1.
Bentuk pendakian
Berbicara mengenai Pendakian Gunung, penulis
ingin mengajak para pendaki kepada sebuah bentuk. Karena bila tidak punya
bentuk tentu pendakian gunung hanya akan menjadi aktivitas yang berwujud tapi
tidak berbentuk. Bentuk disini dalam arti masuk kedalam bidang apa sih
pendakian gunung, karena meskipun pendakian gunung tetap eksis walaupun tidak
ada yang menaunginya kedepannya intervensi para pemanfaat keadaan akan melihat
ini sebuah potensi yang menggairahkan. Sehingga penulis melihat bahwa pendakian
gunung merupakan sebuah bentuk olah raga bila di lihat dari teori serta
pelaksanaannya. Konsep mendaki gunung adalah olahraga seperti yang diungkapkan A.
Ramdhan(2011 : 1) pada karya tulisnya yang menyatakan bahwa “Mendaki Gunung adalah suatu olahraga keras
penuh petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan,
kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli
merupakan daya tarik dari kegiatan ini”.Di atas disebutkan bahwa mendaki adalah
olahraga keras penuh petualangan, memang pada saat mendaki gunung bisa saja
merasakan kelelahan tubuh karena melakukan perjalanan melewati tanjakan dan
turunan pada lereng gunung yang memberikan tantangan dan bahaya yang mengancam
para pendaki.Pada dasarnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji
kemampuan diri dari berbagai rintangan alam.Argumentasi seseorang melakukan
kegiatan pendakian gunung didasari pada kepuasan secara psikis yang dialami
oleh pendaki.Sebagaimana dikemukakan oleh pendaki gunung legendaris asal
Inggris Sir George Leigh Mallory.Dikalangan
masyarakat seseorang yang memiliki hobi mendaki gunung sering diidentikkan
dengan orang yang memiliki kekuatan di atas rata-rata.Sudah banyak orang yang
mendaki gunung menghadapi berbagai tantangan alam.Tantangan tersebut ternyata
merupakan hal yang mereka cari, dengan begitu mereka merasa lebih kuat ketika
menghadapi hidup.
Olahraga
memiliki arti yang luas dan beragam, banyak orang yang mengartikan olahraga
salah satunya Sport Center DI Yogyakarta menerangkan Olahraga adalah
aktivitas gerak manusia menurut teknik
tertentu, dalam pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa senang,
dilakukan pada waktu luang, dan kepuasan tersendiri. Sedangkan Menurut Biro
Humas dan Hukum Menegpora RI (2007:3), dinyatakan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 4 disebutkan
bahwa yang dimaksud olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk
mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial.
Pada Bab II Pasal 4 disebutkan bahwa Keolahragaan Nasional bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas
manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan
nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Kalau
dicermati, tujuan olahraga seperti tersebut di atas sungguh merupakan tujuan
yang mulia dan sangat baik bagi setiap orang dan juga bangsa Indonesia. Apabila tujuan keolahragaan
nasional ini dapat tercapai, maka secara optimis seseorang dapat menjadi manusia
yang berkualitas tinggi dan sempurna serta akan berdampak pada kejayaan bangsa
Indonesia. Olahraga mendaki gunung setidaknya melakukan perjalanan dari tempat
start pendakian sampai puncak mengeluarkan keringat, apalagi bila membawa beban
tas ransel tentu saja menjadikan naik gunung merupakan salah satu olahraga.
Apalagi dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa naik gunung merupakan
olahraga berat setingkat dengan tinju dan olahraga berat lainnya.Maka pantaslah
bukanlah orang sembarangan yang mampu menaiki gunung,
Wisdom
Mendaki gunung bukan sekedar hobby
tetapi telah menjadi sebuah philoshofy
ilmu yang bisa dipelajari dan dijadikan kajian untuk berbagai
disiplin ilmu
Penulis
|
mereka yang
bertubuh kuat dan berjiwa besarlah yang mampu mencapai puncak gunung. Namun
tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak yang tidak menyadari bahwa mendaki
gunung membutuhkan persiapan, bukan hanya asal-asalan atau gaya hidup. Dalam
mengartikan mendaki gunung sebagai bentuk olahraga akan bertumpu pada bagaimana
pendaki memperlakukan dirinya dalam mendaki gunung. Sehingga bisa di nyatakan
bahwa Manajemen Pendakian Gunung adalah aktifitas fisik perjalanan berpetualang
mendaki dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi secara sistematis
untuk pengembangan potensi jasmani, rohani dan sosial. Pada nyatanya olahraga
Pendakian Gunung identik dengan pendakian cepat yang dilakukan para pendaki
baik itu berlari atau berjalan cepat untuk mencapai puncak dan kembali ke
tempat awal pendakian.
Bila
pendakian gunung sudah memiliki bentuk, tentu saja ini akan mempermudah dalam
pengembangannya. Tidak sedikit para pendaki yang memiliki sebuah prestasi dalam
pendakian gunung namun tidak mendapat apresiasi apa-apa. Padahal pengorbanannya
sudah luar biasa dalam mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Sebut saja
anggota Mahitala yang telah mampu melakukan pendakian sevent summit dunia, itu
menjadi catatan sejarah bagaimana pendaki gunung Indonesia mampu melakukan
sebuah kegiatan yang spektakuler dengan dana yang tidak sedikit dengan
perjuangan yang tidak ringan bahkan harus melawan resiko kehilangan nyawa
sekalipun karena berhadapan dengan alam. Dengan pendakian sevent summit Mahitala
telah mensejajarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mampu melakukan
kegiatan pendakian gunung seperti bangsa besar lainnya seperti Amerika, Jepang,
Korea serta bangsa lainnya. Apakah tidak patut pendaki gunung Indonesia
mendapatkan apresiasi di mata bangsanya sendiri.
Mendaki
gunung saat ini banyak dijadikan sebagai media pembelajaran bahkan menjadi mata
kuliah wajib disalah satu Program studi yang ada di Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Jurusan Ilmu Keolahragaan dan dikenal dengan mata
kuliah Outdoor Education dan Olahraga
Petualangan. Mendaki gunung bukan sekedar hobby tapi telah menjadi sebuah
disiplin ilmu yang bisa di pelajari dan dijadikan kajian untuk berbagai orang,
untuk melengkapi ungkapan bahwa alam adalah guru terbaik.Lebih dari seorang
guru, mendaki gunung telah meluluskan beberapa mahasiswa untuk menyelesaikan
studi perkuliahan.
Sebagai
seorang yang mempunyai dasar di bidang olahraga, penulis mengkaji mendaki
gunung dari segi keolahragaan dan management pendakian gunung. Mengupas dan
mengkaji dari pendakian-pendakian dalam bentuk ekspedisi pendakian gunung
secara cepat yang telah dilakukan oleh para pendaki untuk di jadi pengetahuan
pendakian bagi pendaki lainnya. Selain itu juga mendaki gunung telah banyak
dijadikan sebagai arena kejuaraan dengan jumlah peserta yang tidak sedikit, dan
berasal dari berbagai Negara.
