• Pelepasan Pendakian Bersama

    Pelepasan pendakian bersama oleh DISPORA dan KORMI JABAR

  • AOPGI JABAR

    Loggo AOPGI JABAR

  • pelantikan pengurus AOPGI JABAR

    pelantikan pengurus periode 2019-2023

  • Pengibaran bendera KORMI dan Pemprov JABAR

    DISPORA dan KORMI menyerahkan bendera untuk dikibarkan di Punca Ciremai

Rabu, 04 Agustus 2021

 


Hai, hai semangat selalu. Salam bugar dan lestari.

Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 2021 ini. Kami  mengadakan Festival lomba Video pendakian gunung atau bahasa kerennya Virtual Hiking Jawa Barat Festival Video 2021. Lomba ini terselenggara atas inisiasi dari Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesi (KORMI) Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan AOPGI Jabar.

Untuk lebih lengkapnya mengenai lomba ini bisa disimak dalam tulisan dibawah ya. 

Syarat & Ketentuan Lomba

- Peserta lomba festival adalah pendaki jawa barat dan lokasi gunung yang didaki berada di provinsi jawa barat.

- Kategori : akun yg dinilai adalah Perorangan, tetapi isi dari video boleh berkelompok

- pendakian gunung di gunung jawa barat dengan elevation gain minimal 500 m

- video memuat informasi dan edukasi pendakian dari persiapan, pelaksanaan dan pasca pendakian serta potensi wisata digunung yang didaki.

- selama pendakian direkam  menggunakan aplikasi strava. 

- Unggah Video pada Feed Instagram pribadi, maksimal 1 menit - 5 menit ( setiap peserta hanya 1 video)

- Peiode Unggah sampai dengan 25 Agustus 2021

- Akun Instagram peserta tidak boleh terkunci 

- Follow dan Mention : @aopgi_official @kormi_prov_jabar @optkormijabar @okk_kormijabar @otkb_kormijabar 

- Tuliskan Hastag #virtualfestkormijabar2021

#virtualhikingjawabarat pada Caption Video yang di unggah

- Pengumuman pemenang pada 28 Agustus 2021

- Keputusan Panitia/Juri tidak bisa diganggu gugat


Untuk mendaftar bisa melalui form di bawah

https://forms.gle/9okP9HEnShU6FELU6

Info lebih lengkap bisa lihat di www.aopgiblogspot.com

Senin, 07 Juni 2021

 


Reposted from @jejak_pendaki Dan lagi, mohon doanya semoga survivor lekas ditemukan dalam kondisi selamat 🙏

.

Seorang pendaki perempuan dilaporkan hilang di Gunung Abbo, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Korban terakhir kali izin kepada rekan-rekannya untuk buang air kecil.

.

Korban atas nama Eva (25) dikabarkan hilang saat pendakian di Gunung Abbo, tepatnya di wilayah Lingkungan Panaikang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Minggu (6/6/2021).

.

Sekretaris Lurah Leang-Leang, Suherman, membenarkan adanya laporan tersebut. Kabar ini disampaikan tiga orang rekannya yang turun dan mengadukan peristiwa ini kepada masyarakat.

.

Informasi yang dihimpun, rombongan ini naik gunung pada Sabtu (5/6/2021) siang. Mereka berjumlah 10 orang, tiga di antaranya perempuan.

.

Mereka bergerak dari Moncongloe. Lalu di TKP mereka mendirikan kemah. Korban sempat izin buang air kecil pada Minggu (6/6/2021) siang.

.

Korban diketahui izin buang air kecil di balik batu perbukitan yang jaraknya tak jauh dari lokasi perkemahan. Namun tak kunjung kembali hingga dilakukan pencarian.

.

Saat ini tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros dibantu oleh relawan pencinta alam masih melakukan pencarian terhadap korban.

.

Sumber : sulselinews.com

.

#pendakihilang #abbo #maros #sulawesiselatan #survivor #jejakpendaki  #aopgi

 


CIREMAI - 2021

Aku memutuskan kembali ke Ciremai, setelah lima tahun lamanya. Sejak gagal menapaki puncaknya di tahun 2016, Ciremai selalu menjadi janji yang kujaga untuk kembali. Saat itu, aku mendaki bersama lima orang teman, dengan ilmu yang minim dan persiapan fisik yang juga tidak mumpuni, nekat saja mendaki Ciremai. Alhasil, tidak berhasil sampai ke puncak, Langkah kaki terpaksa harus terhenti di Goa Walet, tempat tenda kemah kami didirikan, hanya tinggal sedikit lagi menuju puncak, sedih? Ah jangan tanya. Meski berada di ketinggian yang tidak jauh berbeda dengan gunung Pangrango, Ciremai memiliki tantangannya tersendiri.

Malam sebelumnya, tubuhku menggigil hebat, saluran pernafasan juga tidak berjalan baik, kondisi itu dirasa sejak melewati tanjakan berbatu yang kanan kirinya jurang itu, tepat di trek pendakian dari pos 5 menuju ke puncak dari jalur apuy.  Mental sudah jatuh, diikuti kondisi fisik yang semakin menurun. Dini hari saat yang lain bersiap mendaki ke puncak, aku harus pasrah hanya menunggu di tenda, seorang ketua tim dari rombongan lain menyarankan aku beristirahat, untuk memulihkan kondisi, terutama mempersiapkan perjalanan turun nanti. Matahari segera naik, semburat cahayanya menyebar ke seluruh penjuru langit, masya Allah, dan di atas sana pasti lebih indah. Untungnya aku sedikit terhibur, dengan pemandangan bunga edelweiss yang bermekaran cantik sekali.

