunjuk, kejadian itu sekitar jam 19.48 pikiran campur aduk dan kita bulak balik hingga kita hampir naik ke gunung yang jalannya terjal sekali sekitar 110° ketinggiannya. Kita memutuskan untuk berhenti dan memberi kabar ke penjaga di pos 1 karena situasi tidak memungkinkan untuk kita memaksakan perjalanan dengan jarak pandang yang pendek karena kabut. Lumayan lama kita diam disana dengan perasaan yang waswas juga ketakutan yang luar biasa karena tidak tahu keadaan digunung itu aman atau tidak. Hingga akhirnya ada salah satu pemandu yang memberikan lampu jauh dari atas gunung kitapun mencari jalur untuk mendekat ke lampu jauh tsb namun lagi2 kabut menutupi cahaya lampu itu namun kita sedikit lega karena sudah melewati balong (kolam) yang dimaksud oleh pemandu sebelumnya. Hingga akhirnya sampailah di puncak gunung Artapela kurang lebih pada pukul 22.00
Itulah perjalanan pendakian pertama kita yang menarik dan menegangkan. Petualangan yang takkan terlupakan dan akan menjadi sejarah untuk kita berempat. Thanks to Allah & Artapela keindahanmu menjadi tolak ukur untuk kita agar lebih bersyukur dan tetap menjaga keindahan alam dan kelestariannya dengan semua ciptaan-Nya.
Terimakasih .
Alhamdulillah
BalasHapusNanti juga saya akan bikin cerita pendek tentang artapela
BalasHapusharus dong
Hapus