2. Model Pendakian Gunung
Ada banyak
model pendakian gunung yang biasa kebanyakan orang lakukan dalam mendaki gunung
meskipun belum dipatenkan sebuah model pendakian. Adanya anggapan bahwa mendaki
gunung adalah sebuah ideology dan fhilosofy hidup menjadikan pendakian gunung
adalah hal yang sakral dan pundamental. Dalam buku ini tidak akan membahas
semua model pendakian, namun akan membahas model pendakian Indonesia. Mendaki gunung
di Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai jenis model pendakian ada beberapa
model pendakian gunung yang bisa di klasifikasikan berdasarkan dari jenis kegiatan
yang telah di laksanakan oleh beberapa pendaki dan organisasi pendaki gunung. Penulis
mencoba mengklasifikasikan kedalam beberapa model pendakian berdasarkan sifat
pendakian yang dilakukan oleh para pendaki dan oleh penulis sendiri.
v Model
Pendakian Kejuaraan
Model Manajemen
Pendakian Gunungbentuk kejuaraan mendaki gunung ini merupakan salah satu alasan
yang mendukung pendakian gunung sebagai bentuk olahraga, karena kejuaraan ini sama halnya seperti mendaki
gunung secara cepat namun di jadikan sebuah kejuaraan dengan rute dan tingkatan
yang telah di tentukan oleh penyelenggara. Kejuaraan mendaki gunung sudah
banyak diselenggarakan di berbagai tempat, mendaki gunung jenis ini merupakan
pendakian yang bertujuan untuk mencari juara tercepat dan secara tepat dalam
mendaki gunung. Beberapa model kejuaran yang sering dilaksanakan di Negara
Indonesia:
a. Mountain
speed Running
Kejuaraan
yang sedang ramai dilaksanakan di Indonesia dan dunia adalah pendakian cepat gunung
(Mountain/trail running). Kegiatan kejuaraan ini mengandalkan kekuatan daya
tahan dan kecepatan mendaki gunung. Dari titik start sampai finish mengandalkan
kecepatan, yang tercepat sampai pada posh dan check point yang telah di
tentukan oleh panitia sampai pada titik finish dialah yang juara. Rute yang
telah ditentukan oleh panitia serta Jarak yang di tempuhpun beragam mulai dari
10 km, 30 km, 60 km, 70 km, 100 km, 170 km, 200 km. sehingga disini benar-benar
daya tahan yang menjadi tumpuan dalam berlomba. Pesertanya pun harus memiliki
credit point berdasarkan kejuaraan yang pernah diikuti, ada juga peserta yang
telah memiliki sponsor sendiri dalam berlomba atau secara mandiri mengikuti
kejuaraannya.
b. Orientering
Competition
Kejuaaran pendakian gunung yang selanjutnya
adalah tipe orienteering , dimana para peserta diberikan peta yang telah
ditentukan posh dengan pointnya yang berbeda. Para peserta dipersilahkan untuk
mencari jalan untuk mencapai posh tersebut sampai pada titik start lagi. Ada
dua jenis kejuaaran yang diselenggarakan berdasarkan penilaiannya yaitu
berdasarkan waktu dan berdasarkan nilai atau point yang di raih dari setiap
posh.Untuk mengikuti kejuaraan ini diperlukan kecerdasan Ilmu Medan Peta dan
Kompas (IMPK) yang baik dari peserta bukan hanya sekedar fisik.
c.
Lintas Alam
Kejuaraan
tipe ini adalah lomba yang diselenggarakan yang penilaianya berdasarkan
beberapa aspek diantaranya kecepatan, ketepatan dan kekompakan tim karena
biasanya lomba ini disediakan untuk kategori regu atau perorangan. Hampir sama
dengan mountain running namun dalam kejuaraan ini biasanya ada waktu untuk
beristirahat dan camp bersama. Lomba lintas ala mini tidak hanya melewati jalur
pegunungan saja, tetapi ada yang melewati sungai, perkebunan,daerah pemukiman.
d. Kebut
Gunung dan Whit Game
Tipe
kejuaraan yang satu ini adalah kejuaraan yang diselenggarakan oleh panitia
dengan diberikan tugas khusus salah satunya mengambil sampah yang berserakan di
jalur pendakian gunung atau pada setiap posh ada tugas yang harus dikerjakan
para peserta.
Masih
banyak tipe perlombaan yang di laksanakan oleh para panita yang diselenggarakan
berdasarkan kategori dan ketentuan oleh panitia. Namun pada dasarnya kejuaraan
tersebut mengutamakan kekuatan fisik dan intelegensi para peserta.pada umumnya
setiap peserta akan melewati pos-pos check point yang telah di tentukan oleh
panitia. Kejuaraan pendakian gunung kini telah banyak di selenggarakan di
Indonesia , hampir setiap bulan bisa di
jumpai kejuaraan pendakian gunung. untuk dapat mengaksesnya kita bisa melihat
website kemudian lansung mendaftarkan diri kepada panitia. Memang tidak
sembarangan orang bisa mengikuti lomba tersebut, karena ada point khusus untuk
bisa daftar setiap kejuaraan yang di ikuti. Hal ini terutama untuk kejuaraan
yang ultratrail mountain, karena kejuaraan ini bertaraf internasional
penilaianya pun telah berada di bawah lembaga khususu internasional.
v Model
Pendakian Ekspedisi
Model Pendakian
cepat Ekspedisi ini merupakan pendakian yang di susun secara sistematis dan
terstruktur. Model pendakian ekspedisi banyak di selenggarakan untuk memecahkan
rekor pendakian atau hal yang baru bagi pendaki yang ingin di capai. Memang ekspedisi
pendakian cepat ini sudah hits di
kalangaan pendaki gunung, tetapi belum banyak yang berani melakukan pendakian
seperti ini. Beberapa ekspedisi pendakian cepat yang pernah di laksanakan di
gunung Indonesia diantaranya :
-
Ekspedisi
maraton 14 puncak selama 17 hari di pulau jawa
(2007)
-
Ekspedisi
maraton 14 puncak 14 hari diatas ketinggian 3000mdpl jawa, bali dan Lombok
(2008)
-
Ekspedisi
maraton 14 peaks 10 day diatas
ketinggian 3000mdpl jawa, bali dan Lombok (2011)
-
Ekspedisi
ultra trail 14 puncak 8 hari, jawa bali
Lombok (2014)
Gambar. Doc ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO
Salah satu
contoh ekspdisi Manajemen Pendakian Gunung adalah ekspedisi 14 puncak 10 hari
Jawa Bali dan Lombok.Dimana pada ekspedisi ini melakukan pendakian gunung
secara berturut-turut (marathon) sebanyak 14 puncak selama 10 hari pada tahun
2011.Pendakian cepat gunung Indonesia (Indonesia Speed System) seperti yang
telah disebutkan pada bab sebelumnya adalah sebuah system mendaki gunung secara
cepat dengan memadukan sistem Himalaya untuk tim support dan sistem Alphine
untuk pendaki, dimana pendaki melakukan pendakian secepat mungkin dalam mendaki
gunung yang di daki. Tetapi menggunakan sistem Himalaya atau Alphine bukan hal
yang salah, tergantung bagaimana kita nyaman dan kondisi yang memungkinkan
untuk melakukan pendakian.Memang telah banyak di lakukan pendakian cepat oleh
para pendaki gunung, yang bisa saja setiap pendaki melakukan pendakian cepat baik
dihitung dari total waktu keseluruhan
mendaki maupun dari segi cara melakukan pendakian gunungnya. Namun bila
di lihat dari model pendakian yang di lakukan seperti yang di ulas pada bab
sebelumnya bahwa ada tiga model pendakian cepat yang telah di lakukan oleh
banyak pendaki gunung. Pada bab ini akan di ulas lebih dalam mengenai
model-model pendakian cepat. Model ekspedisi
pendakian cepat ini belum banyak orang atau organisasi yang melakukan, PAMOR
sebagai organisasi yang telah beberapa kali melakukan ekspedisi pendakian cepat
telah mempunyai model yang mungkin bisa di lakukan oleh orang lain. Untuk lebih
jelas bisa di kaji pada pembahasan
selanjutya.