Kini, setelah banyak belajar dari materi pembekalan AOPGI (Asosiasi Olahraga Pendakian Gunung Indonesia), aku mulai paham kalau kondisi yang saat itu aku alami termasuk ke dalam gejala AMS (Acute Mountain Sickness). AMS dapat dideteksi dari gangguan pernafasan karena kadar oksigen menipis, sakit kepala, mual, hingga kelelahan fisik yang akut. AMS dapat terjadi di antaranya ketika tubuh pendaki kesulitan beradaptasi di ketinggian tertentu, melakukan aktivitas pendakian yang terlalu cepat tanpa pemanasan. Wajar saja, saat itu aku tidak memahami manajeman pendakian sama sekali.

Lalu kesempatan itu datang, AOPGI yang kini berada di bawah naungan KORMI  menawarkan ajakan pendakian bersama ke gunung Ciremai, berikut memperingati hari Kebangkitan Nasional. Pada kesempatan itu juga bersamaan dengan momen pergantian nama KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia) yang sebelumnya bernama FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia).

 

Tanpa pikir panjang aku mengiyakan, hanya dua minggu persiapan, tapi dengan keyakinan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Selain AOPGI, ada pula yang membantuku semakin yakin bisa berhasil menapaki puncak Ciremai kali ini. Sejak berkenalan dengan komunitas pendaki Tektok Bandung Adventure (TBA), tubuhku secara tidak langsung jadi terlatih menyesuaikan diri dengan ketinggian dan cuaca di gunung yang sering berubah-ubah. Tentu saja TBA kan punya jadwal mendaki seminggu sekali loh. Dari TBA juga akhirnya aku mengenal gunung-gunung di Bandung raya yang ternyata tersebar banyak sekali.


Sekitar pukul 03.00 WIB, aku bersama tim mendaki ke puncak Ciremai via jalur pendakian Apuy, kami berangkat dari pos 5, tempat berkemah. Ini terasa seperti nostalgia, bedanya kali ini puncak terasa semakin dekat, semakin yakin bisa kuraih. Meski dini hari, karena sudah membiasakan diri untuk mengatur pola pernafasan dengan baik, perjalanan jadi tidak begitu sulit. Tanjakan yang dulu sangat membuatku takut itu, malah jadi terlihat lebih indah, bintang-bintang gemerlapan di atap langit, mungkin dibandingkan rasa takut, aku lebih merindukan tempat ini. Tempat yang kujaga dengan janji untuk segera kembali, meski harus menunggu sampai 5 tahun lamanya. Mungkin sekitar pukul 05.00, akhirnya kami sampai di atas puncak. Aku hanya bisa langsung duduk di tepi kawah, memandang langit dini hari yang sebentar lagi berganti hangatnya cahaya matahari, menikmati momen langka itu. Aku benar-benar kembali, dengan kekuatan yang Allah beri untuk sampai ke atas sini. Belajar mengalahkan rasa takut, juga mengelola kelemahan diri sendiri.

Hanya Allah yang tahu, kapan kita siap mencapai tujuan kita. Mimpi yang selalu kita sediakan ruangnya di dalam ingatan. Jika saat itu aku tidak gagal, mungkin aku tak akan mengenal lebih banyak orang-orang baik yang saat ini aku kenal, aku tak akan menjelajah tempat yang lebih jauh lagi, aku tak akan mendapatkan ilmu yang lebih luas lagi, tentang gunung, ataupun tentang hidup ini. Allah mempersiapkan aku untuk perjalanan yang lebih indah. Jika saat ini aku melihat lagi ke belakang, maka hanya ada rasa syukur yang tak terhingga, betapa baiknya Allah menempaku dengan kegagalan. Memberiku kekuatan menggenapi apa yang belum sempat terselesaikan. Terimakasih Ciremai, kamu indah sekali.

From Nur Sholihah

Jumat, 04 Juni 2021

 




1.       Bentuk pendakian

Berbicara mengenai Pendakian Gunung, penulis ingin mengajak para pendaki kepada sebuah bentuk. Karena bila tidak punya bentuk tentu pendakian gunung hanya akan menjadi aktivitas yang berwujud tapi tidak berbentuk. Bentuk disini dalam arti masuk kedalam bidang apa sih pendakian gunung, karena meskipun pendakian gunung tetap eksis walaupun tidak ada yang menaunginya kedepannya intervensi para pemanfaat keadaan akan melihat ini sebuah potensi yang menggairahkan. Sehingga penulis melihat bahwa pendakian gunung merupakan sebuah bentuk olah raga bila di lihat dari teori serta pelaksanaannya. Konsep mendaki gunung adalah olahraga seperti yang diungkapkan A. Ramdhan(2011 : 1) pada karya tulisnya yang menyatakan bahwa  “Mendaki Gunung adalah suatu olahraga keras penuh petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan ini”.Di atas disebutkan bahwa mendaki adalah olahraga keras penuh petualangan, memang pada saat mendaki gunung bisa saja merasakan kelelahan tubuh karena melakukan perjalanan melewati tanjakan dan turunan pada lereng gunung yang memberikan tantangan dan bahaya yang mengancam para pendaki.Pada dasarnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dari berbagai rintangan alam.Argumentasi seseorang melakukan kegiatan pendakian gunung didasari pada kepuasan secara psikis yang dialami oleh pendaki.Sebagaimana dikemukakan oleh pendaki gunung legendaris asal Inggris Sir George Leigh Mallory.Dikalangan masyarakat seseorang yang memiliki hobi mendaki gunung sering diidentikkan dengan orang yang memiliki kekuatan di atas rata-rata.Sudah banyak orang yang mendaki gunung menghadapi berbagai tantangan alam.Tantangan tersebut ternyata merupakan hal yang mereka cari, dengan begitu mereka merasa lebih kuat ketika menghadapi hidup.