1)
Pra- Pendakian
a. Gagasan
dan Perencanaan
Dalam melakukan
kegiatan pendakian gunung biasanya berawal dari gagasan, rencana organisasi,
cita-cita, tuntutan organisasi, acara pengembaraan sehingga terbesit untuk
melakukan sebuah pendakian gunung. Itu semua merupakan awal dari sebuah wacana
pendakian gunung, bila dalam system pendakian cepat merupakan tujuan atau visi
dari pendakian yang akan di lakukan. Beberapa usulan gunung yang akan didaki
akan bermunculan dari berbagai anggota, itu akan menjadi alternative pilihan
(Plan A, B, sampai Z)
Dari
beberapa gunung yang telah di nobatkan untuk di daki, langkah selanjutnya
adalah mencari data informasi yang akurat dan upto date mengenai gunung yang
akan di daki, dari skema transportasi, jalur evakuasi, tiket simaksi dan lain
sebagainya. Dalam system pendakian cepat pamor , gunung yang di daki minimal
sebanyak 3 gunung ini akan menuntut kita bagaimana melakukan manajemen terutama
skema transportasi yang akan di lakukan. Sehingga pilihlah gunung-gunung dengan
jarak yang tidak terlalu jauh seperti contohnya Sindoro, Sumbing dan Slamet.
Buatlah issue yang heboh di organisasi dengan memasang banner atau
slogan-slogan sehingga orang akan melirik kita dan memberikan supporting kepada kegiatan kita.
a. Staffing
& Organizing
Setelah
mendapat alternative pilihan gunung, langkah selanjutnya adalah membuat tim.
Buatlah tim perumus terlebih dahulu, ajak 3-4 orang untuk bisa diajak
berdiskusi dan merumuskan pendakian yang akan dilakukan. Setelah terkonsep
pendakian yang akan di lakukan kemudian bagilah menjadi 2 tim yang terdiri dari
tim manajemen dan tim pendaki/atlet. Jangan dulu di tetapkan tim yang telah di
bentuk , yang terpenting adalah adanya tim perumus yang nanti akan memutuskan
siapa tim manajemen atau tim pendaki. Buatlah draft pendaftaran yang berisi
surat pernyataan dan kesediaan menjadi tim pendakian atau ekspedisi. Untuk dana
awal kita bisa jual draft pendaftaran dengan dalih pengganti fotocopy.
Setelah
banyak yang mendaftar tentukan waktu kedepan untuk melakukan TPA (Test Potensi
Akademik), test psikologi (kepribadian & mental toughness), test kesehatan
dan test fisik. Ini bisa jadi referensi kedepannya untuk pembagian tim
manajemen dan tim pendaki. Test kesehatan itu bisa menentukan keikutsertaan,
orang yang sakit di usaha jangan berpartisipasi karena itu akan menghambat
pergerakan tim. Kita harus sedikit raja tega agar dalam pelaksanaan bisa
lancar. Paling penting jangan di jadikan alat kolusi dan suap menyuap, karena
ingin jadi tim pendaki rela membayar dengan sogokan, atau jangan juga menilai
secara subyektif terhadap seseorang, buang unsure keegoan kita. Pair aja dan transparan terhadap tim,
ini akan lebih baik.
b. Managerial
Tim Base Camp, Tim Management, Tim Pendaki
Setelah
melakukan TPA, test psikologi, test kesehatan sampai test fisik harusnya sudah
bisa menentukan siapakah yang akan menjadi tim manajement dan tim pendaki.
Setelah terbentuk untuk menambah semangat kita bisa melakukan syukuran
terbentuknya tim pendaki atau ekspedisi, selain itu bisa dijadikan launching
promosi awal kepada khalayak luar bahwa kita akan melakukan ekspedisi pendakian
gunung. Jangan terbuai dengan syukuran, masih banyak yang harus dilakukan . Nah
langkah apa yang harus dilakukan setelah terbentuk tim, selengkapnya di bawah
ini.
List Tim Manajement
Tim manajement merupakan tim yang mengurus segala keperluan pendakian
baik tim manajement ataupun pendaki. Sebagai langkah awal buatlah tim perumus
yang nantinya untuk membuat kepengurusan yang sebenarnya.
Gambar. Struktur tim manajemen
Untuk keberlansungan tim, semua bidang harus berjalan sesuai dengan
jobnya. Agar dalam pelaksanaanya bisa efektif.
Posisi
|
Tugas
& Kegiatan
|
Status
|
Sekretaris
|
Membuat
proposal
|
|
|
List
Sponsor dan donator
|
|
|
Membuat
list keperluan pendakian
Membuat
quick reallese
|
|
|
Membuat
undangan launching
|
|
|
Membuat
surat perizinan
|
|
|
|
|
Bendahara
|
Menghitung
estimasi biaya pra-kegiatan
|
|
|
Menghitung
estimasi biaya pelaksanaan
|
|
|
Menghitung
pasca kegiatan
|
|
|
Menghimpun
dana keluar masuk
|
|
|
Membuat
strategi pemasukan keuangan tim.
|
|
|
|
|
Transportasi
|
Membuat
skema transportasi
|
|
|
Membuat
anggaran bahan bakar
|
|
|
Menghubungi
izin kepolisian
|
|
|
Mencari
informasi setiap gunung
|
|
|
Mempersiapkan
kendaraan
|
|
|
Mempersiapkan
keperluan untuk simulasi
|
|
|
|
|
Humas
& Danus
|
Menghubungi
pihak donator
|
|
|
Menghubungi
pihak sponsor
|
|
|
Mengurus
usaha mandiri
|
|
|
Presentasi
|
|
|
Mengurus
perizinan kegiatan kepada pihak terkait
|
|
|
|
|
Logistik
|
Membuat
list kebutuhan seluruh tim
|
|
|
Membuat
list kebutuhan tim [pendaki
|
|
|
Membuat
list kebutuhan makan dan dapur
|
|
|
Mengurus
pengadaan barang
|
|
|
List
barang yang di beli
|
|
|
List
barang yang di pinjam
|
|
|
List
barang yang sudah ada
|
|
|
|
|
Kor.
Tim pendaki
|
Membuat
program latihan pendaki
|
|
|
Mengecek
perkembangan fisik pendaki
|
|
|
Melakukan
latihan yang telah di jadwalkan
|
|
|
|
|
Pembagian tugas tim manajemen
Ø Pencarian Dana
Dana
merupakan hal yang penting dalam sebuah kegiatan, di zaman sekarang ini tanpa
kita mendaki pun tetap membutuhkan dana. Apalagi untuk melakukan pendakian
gunung financial merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan. Namun bagaimana kita
meminimalisir pengeluaran dana tersebut serta bisa mendatangkan pemasukan dari
luar. Hal demikian memang suatu perkara yang diharapkan, kegiatan kita bisa
mendapat dukungan dan sokongan dari pihak luar. Tidak semua orang, perusahaan,
lemabaga akan mendukung kegiatan mendaki gunung. Sangat jarang sekali
pihak-pihak yang bersedia mendanai kegiatan pendakian gunung. Namun jangan
berkecil hati, doroangan jiwa dan daya tarik untuk mendaki gunung itu merupakan
hal penting sebuah proses mendaki gunung. Berikut beberapa cara untuk
mengumpulkan dana yang telah di lakukan oleh beberapa pendaki gunung pada
umumnya.
Ø Menabung
Menabung
merupakan hal yang paling bisa dilakukan secara pribadi ataupun secara
kelompok. Tidak sedikit orang yang menyisihkan uang mereka untuk bisa mencapai
puncak gunung yang ingin di daki. Para mahasiswa contohnnya menyisihkan dari
jatah uang hidupnya selama kos untuk mengumpulkan uang sehingga bisa mencapai
biaya yang di butuhkan. Sungguh besar tekad mereka untuk bisa mendaki gunung
sampai rela menunda kesenangan diri mereka. Para pendaki yang sudah bekerja pun
mereka menyisihkan uang dari gaji mereka setiap bulan.
Di dalam organisasi pun
tidak sedikit mereka yang menabung, secara kelompok dan di kumpulkan pada
bendahara tim. Ada yang setiap di tagih oleh bendahara, ada juga setiap minggu
di patok mengumpulkan uang sebesar sekian rupiah. Secara kelompok ini memang
dibutuhkan komitmen yang besar dan kuat sehingga bisa terkumpul uang yang
di butuhkan.
Ø Usaha-Usaha
Bagi
sebagian orang dan organisasi yang ingin berkegiatan mendaki gunung, dalam
mencapai tujuannya sampai melakukan usaha-usaha yang bisa menambah pemasukan
sehingga bisa mencukupi dana yang dibutuhkan. Beberapa contoh usaha yang telah
di lakukan oleh beberapa organisasi untuk mendapatkan dana.
Ø
Jualan
Kaos
Menjual
kaos jadi salah satu alternative usaha untuk mendapatkan dana, meskipun dengan
modal yang lumayan tetapi keuntungan dari menjual kaos ini besar. Dengan modal
Rp. 40.000 perkaos dan di jual Rp. 60.000 menjadi penghasilan yang lumayan bila
berhasil menjual kaos dengan jumlah banyak. Salah satu contoh kegiatan
pendakian gunung dengan dana dari jualan kaos adalah anne brum yang melakukan ekspedisi
Annapurna. Organisasi PAMOR dengan kaos putihnya pada ekspedisi 14 puncak 10
hari, dari sini mendapat pasokan dana yang lumayan besar. Tipsnya adalah
membuat kaos dengan tema kegiatan bisa jadi salah satu hal yang di tonjolkan.
Ø Jualan Stiker
Membuat
stiker kegiatan ini bisa jadi alternative yang efektif, dengan modal yang
lumayan ringan dengan jumlah yang banyak bisa mendapatkan keuntungan yang
lumayan besar. Dengan modal mulai Rp. 125.000 untuk 300 lembar bisa
menghasilkan Rp. 900.000 bila di jual satunya Rp. 3.000 bila bisa menjual lebih
banyak lagi ini bisa lebih menguntungkan. Memang tidak mudah untuk menjual
stiker dalam jumlah banyak, untuk yang di berada di wilayah pendidikan siswa
baru atau mahasiswa baru bisa jadi target pemasaran.
Ø
Jualan
Asesoris
Membuat
assesoris atau merchandise kemudian menjualnya merupakan hal kreatif yang bisa
menambah penghasilan financial, namun ini merupakan hal yang kreatif karena
membuat barang kreasi sendiri. Salah satu contohnya membuat gantungan kunci,
merchandise dan lain sebagainya. Ini biasanya lebih murah namun proses
pembuatannya memerlukan waktu lagi, sehingga fokusnya jadi terbagi.
Ø
Membuat
Buku
Membuat
buku bisa jadi pilihan dalam usaha tim, buku yang di buat bisa berbentuk buku
agenda, buku catatan, buku saku, kalender atau apapun yang sedang musim pada waktu
tersebut. Kalau kita dalam ruang lingkup umum, bisa menjadi pasar adalah
masyarakat, warung, pabrik atau lembaga pemerintahan.Jangan sampai barang yang
di buat, tidak terjual malah menjadi rugi bukan mendapat untung.
Ø Sponsor Dan Donatur
Untuk
mendapatkan dana yang di gunakan untuk pendakian yang lainnya adalah
mendapatkan sponsor dan donator atau bantuan lainnya. Untuk bisa menembus ini
kita membutuhkan alat berupa proposal sebagai media untuk menyampaikan maksud
dan tujuan yang di maksud. Untuk mendapatkan bantuan dana dari sponsor buatlah
proposal yang menarik, memiliki tujuan yang jelas, pencapaian hasil dari
pendakian itu yang jelas, feed back yang di dapat sponsor itu juga di jelaskan.
Siapa saja yang berpeluang menjadi sponsor acara kita? Menurut Basuki
dalam websitenya Cara Jitu Mendapatkan
Sponsor Kegiatan Belajar Menulis Baik.htm Jawabannya adalah semua
lembaga/perusahaan yang sedang membutuhkan promosi dan sedang mencari mitra
kerjasama dalam mengerjakan program kerja perusahaan.
- Public sector
1) Instansi
pemerintahan memiliki alokasi anggaran untuk membantu meningkatkan kualitas
masyarakat baik dalam hal fisik maupun non fisik. Tingkat kabupaten, propinsi
maupun nasional.
2) Pemerintah
memiliki program kerja. Pada beberapa program kerja selalu melibatkan
masyarakat sebagai partner
- Private sector
1)
Perusahaan pembuat produk outdoor .