Olahraga memiliki arti yang luas dan beragam, banyak orang yang mengartikan olahraga salah satunya Sport Center DI Yogyakarta menerangkan Olahraga adalah aktivitas  gerak manusia menurut teknik tertentu, dalam pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan pada waktu luang, dan kepuasan tersendiri. Sedangkan Menurut Biro Humas dan Hukum Menegpora RI (2007:3), dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun  2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa yang dimaksud olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Pada Bab II Pasal 4 disebutkan bahwa Keolahragaan Nasional bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Kalau dicermati, tujuan olahraga seperti tersebut di atas sungguh merupakan tujuan yang mulia dan sangat baik bagi setiap orang dan juga bangsa  Indonesia. Apabila tujuan keolahragaan nasional ini dapat tercapai, maka secara optimis seseorang dapat menjadi manusia yang berkualitas tinggi dan sempurna serta akan berdampak pada kejayaan bangsa Indonesia. Olahraga mendaki gunung setidaknya melakukan perjalanan dari tempat start pendakian sampai puncak mengeluarkan keringat, apalagi bila membawa beban tas ransel tentu saja menjadikan naik gunung merupakan salah satu olahraga. Apalagi dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa naik gunung merupakan olahraga berat setingkat dengan tinju dan olahraga berat lainnya.Maka pantaslah bukanlah orang sembarangan yang mampu menaiki gunung,

Wisdom

Mendaki gunung bukan sekedar hobby tetapi telah menjadi sebuah philoshofy  ilmu yang bisa dipelajari dan dijadikan kajian untuk berbagai disiplin ilmu

 

Penulis

mereka yang bertubuh kuat dan berjiwa besarlah yang mampu mencapai puncak gunung. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak yang tidak menyadari bahwa mendaki gunung membutuhkan persiapan, bukan hanya asal-asalan atau gaya hidup. Dalam mengartikan mendaki gunung sebagai bentuk olahraga akan bertumpu pada bagaimana pendaki memperlakukan dirinya dalam mendaki gunung. Sehingga bisa di nyatakan bahwa Manajemen Pendakian Gunung adalah aktifitas fisik perjalanan berpetualang mendaki dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi secara sistematis untuk pengembangan potensi jasmani, rohani dan sosial. Pada nyatanya olahraga Pendakian Gunung identik dengan pendakian cepat yang dilakukan para pendaki baik itu berlari atau berjalan cepat untuk mencapai puncak dan kembali ke tempat awal pendakian.

Bila pendakian gunung sudah memiliki bentuk, tentu saja ini akan mempermudah dalam pengembangannya. Tidak sedikit para pendaki yang memiliki sebuah prestasi dalam pendakian gunung namun tidak mendapat apresiasi apa-apa. Padahal pengorbanannya sudah luar biasa dalam mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Sebut saja anggota Mahitala yang telah mampu melakukan pendakian sevent summit dunia, itu menjadi catatan sejarah bagaimana pendaki gunung Indonesia mampu melakukan sebuah kegiatan yang spektakuler dengan dana yang tidak sedikit dengan perjuangan yang tidak ringan bahkan harus melawan resiko kehilangan nyawa sekalipun karena berhadapan dengan alam. Dengan pendakian sevent summit Mahitala telah mensejajarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mampu melakukan kegiatan pendakian gunung seperti bangsa besar lainnya seperti Amerika, Jepang, Korea serta bangsa lainnya. Apakah tidak patut pendaki gunung Indonesia mendapatkan apresiasi di mata bangsanya sendiri.

Mendaki gunung saat ini banyak dijadikan sebagai media pembelajaran bahkan menjadi mata kuliah wajib disalah satu Program studi yang ada di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Jurusan Ilmu Keolahragaan dan dikenal dengan mata kuliah Outdoor Education dan Olahraga Petualangan. Mendaki gunung bukan sekedar hobby tapi telah menjadi sebuah disiplin ilmu yang bisa di pelajari dan dijadikan kajian untuk berbagai orang, untuk melengkapi ungkapan bahwa alam adalah guru terbaik.Lebih dari seorang guru, mendaki gunung telah meluluskan beberapa mahasiswa untuk menyelesaikan studi perkuliahan.

Sebagai seorang yang mempunyai dasar di bidang olahraga, penulis mengkaji mendaki gunung dari segi keolahragaan dan management pendakian gunung. Mengupas dan mengkaji dari pendakian-pendakian dalam bentuk ekspedisi pendakian gunung secara cepat yang telah dilakukan oleh para pendaki untuk di jadi pengetahuan pendakian bagi pendaki lainnya. Selain itu juga mendaki gunung telah banyak dijadikan sebagai arena kejuaraan dengan jumlah peserta yang tidak sedikit, dan berasal dari berbagai Negara.

2.       Model Pendakian Gunung

Ada banyak model pendakian gunung yang biasa kebanyakan orang lakukan dalam mendaki gunung meskipun belum dipatenkan sebuah model pendakian. Adanya anggapan bahwa mendaki gunung adalah sebuah ideology dan fhilosofy hidup menjadikan pendakian gunung adalah hal yang sakral dan pundamental. Dalam buku ini tidak akan membahas semua model pendakian, namun akan membahas model pendakian Indonesia. Mendaki gunung di Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai jenis model pendakian ada beberapa model pendakian gunung yang bisa di klasifikasikan berdasarkan dari jenis kegiatan yang telah di laksanakan oleh beberapa pendaki dan organisasi pendaki gunung. Penulis mencoba mengklasifikasikan kedalam beberapa model pendakian berdasarkan sifat pendakian yang dilakukan oleh para pendaki dan oleh penulis sendiri.