2)
Penerbit yang sedang mempromosikan buku terbitan terbarunya
3)
Perusahaan yang sedang promo produk baru
4)
Perusahaan yang sedang membuka kantor cabang baru
5)
Perusahaan memiliki Corporate Sosial Responsibility (CSR) ditujukan untuk
kegiatan sosial dan non profit
6)
Bank memiliki dana-dana sosial untuk pemberdayaan masyarakat
7)
Setiap perusahaan selalu memiliki anggaran dana promosi
8)
Perusahaan yang sedang berkembang dan akan melakukan ekspansi pasar
9)
Perusahaan teman satu organisasi
- Third sector
Lembaga
Sosial memiliki program kerja dan pada beberapa program membutuhkan kerjasama
dengan pihak lain. Salah satu perangkat vital dalam bekerja sama dengan sponsor
adalah proposal. Proposal memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan. Proposal yang baik adalah yang bisa menjelaskan secara terperinci
dan utuh bahkan meski tanpa penjelasan dari penyelenggara kegiatan.Proposal
sponsor yang di buat setidaknya harus
bisa memuat konsep 5 W & 1 H : What,
Why, When, Where, Who, dan How. Selain itu perlu diperhatikan beberapa
materi penting seperti dibawah ini:
- Tujuan diselenggarakan acara
- Keterangan mengenai acara
- Alasan mengapa memerlukan sponsor
- Media yang akan dipakai untuk mempromosikan
acara
- Schedule dan action plan acara
- Apa yang
bisa diberikan oleh pihak penyelenggara kepada pihak sponsor sebagai ganti
sponsorship yang diberikan. Berikan contoh-contohnya. Misalnya pencantuman
logo di banner, lebih baik dibuatkan contoh design banner dengan logo
sponsor yang bersangkutan, atau mungkin anda bisa menyediakan waktu khusus
selama beberapa menit untuk mereka mempromokan kegiatan mereka.
- Lampiran
gambar, video atau kliping koran dari kegiatan- kegiatan yang pernah
dilakukan.
- Sertakan contact
person dari kegiatan tersebut, yang mengerti dengan baik tentang
detail acara tersebut.
Menyampaikan
proposal saja belum cukup untuk membuat calon sponsor tertarik. Karena proposal
yang masuk bukan hanya milik kita saja.Selalu ada persaingan untuk mendapatkan
kerjasama dengan pihak sponsor.Bisa jadi dalam 1 bulan ada 5-10 proposal yang
masuk untuk meminta kerjasama sponsorship. Oleh karena itu perlu cara lain
untuk meyakinkan calon sponsor agar bersedia bekerjasama dengan kita. Setiap
orang lebih percaya kepada orang yang sudah dikenal daripada orang yang belum
dikenal.Apalagi orang-orang yang memiliki kesan positif. Demikian juga dengan
calon sponsor, mereka akan melihat siapa orang yang merekomendaikan. Jadi
sebelum menghubungi calon sponsor, cari informasi siapa orang yang dikenal oleh
calon sponsor dan bisa bisa memberikan rekomendasi. Dengan demikian setidaknya
50 % keberhasilan sudah di tangan. Calon sponsor juga perlu diyakinkan dengan
tatap muka secara langsung. Caranya adalah dengan presentasi. Cara ini
fungsinya untuk meyakinkan kepada calon sponsor bahwa kegiatan kita memang
pantas untuk didukung dan kebutuhan promosi produk mereka dapat terpenuhi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat akan presentasi sebagai berikut :
- Buat janji dengan calon sponsor. Usahakan
bisa bertemu langsung dengan pimpinan perusahaan/cabang perusahaan.
- Kuasai
bahan dan bersiaplah untuk menerima penolakan dan kritikan sebelum
mendapat sambutan positif. Apapun kegiatan yang anda selenggarakan,
yakinkan itu adalah kegiatan yang terbaik.
- Datang
tepat waktu dan lakukan komunikasi informal dengan penerima tamu.
Sampaikan identitas organisasi dan berikan kartu nama
- Berlatih sebelum waktu presentasi
- Berpakaian yang rapi dan pantas
- Sediakan satu kopi proposal untuk pihak
sponsor
- Singkat,
menarik dan padat, presentasi tidak perlu terlalu detil, karena detil
acara sudah ada didalam proposal. Pada waktu persentasi sebaiknya lebih
ditekankan pada personalapproach dan lebih menerangkan hal-hal yang
menitikberatkan pada kepentingan pihak sponsor daripada pihak
penyelenggara kegiatan.
- Tinggalkan nomor telepon yang mudah
dihubungi oleh pihak sponsor (kalo bisa kartu nama).
Tim Pendaki
Tugas tim
pendaki pada saat pra-kegiatan adalah melakukan latihan semaksimal mungkin
untuk meraih kondisi fisik seprima mungkin. Selain itu pendaki juga harus
disiplin mengatur pola hidup dan pola istirahat. Latihan sebaik apapun kalau
tidak disiplin dalam istirahat dan pola hidup itu akan menjadikan latiihan yang
dilakukan tidak maksimal.
1.
Karantina
/Training Centre
Agar bisa
lebih teratur para tim melakukan kordinasi antar tiap tim, ada baik semua tim
di tempat kan dalam satu tempat atau kata lain dalam sebuah karantina. Apakah
itu berada di basecamp tapi di sedikan tempat khusus atau di tempatkan pada
tempat yang berbeda dengan base camp terutama untuk tim pendaki. Karena faktor
lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap pola hidup serta pola istirahat tim
pendaki. Dalam ruang karantina atau training
centre ini para pendaki harus di
atur pola makannya, pola hidup, pola latihan sampai pola istirahatnya. Sehingga
peningkatan kualitas fisik pendaki bisa lebih maksimal.Layaknya seorang atlet
pendaki juga harus disiplin mengikuti pola-pola yang telah di tetapkan oleh
kordinator pendaki. Dalam proses karantina ini, variasi dalam berlatih atau
saat di tempat karantina itu merupakan hal yang penting terutama untuk
menghindari kebosanan. Selain itu kebersamaan tim pendaki harus di bentuk agar
selama karantina bisa terhindar dari konflik intern yang akan menghancurkan
kebersamaan tim. Selain itu, karantina ini akan membiasakan para tim pendaki
saling mengenal satu sama lain sehingga pada saat pendakian bisa mengerti satu
sama lain.
Salah satu
contoh program dan jadwal tim pendaki adalah sebagai berikut :
No
|
Time
|
Activity
|
Tempat
|
Kebutuhan
|
|
07.00-14.00
|
Aktivitas pribadi (kuliah,
|
|
|
|
14.00-15.30
|
Sholat dan persiapan untuk
latihan.
|
Training centre pendaki
|
|
|
15.30-17.30
|
Pemanasan
Cross country
Pnf
|
Setiabudi-CIC
|
|
|
17.30-18.30
|
Bersih-bersih dan Sholat
|
|
|
|
18.30-19.15
|
Makan malam
|
|
|
|
19.15-19.45
|
Evaluasi dan breafing
|
|
|
|
19.45-21.00
|
Free time
|
|
|
|
21.00-04.00
|
Tidur
|
|
|
|
04.00-05.00
|
Bangun /sholat
|
|
|
|
05.00-06.30
|
Latihan/free
|
|
|
|
06.30-07.00
|
Sarapan
|
|
|
Table. Jadwal
karantina tim pendaki
Dalam proses karantina tim
pendaki setidaknya ada beberapa tim lain yang terlibat di antaranya tim
logistik/danpur yang mempersiapkan makan dan kebutuhan tim pendaki. Untuk
mencapai puncak performa tim pendaki , maka disinilah proses pembelajaran dari
masing tim pendaki untuk mendisiplinkan diri para tim masing-masing.