 

v  Model Pendakian Kejuaraan



 

Model Manajemen Pendakian Gunungbentuk kejuaraan mendaki gunung ini merupakan salah satu alasan yang mendukung pendakian gunung sebagai bentuk olahraga, karena kejuaraan ini sama halnya seperti mendaki gunung secara cepat namun di jadikan sebuah kejuaraan dengan rute dan tingkatan yang telah di tentukan oleh penyelenggara. Kejuaraan mendaki gunung sudah banyak diselenggarakan di berbagai tempat, mendaki gunung jenis ini merupakan pendakian yang bertujuan untuk mencari juara tercepat dan secara tepat dalam mendaki gunung. Beberapa model kejuaran yang sering dilaksanakan di Negara Indonesia:

a.       Mountain speed Running



Kejuaraan yang sedang ramai dilaksanakan di Indonesia dan dunia adalah pendakian cepat gunung (Mountain/trail running). Kegiatan kejuaraan ini mengandalkan kekuatan daya tahan dan kecepatan mendaki gunung. Dari titik start sampai finish mengandalkan kecepatan, yang tercepat sampai pada posh dan check point yang telah di tentukan oleh panitia sampai pada titik finish dialah yang juara. Rute yang telah ditentukan oleh panitia serta Jarak yang di tempuhpun beragam mulai dari 10 km, 30 km, 60 km, 70 km, 100 km, 170 km, 200 km. sehingga disini benar-benar daya tahan yang menjadi tumpuan dalam berlomba. Pesertanya pun harus memiliki credit point berdasarkan kejuaraan yang pernah diikuti, ada juga peserta yang telah memiliki sponsor sendiri dalam berlomba atau secara mandiri mengikuti kejuaraannya.

b.       Orientering Competition



Kejuaaran pendakian gunung yang selanjutnya adalah tipe orienteering , dimana para peserta diberikan peta yang telah ditentukan posh dengan pointnya yang berbeda. Para peserta dipersilahkan untuk mencari jalan untuk mencapai posh tersebut sampai pada titik start lagi. Ada dua jenis kejuaaran yang diselenggarakan berdasarkan penilaiannya yaitu berdasarkan waktu dan berdasarkan nilai atau point yang di raih dari setiap posh.Untuk mengikuti kejuaraan ini diperlukan kecerdasan Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK) yang baik dari peserta bukan hanya sekedar fisik.

c.        Lintas Alam



Kejuaraan tipe ini adalah lomba yang diselenggarakan yang penilaianya berdasarkan beberapa aspek diantaranya kecepatan, ketepatan dan kekompakan tim karena biasanya lomba ini disediakan untuk kategori regu atau perorangan. Hampir sama dengan mountain running namun dalam kejuaraan ini biasanya ada waktu untuk beristirahat dan camp bersama. Lomba lintas ala mini tidak hanya melewati jalur pegunungan saja, tetapi ada yang melewati sungai, perkebunan,daerah pemukiman.


d.       Kebut Gunung dan Whit Game



Tipe kejuaraan yang satu ini adalah kejuaraan yang diselenggarakan oleh panitia dengan diberikan tugas khusus salah satunya mengambil sampah yang berserakan di jalur pendakian gunung atau pada setiap posh ada tugas yang harus dikerjakan para peserta.

Masih banyak tipe perlombaan yang di laksanakan oleh para panita yang diselenggarakan berdasarkan kategori dan ketentuan oleh panitia. Namun pada dasarnya kejuaraan tersebut mengutamakan kekuatan fisik dan intelegensi para peserta.pada umumnya setiap peserta akan melewati pos-pos check point yang telah di tentukan oleh panitia. Kejuaraan pendakian gunung kini telah banyak di selenggarakan di Indonesia , hampir setiap bulan  bisa di jumpai kejuaraan pendakian gunung. untuk dapat mengaksesnya kita bisa melihat website kemudian lansung mendaftarkan diri kepada panitia. Memang tidak sembarangan orang bisa mengikuti lomba tersebut, karena ada point khusus untuk bisa daftar setiap kejuaraan yang di ikuti. Hal ini terutama untuk kejuaraan yang ultratrail mountain, karena kejuaraan ini bertaraf internasional penilaianya pun telah berada di bawah lembaga khususu internasional.

 

v  Model Pendakian Ekspedisi



Model Pendakian cepat Ekspedisi ini merupakan pendakian yang di susun secara sistematis dan terstruktur. Model pendakian ekspedisi banyak di selenggarakan untuk memecahkan rekor pendakian atau hal yang baru bagi pendaki yang ingin di capai. Memang ekspedisi pendakian cepat ini sudah hits di kalangaan pendaki gunung, tetapi belum banyak yang berani melakukan pendakian seperti ini. Beberapa ekspedisi pendakian cepat yang pernah di laksanakan di gunung  Indonesia diantaranya :

-          Ekspedisi maraton 14 puncak selama 17 hari di pulau jawa  (2007)

-          Ekspedisi maraton 14 puncak 14 hari diatas ketinggian 3000mdpl jawa, bali dan Lombok (2008)

-          Ekspedisi maraton 14 peaks 10 day  diatas ketinggian 3000mdpl jawa, bali dan Lombok (2011)

-          Ekspedisi ultra trail 14 puncak  8 hari, jawa bali Lombok (2014)

 