Selain tim pendaki, tim
manajemen juga tidak hanya diam menunggu para tim pendaki berlatih. Justru
disini tim manajemen harus mempersiapkan dari segi dana dan kebutuhan
keseluruhan tim, baik untuk makanan tim pendaki dan lain-lain. Tim manajemen
harus bekerja keras dan saling bekerja sama untuk bisa memenuhi kebutuhan
keseluruhan tim. Mencari donator dan sponsor merupakan tugas utama dari tim
manajemen.
2.
Simulasi
Simulasi
pendakian merupakan hal yang penting untuk di lakukan untuk menguji fisik dan
mental serta kesiapan para tim. Kerja sama antar tim disini bisa di latih serta
di peragakan secara seksama, Dalam simulasi ini bisa dijadikan acuan bagaimana
kesiapan tim. Simulasi pendakian ini bisa di lakukan di gunung yang dekat
dengan tempat kediaman kita, sehingga tidak mengeluarkan biaya yang terlalu
besar. Simulasi yang dilakukan harus di lakukan seperti nanti dalam mendaki
gunung yang akan dilakukan, terutama kordinasi antara tim manajemen. Bagaimana
humas dan danus mengurus perizinan pendakian, bagaimana tim transportasi
mengatur perpindahan tiap gunung, bagaimana tim logistik menyiapakan makanan
dan perlengkapan tim pendaki. Selain itu tim pendaki juga akan di test
bagaimana cara mendaki, menyesuaikan ritme langkah pendaki, mengatur nafas,
mengatur istirahat dan lain hal sebagainya.
3.
Launching
Launching
selayaknya dilakukan di awal persiapan pendakian terutama setelah terbentuk tim
manajamen dan tim pendaki. Ini merupakan hal yang penting dilakukan, kenapa?
Pertama ini akan menjadi motivasi bagi tim untuk serius melakukan pendakian
yang akan dilakukan, bagaimana pun ketika sudah di umumkan ini harus dilakukan
dan harus terlaksana. Sehingga tim mempunyai rasa tanggung jawab yang besar
untuk mensukseskan kegiatan ini. Kedua ini akan menjadi momentum perkenalan
kepada khalayak luar terutama bagi media, sponsor dan para donator. Menunjukan
sebuah keseriuasan para tim yang akan menjadi nilai bagi para sponsor.
Launching bisa sebaiknya
dilaksanakan dua kali, di awal terbentuknya tim serta menjelang pemberangkatan
untuk pendakian. Agar lebih meriah kita bisa mengundang media baik cetak maupun
elektronik. Mengundang para senior dan kerabat untuk mendukung kegiatan serta
memohon doa restu dari semuanya. Sediakan lah makanan ringan atau konsumsi bila
dana mencukupi. Launching untuk yang keduanya bisa sambil di kombinasikan
dengan acara pelepasan pemberangkatan tim, agar lebih efisien dan efektif
2) Pelaksanaan
pendakian
Pelaksaan
pendakian berawal dari perpindahan tempat kediaman ke pos pendakian gunung yang
pertama akan di daki. Apakah itu menggunakan kendaraan yang di bawa lansung
atau menggunakan kendaraan umum, tapi untuk memudahkan skema transportasi
sebaiknya kita menggunakan kendaraan yang tetap dan dibawa sendiri oleh tim.
ada beberapa keuntungan dan kerugian yang terjadi bila kita menggunakan
kendaraan pribadi dengan umum diantaranya
Kendaraan pribadi
|
Kendaraan umum
|
Bisa lebih di atur secara
pribadi
|
Keberangkatan disesuaikan
dengan jadwal trayek
|
Bisa lebih cepat karena
bisa motong jalan ke jalur yang lebih dekat
|
Melaju sesuai dengan
trayek serta benhenti menaikan dan menurunkan penumpang
|
Lebih irit biaya
|
Biasa lebih mahal apalagi
bila tidak trayek yang mengantar ke pos pendakian
|
Tim tidak tercecer
|
Tim bisa saja tercecer dan
berakibat saling menunggu
|
Lebih efektif
|
Harus menurunkan dan
menaikan barang dari kendaraan satu ke yang lain.
|
Perbandingan menggunakan
kendaraan pribadi dan kendaraan umum
Dalam
pendakian cepat ini memang kita dituntut untuk dapat memilih cara yang efektif,
agar dalam pelaksanaannya bisa mempecepat pendakian. Setelah sampai di pos
pendakian disinilah saatnya tim pendaki melakukan tugas yang sebenarnya, di
samping tim manajemen melakukan supporting terhadap para pendaki. Selama
mendaki pun ada teknik dan persiapan yang dilakukan oleh tim manajemen dan tim
pendaki berikut hal yang di lakukan oleh tim :
a.
Persiapan
Perlengkapan Pendakian
Setelah
sampai pos pendakian dan turun dari mobil , tim pendaki harus mempersiapkan
barang pribadinya terlebih dahulu. Meskipun di persiapkan oleh tim manajemen
perlengkapan pendaki yang ini harus di persiapkan oleh masing-masing pendaki.
Perelengkapan ini merupakan perlengkapan yang menempel di tubuhnya di antaranya
sepatu, kaos kaki, baju, celana, tas, syal, jam tangan, topi, rain cut. Itu
semua merupakan perlengkapan pribadi yang disiapkan oleh pribadi, agar barang
ini bisa disesuaikan dengan selera dan kenyamanan masing-masing.Para pendaki
pun harus bisa mengatur perlengkapan agar dalam pendakiannya bisa di atur
penggunaanya. Sambil persiapan oleh tim pendaki, tim manajemen harus sigap
dengan segera menghubungi pos pendakian untuk mempersiapkan administrasi
pendakian.
b.
Pembagian
Perbekalan
Setelah
perlengkapan pribadi disiapkan, tim logistic harus sudah siap mempersiapkan
perbekalan untuk pendakian yang di bagi berdasarkan jatah masing-masing.
Perlengkapan yang disiapkan oleh tim logistic diantaranya alat P3K, alat
dokumentasi, banner sponsor, trangia, flysheet, konsumsi kelompok, konsumsi
masing-masing pendaki. Perlengkapan tersebut masing-masing bergantian di bawa
oleh setiap pendaki.
Nama
|
Gunung 1
|
Gunung 2
|
Gunung 3
|
A
|
P3K
|
Konsumsi kelompok
|
Flysheet
|
B
|
Banner
|
P3k
|
Konsumsi kelompok
|
C
|
Trangia
|
Banner
|
P3k
|
D
|
Flysheet
|
Trangia
|
Banner
|
E
|
Konsumsi kelompok
|
Flysheet
|
Trangia
|
Doc
|
Doc
|
Doc
|
Doc
|
Pembagian
logistic tim pendaki
Pembagian yang adil membuat
kebersamaan tim bisa terjalin, sehingga tidak ada yang merasa lebih kuat dan di
lemahkan.
c.
Peregangan
&Pemanasan
Bila
perlengkapan telah siap semua, tim pendaki di instruksikan untuk melakukan
pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan bisa dimulai dengan peregangan (streaching) dari kaki sampai ke
tangan.Kemudian pemanasan dinamis serta lari kecil sampai tubuh merasakan
hangat dan mengalami peningkatan denyut nadi.Bila denyut nadi telah mencapai
10-12 kali 10 detik itu menandakan tubuh telah siap beraktivitas.