Gambar. Doc ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO

Salah satu contoh ekspdisi Manajemen Pendakian Gunung adalah ekspedisi 14 puncak 10 hari Jawa Bali dan Lombok.Dimana pada ekspedisi ini melakukan pendakian gunung secara berturut-turut (marathon) sebanyak 14 puncak selama 10 hari pada tahun 2011.Pendakian cepat gunung Indonesia (Indonesia Speed System) seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya adalah sebuah system mendaki gunung secara cepat dengan memadukan sistem Himalaya untuk tim support dan sistem Alphine untuk pendaki, dimana pendaki melakukan pendakian secepat mungkin dalam mendaki gunung yang di daki. Tetapi menggunakan sistem Himalaya atau Alphine bukan hal yang salah, tergantung bagaimana kita nyaman dan kondisi yang memungkinkan untuk melakukan pendakian.Memang telah banyak di lakukan pendakian cepat oleh para pendaki gunung, yang bisa saja  setiap pendaki melakukan pendakian cepat baik dihitung dari total waktu keseluruhan   mendaki maupun dari segi cara melakukan pendakian gunungnya. Namun bila di lihat dari model pendakian yang di lakukan seperti yang di ulas pada bab sebelumnya bahwa ada tiga model pendakian cepat yang telah di lakukan oleh banyak pendaki gunung. Pada bab ini akan di ulas lebih dalam mengenai model-model pendakian cepat.  Model ekspedisi pendakian cepat ini belum banyak orang atau organisasi yang melakukan, PAMOR sebagai organisasi yang telah beberapa kali melakukan ekspedisi pendakian cepat telah mempunyai model yang mungkin bisa di lakukan oleh orang lain. Untuk lebih jelas bisa di  kaji pada pembahasan selanjutya.

1)       Pra- Pendakian

a.       Gagasan dan Perencanaan

Dalam melakukan kegiatan pendakian gunung biasanya berawal dari gagasan, rencana organisasi, cita-cita, tuntutan organisasi, acara pengembaraan sehingga terbesit untuk melakukan sebuah pendakian gunung. Itu semua merupakan awal dari sebuah wacana pendakian gunung, bila dalam system pendakian cepat merupakan tujuan atau visi dari pendakian yang akan di lakukan. Beberapa usulan gunung yang akan didaki akan bermunculan dari berbagai anggota, itu akan menjadi alternative pilihan (Plan A, B, sampai Z)

Dari beberapa gunung yang telah di nobatkan untuk di daki, langkah selanjutnya adalah mencari data informasi yang akurat dan upto date mengenai gunung yang akan di daki, dari skema transportasi, jalur evakuasi, tiket simaksi dan lain sebagainya. Dalam system pendakian cepat pamor , gunung yang di daki minimal sebanyak 3 gunung ini akan menuntut kita bagaimana melakukan manajemen terutama skema transportasi yang akan di lakukan. Sehingga pilihlah gunung-gunung dengan jarak yang tidak terlalu jauh seperti contohnya Sindoro, Sumbing dan Slamet. Buatlah issue yang heboh di organisasi dengan memasang banner atau slogan-slogan sehingga orang akan melirik kita dan memberikan supporting kepada kegiatan kita.

a.       Staffing & Organizing

Setelah mendapat alternative pilihan gunung, langkah selanjutnya adalah membuat tim. Buatlah tim perumus terlebih dahulu, ajak 3-4 orang untuk bisa diajak berdiskusi dan merumuskan pendakian yang akan dilakukan. Setelah terkonsep pendakian yang akan di lakukan kemudian bagilah menjadi 2 tim yang terdiri dari tim manajemen dan tim pendaki/atlet. Jangan dulu di tetapkan tim yang telah di bentuk , yang terpenting adalah adanya tim perumus yang nanti akan memutuskan siapa tim manajemen atau tim pendaki. Buatlah draft pendaftaran yang berisi surat pernyataan dan kesediaan menjadi tim pendakian atau ekspedisi. Untuk dana awal kita bisa jual draft pendaftaran dengan dalih pengganti fotocopy.

Setelah banyak yang mendaftar tentukan waktu kedepan untuk melakukan TPA (Test Potensi Akademik), test psikologi (kepribadian & mental toughness), test kesehatan dan test fisik. Ini bisa jadi referensi kedepannya untuk pembagian tim manajemen dan tim pendaki. Test kesehatan itu bisa menentukan keikutsertaan, orang yang sakit di usaha jangan berpartisipasi karena itu akan menghambat pergerakan tim. Kita harus sedikit raja tega agar dalam pelaksanaan bisa lancar. Paling penting jangan di jadikan alat kolusi dan suap menyuap, karena ingin jadi tim pendaki rela membayar dengan sogokan, atau jangan juga menilai secara subyektif terhadap seseorang, buang unsure keegoan kita. Pair aja dan transparan terhadap tim, ini akan lebih baik. 

b.       Managerial Tim Base Camp, Tim Management, Tim Pendaki

Setelah melakukan TPA, test psikologi, test kesehatan sampai test fisik harusnya sudah bisa menentukan siapakah yang akan menjadi tim manajement dan tim pendaki. Setelah terbentuk untuk menambah semangat kita bisa melakukan syukuran terbentuknya tim pendaki atau ekspedisi, selain itu bisa dijadikan launching promosi awal kepada khalayak luar bahwa kita akan melakukan ekspedisi pendakian gunung. Jangan terbuai dengan syukuran, masih banyak yang harus dilakukan . Nah langkah apa yang harus dilakukan setelah terbentuk tim, selengkapnya di bawah ini.

*       List Tim Manajement

Tim manajement merupakan tim yang mengurus segala keperluan pendakian baik tim manajement ataupun pendaki. Sebagai langkah awal buatlah tim perumus yang nantinya untuk membuat kepengurusan yang sebenarnya.

Ketua

Transport

Bendahara

Sekertaris

Humas

Danus

Logistik

Kor. Pendaki

 

 

 

 


Gambar. Struktur tim manajemen

 

Untuk keberlansungan tim, semua bidang harus berjalan sesuai dengan jobnya. Agar dalam pelaksanaanya bisa efektif.

 

Posisi

Tugas & Kegiatan

Status

Sekretaris

Membuat proposal

 

 

List Sponsor dan donator

 

 

Membuat list keperluan pendakian

Membuat quick reallese

 

 

Membuat undangan launching

 

 

Membuat surat perizinan

 

 

 

 

Bendahara

Menghitung estimasi biaya pra-kegiatan

 

 

Menghitung estimasi biaya pelaksanaan

 

 

Menghitung pasca kegiatan

 

 

Menghimpun dana keluar masuk

 

 

Membuat strategi pemasukan keuangan tim.

 

 

 

 

Transportasi

Membuat skema transportasi

 

 

Membuat anggaran bahan bakar

 

 

Menghubungi izin kepolisian

 

 

Mencari informasi setiap gunung

 

 

Mempersiapkan kendaraan

 

 

Mempersiapkan keperluan untuk simulasi

 

 

 

 

Humas & Danus

Menghubungi pihak donator

 

 

Menghubungi pihak sponsor

 

 

Mengurus usaha mandiri

 

 

Presentasi

 

 

Mengurus perizinan kegiatan kepada pihak terkait

 

 

 

 

Logistik

Membuat list kebutuhan seluruh tim

 

 

Membuat list kebutuhan tim [pendaki

 

 

Membuat list kebutuhan makan dan dapur

 

 

Mengurus pengadaan barang

 

 

List barang yang di beli

 

 

List barang yang di pinjam

 

 

List barang yang sudah ada

 

 

 

 

Kor. Tim pendaki

Membuat program latihan pendaki

 

 

Mengecek perkembangan fisik pendaki

 

 

Melakukan latihan yang telah di jadwalkan

 

 

 

 

Pembagian tugas tim manajemen

 

Ø  Pencarian Dana

Dana merupakan hal yang penting dalam sebuah kegiatan, di zaman sekarang ini tanpa kita mendaki pun tetap membutuhkan dana. Apalagi untuk melakukan pendakian gunung financial merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan. Namun bagaimana kita meminimalisir pengeluaran dana tersebut serta bisa mendatangkan pemasukan dari luar. Hal demikian memang suatu perkara yang diharapkan, kegiatan kita bisa mendapat dukungan dan sokongan dari pihak luar. Tidak semua orang, perusahaan, lemabaga akan mendukung kegiatan mendaki gunung. Sangat jarang sekali pihak-pihak yang bersedia mendanai kegiatan pendakian gunung. Namun jangan berkecil hati, doroangan jiwa dan daya tarik untuk mendaki gunung itu merupakan hal penting sebuah proses mendaki gunung. Berikut beberapa cara untuk mengumpulkan dana yang telah di lakukan oleh beberapa pendaki gunung pada umumnya.

Ø  Menabung 

Menabung merupakan hal yang paling bisa dilakukan secara pribadi ataupun secara kelompok. Tidak sedikit orang yang menyisihkan uang mereka untuk bisa mencapai puncak gunung yang ingin di daki. Para mahasiswa contohnnya menyisihkan dari jatah uang hidupnya selama kos untuk mengumpulkan uang sehingga bisa mencapai biaya yang di butuhkan. Sungguh besar tekad mereka untuk bisa mendaki gunung sampai rela menunda kesenangan diri mereka. Para pendaki yang sudah bekerja pun mereka menyisihkan uang dari gaji mereka setiap bulan.

Di dalam organisasi pun tidak sedikit mereka yang menabung, secara kelompok dan di kumpulkan pada bendahara tim. Ada yang setiap di tagih oleh bendahara, ada juga setiap minggu di patok mengumpulkan uang sebesar sekian rupiah. Secara kelompok ini memang dibutuhkan komitmen yang besar dan kuat sehingga bisa terkumpul uang yang di  butuhkan.

Ø  Usaha-Usaha

Bagi sebagian orang dan organisasi yang ingin berkegiatan mendaki gunung, dalam mencapai tujuannya sampai melakukan usaha-usaha yang bisa menambah pemasukan sehingga bisa mencukupi dana yang dibutuhkan. Beberapa contoh usaha yang telah di lakukan oleh beberapa organisasi untuk mendapatkan dana. 

Ø  Jualan Kaos

Menjual kaos jadi salah satu alternative usaha untuk mendapatkan dana, meskipun dengan modal yang lumayan tetapi keuntungan dari menjual kaos ini besar. Dengan modal Rp. 40.000 perkaos dan di jual Rp. 60.000 menjadi penghasilan yang lumayan bila berhasil menjual kaos dengan jumlah banyak. Salah satu contoh kegiatan pendakian gunung dengan dana dari jualan kaos adalah anne brum yang melakukan ekspedisi Annapurna. Organisasi PAMOR dengan kaos putihnya pada ekspedisi 14 puncak 10 hari, dari sini mendapat pasokan dana yang lumayan besar. Tipsnya adalah membuat kaos dengan tema kegiatan bisa jadi salah satu hal yang di tonjolkan.

Ø  Jualan Stiker

Membuat stiker kegiatan ini bisa jadi alternative yang efektif, dengan modal yang lumayan ringan dengan jumlah yang banyak bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan besar. Dengan modal mulai Rp. 125.000 untuk 300 lembar bisa menghasilkan Rp. 900.000 bila di jual satunya Rp. 3.000 bila bisa menjual lebih banyak lagi ini bisa lebih menguntungkan. Memang tidak mudah untuk menjual stiker dalam jumlah banyak, untuk yang di berada di wilayah pendidikan siswa baru atau mahasiswa baru bisa jadi target pemasaran.

Ø  Jualan Asesoris

Membuat assesoris atau merchandise kemudian menjualnya merupakan hal kreatif yang bisa menambah penghasilan financial, namun ini merupakan hal yang kreatif karena membuat barang kreasi sendiri. Salah satu contohnya membuat gantungan kunci, merchandise dan lain sebagainya. Ini biasanya lebih murah namun proses pembuatannya memerlukan waktu lagi, sehingga fokusnya jadi terbagi. 