Pemanasan
penting untuk tubuh sebelum mendaki, pemanasan bisa mengurangi resiko cedera
ketika mendaki. Apalagi track gunung yang tidak datar membuat pergelangan kaki
rentan mengalami cedera. Sehingga
pemanasan merupakan hal yang penting sebelum mendaki.
d.
Leader,
Time Keeper& Sweaper
Setelah
melakukan pemanasan, kordinator pendaki selayaknya mengumpulkan tim pendaki
untuk melakukan briefing. Menjelaskan kembali bagaimana kondisi jalur, trik
mendaki gunung yang akan didaki, berapa pos yang akan dilewati, serta
menentukan leader, time keeper dan sweeper. Adanya Leader, time keeper dan
sweeper itu yang mempunyai tugas mengatur tim pendaki dalam mendaki.
Leader
|
Time keeper
|
Sweeper
|
Menentukan kecepatan langkah
|
Menentukan waktu perjalanan
|
Mengamankan posisi paling belakang pendaki
|
Menentukan tempat istirahat
|
Menentukan waktu istirahat
|
Clean up barang atau perlengkapan
|
Yang menentukan keputusan
|
Mempertimbangkan keputusan
|
Memberikan informasi
|
-
|
-
|
- dst
|
Tugas leader,
time keeper, sweeper
Dari table di atas bisa kita lihat tugas dari
masing-masing peran. Menjadi leaderpun tidak harus orang yang sama, bahkan disarankan untuk
menggilirkan setiap peran menjadi leader, sweeper dan time keeper. Paling penting
dari semuanya adalah setiap peran telah di mengerti tugasnya serta tim bisa
mematuhi hal-hal yang di tetapkan oleh masing-masing peran.
Nama
|
Gunung 1
|
Gunung 2
|
Gunung 3
|
A
|
Leader
|
Sweeper
|
|
B
|
|
Leader
|
time keeper
|
C
|
Time keeper
|
|
Sweeper
|
D
|
|
Time keeper
|
|
E
|
Sweeper
|
|
Leader
|
-
|
-
|
-
|
- dst
|
Jadwal pembagian
peran tim pendaki
e.
Istirahat dan turun gunung
Selama
mendaki ada beberapa tips mendaki cepat yang bisa di gunakan dalam pendakian.
Pertama adalah berdoa’a, berdoa merupakan hal yang di sarankan dalam setiap
pendakian yakin atau tidak di beberapa gunung mempunyai mitos masing-masing
yang senantiasa berhubungan dengan hal mistis. Ini akan menenangkan hati kita
selama mendaki, meskipun tergantung tingkat kepercayaan setiap pendaki. Di
dalam do’a jangan lupa untuk kita selalu meminta agar di berikan kekuatan selama
mendaki, di jauhkan dari marabahaya , di berikan kelancaran dalam mendaki, di
hindarkan dari kecelakaan, di jauhkan dari bahaya binatang buas, di hindarkan
dari bencana alam dan lain sebagainya.
Kedua
adalah mengatur waktu, agar lebih efesien selama mendaki di saran untuk
melakukan perjalanan selama 3 jam pertama adalah beristirahat setiap satu jam
sekali. Disinilah fungsi time keeper akan berfungsi, jika telah satu jam
berjalan/berlari beristirahat lah. Waktu beristirahat pun di batasi jangan
terlalu lama, disaran 10 menit. Dalam waktu 10 menit tersebut para pendaki bisamelakukan aktivitas seperti memakan konsumsi yang di
bawa. Baiknya leader bisa mengatur makanan apa yang sebaiknya di makan,
jumlahnya berapa banyak, dan makanan apa yang disimpan. Untuk 2 jam berikutnya
waktu perjalanan bisa di kurangi menjadi setiap 30 menit sekali beristirahat.
Ketiga
adalah komunikasi lapangan, usahakan dalam setiap pendakian adanya komunikasi
yang harmonis serta humoris untuk menghindari kejenuhan.Selama perjalanan bisa
sambil melakukan nyanyian yang memberikan semangat.Adanya informasi bila ada
hal yang membahayakan pendaki. Memberikan informasi kepada tim manajemen
melalui handy talky yang di bawa
mengenai kondisi dan posisi pendaki. Melaporkan bila ada hal yang dirasa tidak
wajar dalam tubuh seperti pusing, mual, dehidrasi, kram dan lain-lain.
Keempat
adalah sunset dan sunrise, pencapaian dalam mendaki biasanya para pendaki
melihat waktu sunrise. Artinya dalam mendaki usahakan adalah malam hari,
pendakian malam memberikan dampak positif bagi para pendaki. Apalagi dalam
pendakian cepat yang dipastikan naik dan lansung turun (tik tok). Untuk
perjalan yang lumayan jauh dan waktu yang lama ini akan berpengaruh terhadap
waktu turun, jika pendakian dilakukan malam hari kemungkinan waktu turun adalah
siang hari, dan itu lebih baik jika pendakian di lakukan di siang hari sedang
kan turun di malam hari ini akan lebih berbahaya. Secara psikologis pun mendaki
pada siang hari akan terasa lebih cape dan moodnya berbeda, ketika tanjakan
terlihat jelas di depan mata. Sehingga di sarankan pendakian dilakukan di malam
hari dan turun di siang hari.
f.
Pendinginan
Setelah
para pendaki mendaki dan turun kembali ke tempat pos pendakian, ada baiknya
beberapa tim manajemen menyambut dan memberikan salam selamat telah berhasil melakukan
pendakian. Setelah itu sebaiknya kordinator pendaki menginstruksikan para
pendaki untuk melakukan pendinginan (cooling down) berendam air es dan
PNF, agar otot yang telah di gunakan bisa kembali normal dan terhindar dari
penumpukan asam laktat yang bisa menyebabkan kram otot.Gerakan pendinginan
banyak ragam bentuknya mulai dari menggoyang-goyangkan kaki dan tangan.Setelah
itu biasanya untuk memulihkan tubuh setelah mendaki melakukan gerakan PNF
secara berpasangan 2 orang. Gerakan PNF ini merupakan gerakan untuk melatih
kelentukan, namun gerakan ini biasa digunakan oleh para tim ekspedisi PAMOR
untuk memulihkan otot yang tegang setelah pendakian serta memulihkan cedera
tubuh ketika melakukan pendakian seperti yang di nyatakan Tite Julianti (2007)
bahwa kelentukan mengurangi cedera pada otot dan sendi, mengembangkan
kecepatan, memulihkan sikap tubuh.
Metode PNF
di lakukan secara berpasangan dimana satu orang yang di berikan PNF meregangkan
otot yang dibantu oleh pasangannya. Setiap set gerakan di hitung sebanyak 1-2 x
8 hitungan.
g.