Ø  Membuat Buku

Membuat buku bisa jadi pilihan dalam usaha tim, buku yang di buat bisa berbentuk buku agenda, buku catatan, buku saku, kalender atau apapun yang sedang musim pada waktu tersebut. Kalau kita dalam ruang lingkup umum, bisa menjadi pasar adalah masyarakat, warung, pabrik atau lembaga pemerintahan.Jangan sampai barang yang di buat, tidak terjual malah menjadi rugi bukan mendapat untung.

Ø  Sponsor Dan Donatur

Untuk mendapatkan dana yang di gunakan untuk pendakian yang lainnya adalah mendapatkan sponsor dan donator atau bantuan lainnya. Untuk bisa menembus ini kita membutuhkan alat berupa proposal sebagai media untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang di maksud. Untuk mendapatkan bantuan dana dari sponsor buatlah proposal yang menarik, memiliki tujuan yang jelas, pencapaian hasil dari pendakian itu yang jelas, feed back yang di dapat sponsor itu juga di jelaskan.

Siapa saja yang berpeluang menjadi sponsor acara kita? Menurut Basuki dalam websitenya Cara Jitu Mendapatkan Sponsor Kegiatan Belajar Menulis Baik.htm Jawabannya adalah semua lembaga/perusahaan yang sedang membutuhkan promosi dan sedang mencari mitra kerjasama dalam mengerjakan program kerja perusahaan.

- Public sector

1)     Instansi pemerintahan memiliki alokasi anggaran untuk membantu meningkatkan kualitas masyarakat baik dalam hal fisik maupun non fisik. Tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional.

2)     Pemerintah memiliki program kerja. Pada beberapa program kerja selalu melibatkan masyarakat sebagai partner

- Private sector

1)      Perusahaan pembuat produk outdoor .

2)      Penerbit yang sedang mempromosikan buku terbitan terbarunya

3)      Perusahaan yang sedang promo produk baru

4)      Perusahaan yang sedang membuka kantor cabang baru

5)      Perusahaan memiliki Corporate Sosial Responsibility (CSR) ditujukan untuk kegiatan sosial dan non profit

6)      Bank memiliki dana-dana sosial untuk pemberdayaan masyarakat

7)      Setiap perusahaan selalu memiliki anggaran dana promosi

8)      Perusahaan yang sedang berkembang dan akan melakukan ekspansi pasar

9)      Perusahaan teman satu organisasi

- Third sector

Lembaga Sosial memiliki program kerja dan pada beberapa program membutuhkan kerjasama dengan pihak lain. Salah satu perangkat vital dalam bekerja sama dengan sponsor adalah proposal. Proposal memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Proposal yang baik adalah yang bisa menjelaskan secara terperinci dan utuh bahkan meski tanpa penjelasan dari penyelenggara kegiatan.Proposal sponsor yang di buat  setidaknya harus bisa memuat konsep 5 W &  1 H : What, Why, When, Where, Who, dan How. Selain itu perlu diperhatikan beberapa materi penting seperti dibawah ini:

  1. Tujuan diselenggarakan acara
  2. Keterangan mengenai acara
  3. Alasan mengapa memerlukan sponsor
  4. Media yang akan dipakai untuk mempromosikan acara
  5. Schedule dan action plan acara
  6. Apa yang bisa diberikan oleh pihak penyelenggara kepada pihak sponsor sebagai ganti sponsorship yang diberikan. Berikan contoh-contohnya. Misalnya pencantuman logo di banner, lebih baik dibuatkan contoh design banner dengan logo sponsor yang bersangkutan, atau mungkin anda bisa menyediakan waktu khusus selama beberapa menit untuk mereka mempromokan kegiatan mereka.
  7. Lampiran gambar, video atau kliping koran dari kegiatan- kegiatan yang pernah dilakukan.
  8. Sertakan contact person dari kegiatan tersebut, yang mengerti dengan baik tentang detail acara tersebut.

Menyampaikan proposal saja belum cukup untuk membuat calon sponsor tertarik. Karena proposal yang masuk bukan hanya milik kita saja.Selalu ada persaingan untuk mendapatkan kerjasama dengan pihak sponsor.Bisa jadi dalam 1 bulan ada 5-10 proposal yang masuk untuk meminta kerjasama sponsorship. Oleh karena itu perlu cara lain untuk meyakinkan calon sponsor agar bersedia bekerjasama dengan kita. Setiap orang lebih percaya kepada orang yang sudah dikenal daripada orang yang belum dikenal.Apalagi orang-orang yang memiliki kesan positif. Demikian juga dengan calon sponsor, mereka akan melihat siapa orang yang merekomendaikan. Jadi sebelum menghubungi calon sponsor, cari informasi siapa orang yang dikenal oleh calon sponsor dan bisa bisa memberikan rekomendasi. Dengan demikian setidaknya 50 % keberhasilan sudah di tangan. Calon sponsor juga perlu diyakinkan dengan tatap muka secara langsung. Caranya adalah dengan presentasi. Cara ini fungsinya untuk meyakinkan kepada calon sponsor bahwa kegiatan kita memang pantas untuk didukung dan kebutuhan promosi produk mereka dapat terpenuhi. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat akan presentasi sebagai berikut :

  1. Buat janji dengan calon sponsor. Usahakan bisa bertemu langsung dengan pimpinan perusahaan/cabang perusahaan.
  2. Kuasai bahan dan bersiaplah untuk menerima penolakan dan kritikan sebelum mendapat sambutan positif. Apapun kegiatan yang anda selenggarakan, yakinkan itu adalah kegiatan yang terbaik.
  3. Datang tepat waktu dan lakukan komunikasi informal dengan penerima tamu. Sampaikan identitas organisasi dan berikan kartu nama
  4. Berlatih sebelum waktu presentasi
  5. Berpakaian yang rapi dan pantas
  6. Sediakan satu kopi proposal untuk pihak sponsor
  7. Singkat, menarik dan padat, presentasi tidak perlu terlalu detil, karena detil acara sudah ada didalam proposal. Pada waktu persentasi sebaiknya lebih ditekankan pada personalapproach dan lebih menerangkan hal-hal yang menitikberatkan pada kepentingan pihak sponsor daripada pihak penyelenggara kegiatan.
  8. Tinggalkan nomor telepon yang mudah dihubungi oleh pihak sponsor (kalo bisa kartu nama).