Perpindahan
Transportasi
Setelah para pendaki turun
gunung, telah melakukan pendinginan dan PNF, bersih-bersih, membereskan kembali
perlengkapan yang di bawa. Kalau pendakiannya panjang dan lama bisa di berikan
makanan terlebih dahulu yang bisa memulihkan kondisi pendaki seperti bubur
kacang hijau, di sertai teh manis atau minuman jahe. Tim manajemen dan tim
logistic harus sudah membereskan kembali barang-barang yang di keluarkan
kembali pada posisi yang seharusnya. Sehingga tim tidak terlalu lama diam di
pos pendakian dan segera bisa melanjutkan perjalanan ke gunung
selanjutnya.Kalau kecapean para pendaki bisa di segerakan masuk kedalam
kendaraan untuk beristirahat, di tengah perjalanan tim pendaki baiknya di
berikan makanan berat seperti nasi yang tersedia di tengah perjalanan. Makanan
tersebut bisa di dapati dari warung nasi, restoran tempat yang di sesuaikan
dengan selera dan kondisi keuangan.
Setelah makan , sambil beristirahat kordinator pendaki dan tim manajemen
yang lainnya bisa bertanya sambil evaluasi dari perjalanan yang telah
dilakukan, apakah terdapat hal yang membahayakan , bagaimana peran
masing-masing apakah berjalan sesuai dengan rencana, apakah ada yang menulis
atau merekam selama perjalanan.
3) Pasca
pendakian
Selamat
anda telah mendaki semua gunung yang di targetkan di daki, setelah semua gunung
di daki tentunya kita tidak lansung berada di tempat kediaman kita lansung. Ada
baiknya kita memanjatkan sujud syukur telah berhasil melaksanakan seluruh
pendakian. Namun di sisi lain tidak ada salahnya kita membuat perayaan
sederhana sebagai rasa syukur dan penghargaan kepada semua tim, tidak perlu
mewah tapi berkesan. Biasanya di tengah perjalanan khususnya di gunung yang
lumayan jauh, di berikan motivasi apa yang di inginkan bila pendakian ini telah
selesai. Harapan-harapan ini bisa dipenuhi oleh keseluruhan tim agar adanya
rasa penghargaan internal.
Selain itu
seluruh tim bisa berkunjung ke tempat yang istimewa di gunung terakhir yang di
daki, seperti contohnya gunung Rinjani adalah gunung terakhir yang di daki
Senggigi bisa jadi tempat untuk melepas rasa lelah dan menghilangkan kepenatan
selama mendaki. Atau berlibur di pulau Bali pun bukan hal yang mengecewakan,
apalagi dana masih tersisa itu bisa menjadi alternatif hiburan.
a.
Pers
Conference
Selama
mendaki dan gunung terkahir yangakan di daki telah di tetapkan, tim manajemen
jangan hanya diam menunggu pendaki turun dari gunung, tugas tetap dilaksanakan
sesuai jobdesk. Salahsatunya humas di harapkan segera menghubungi dan
mempersiapkan para wartawan untuk mempublikasikan kegiatan yang telah
dilaksanakan. Dengan menghadirkan para pers itu akan membantu mempublikasikan
kegiatan yang telah dilaksanakan. Tetapi jangan lupa data yang akan di
publikasikan harus sudah disiapkan , selain untuk menjadi bahan pers conference
nantinya data tersebut akan menjadi bahan laporan.
Pers
conference ini tidak harus di kota kita sendiri berada, bisa di lakukan di
tempat gunung terakhir berada. Apakah di Bali, di Lombok biasanya hampir
seluruh tempat yang ada mempunyai wartawan sendiri di setiap tempat.
b.
Upacara
Dan Hiburan Penutupan
Tim base
camp selain menerima informasi yang di berikan oleh tim manajemen untuk di publikasikan kepada media kota
tempat kita berasal. Tim basecamp harus mempersiapkan untuk upacara penutupan
dan hiburan. Tim basecamp bisa mengundang para OPA yang ada di sekitar, pers
atau wartawan yang ada, para senior, para keluarga tim pendakian. Jangan lupa
meyiapkan makanan juga untuk para tamu undangan, agar para tamu tidak merasa
jenuh .untuk menyambut para pendaki buatlah skema yang menarik agar seluruh tim
merasa bangga telah melaksanakan pendakian.
Agar lebih
meriah hadirkan pula hiburan musik untuk meleburkan kebersamaan serta merayakan
rasa syukur kepada mahakuasa. Biasanya musik reagge menjadi pilihan untuk para
pendaki gunung, memang acara para pendaki gunung sedikit unik berbeda dengan
acara yang lain.
c.
Pembuatan
Laporan
Setelah
semuanya beres di laksanakan, silahkan untuk beberapa hari melepaskan lelah dan
beristirahat, tapi jangan terlalu lama, seminggu adalah waktu yang cukup untuk
beristirahat. Agendakan lah untuk mengadakan rapat evaluasi seluruh tim, bahkan
kalau perlu bersama kawan-kawan yang lain. Dalam evaluasi buatlah suasana
senyaman mungkin untuk mengungkapkan kekurangan dan kesalahan sebelum dan
selama pendakian.Sehingga itu menjadi catatan yang di perlukan dalam laporan,
sehingga menjadi perbaikan untuk pendakian selanjutnya.
Mintalah
data dari setiap tim, mengenai informasi yang di butuhkan untuk laporan atau
kebutuhan yang lainnya. Data tersebut terutama dibutuhkan untuk melengkapi
kebutuhan buku laporan. Laporan itu akan sangat penting, jika kita menggunakan
sponsor, donatur, apalagi kegiatan kemahasiswaan serta yang terpenting adalah
untuk kebutuhan pendakian selanjutnya.
Sumber :
Catros.(2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia.[Online].
Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [17-09- 2014]
[22:42]
Dikdik Z.S. (2010). Modul Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Dikdik dan Paulus.(2006). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia.
Koni Pusat
Edgar K. Tam dan Daniel A.
Weigand. (2011). Strategi Ketangguhan
Mental Para Atlet Terbesar di Dunia (Mental Training For Peak Perfomance.)
Jakarta : Satlak Prima Utama Muda.
Fadlily, Fahmi. (2011). Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani Dengan
Kemampuan aklimatisasi Pendaki Gunung di atas Ketinggian 3000 Meter Dari
Permukaan Laut. Skripsi S1 FPOK-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Ramdhan, A. (2011). Analisis Kebutuhan Yang Mandukung Keberhasilan Pendakian Gunung. Skripsi
pada IKOR FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan
Rustandi (2009).Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Pendaki Gunung PAMOR dan Pendaki
Gunung Bramatala.Skripsi sarjana pada FPOK UPI, Bandung: Tidak diterbitkan
Abu Bakar.Ryan (2012) .Profil kepribadian Anggota
Pamor yang mengikuti dan tidak mengikuti Ekspedisi Pendakian Gunung.Skripsi pada IKOR FPOK UPI Bandung: tidak
diterbitkan
Abu Bakar,Ryan (2017) Buku Manajemen Pendakian Gunung Indonesia
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik, Bandung
Komarudin. makalah gabungan psikologi olaharaga FIK,
UNY [Online]. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Komarudin,%20M.A./Makalah%20Gabungan%20Psikologi%20Olahraga.pdf [08-04-2015] [21:38]
Schurman, C. (2009). The
Outdoor Athlete.Amerika:Champaign.