 

*       Tim Pendaki

Tugas tim pendaki pada saat pra-kegiatan adalah melakukan latihan semaksimal mungkin untuk meraih kondisi fisik seprima mungkin. Selain itu pendaki juga harus disiplin mengatur pola hidup dan pola istirahat. Latihan sebaik apapun kalau tidak disiplin dalam istirahat dan pola hidup itu akan menjadikan latiihan yang dilakukan tidak maksimal.

1.       Karantina /Training Centre

Agar bisa lebih teratur para tim melakukan kordinasi antar tiap tim, ada baik semua tim di tempat kan dalam satu tempat atau kata lain dalam sebuah karantina. Apakah itu berada di basecamp tapi di sedikan tempat khusus atau di tempatkan pada tempat yang berbeda dengan base camp terutama untuk tim pendaki. Karena faktor lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap pola hidup serta pola istirahat tim pendaki. Dalam ruang karantina atau training centre  ini para pendaki harus di atur pola makannya, pola hidup, pola latihan sampai pola istirahatnya. Sehingga peningkatan kualitas fisik pendaki bisa lebih maksimal.Layaknya seorang atlet pendaki juga harus disiplin mengikuti pola-pola yang telah di tetapkan oleh kordinator pendaki. Dalam proses karantina ini, variasi dalam berlatih atau saat di tempat karantina itu merupakan hal yang penting terutama untuk menghindari kebosanan. Selain itu kebersamaan tim pendaki harus di bentuk agar selama karantina bisa terhindar dari konflik intern yang akan menghancurkan kebersamaan tim. Selain itu, karantina ini akan membiasakan para tim pendaki saling mengenal satu sama lain sehingga pada saat pendakian bisa mengerti satu sama lain. 

 

Salah satu contoh program dan jadwal tim pendaki adalah sebagai berikut :

No

Time

Activity

Tempat

Kebutuhan

 

07.00-14.00

Aktivitas pribadi (kuliah,

 

 

 

14.00-15.30

Sholat dan persiapan untuk latihan.

Training centre pendaki

 

 

15.30-17.30

Pemanasan

Cross country

Pnf

Setiabudi-CIC

 

 

17.30-18.30

Bersih-bersih dan Sholat

 

 

 

18.30-19.15

Makan malam

 

 

 

19.15-19.45

Evaluasi dan breafing

 

 

 

19.45-21.00

Free time

 

 

 

21.00-04.00

Tidur

 

 

 

04.00-05.00

Bangun /sholat

 

 

 

05.00-06.30

Latihan/free

 

 

 

06.30-07.00

Sarapan

 

 

Table. Jadwal karantina tim pendaki

Dalam proses karantina tim pendaki setidaknya ada beberapa tim lain yang terlibat di antaranya tim logistik/danpur yang mempersiapkan makan dan kebutuhan tim pendaki. Untuk mencapai puncak performa tim pendaki , maka disinilah proses pembelajaran dari masing tim pendaki untuk mendisiplinkan diri para tim masing-masing.

Selain tim pendaki, tim manajemen juga tidak hanya diam menunggu para tim pendaki berlatih. Justru disini tim manajemen harus mempersiapkan dari segi dana dan kebutuhan keseluruhan tim, baik untuk makanan tim pendaki dan lain-lain. Tim manajemen harus bekerja keras dan saling bekerja sama untuk bisa memenuhi kebutuhan keseluruhan tim. Mencari donator dan sponsor merupakan tugas utama dari tim manajemen.

 

2.       Simulasi

Simulasi pendakian merupakan hal yang penting untuk di lakukan untuk menguji fisik dan mental serta kesiapan para tim. Kerja sama antar tim disini bisa di latih serta di peragakan secara seksama, Dalam simulasi ini bisa dijadikan acuan bagaimana kesiapan tim. Simulasi pendakian ini bisa di lakukan di gunung yang dekat dengan tempat kediaman kita, sehingga tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Simulasi yang dilakukan harus di lakukan seperti nanti dalam mendaki gunung yang akan dilakukan, terutama kordinasi antara tim manajemen. Bagaimana humas dan danus mengurus perizinan pendakian, bagaimana tim transportasi mengatur perpindahan tiap gunung, bagaimana tim logistik menyiapakan makanan dan perlengkapan tim pendaki. Selain itu tim pendaki juga akan di test bagaimana cara mendaki, menyesuaikan ritme langkah pendaki, mengatur nafas, mengatur istirahat dan lain hal sebagainya.

3.       Launching


Launching selayaknya dilakukan di awal persiapan pendakian terutama setelah terbentuk tim manajamen dan tim pendaki. Ini merupakan hal yang penting dilakukan, kenapa? Pertama ini akan menjadi motivasi bagi tim untuk serius melakukan pendakian yang akan dilakukan, bagaimana pun ketika sudah di umumkan ini harus dilakukan dan harus terlaksana. Sehingga tim mempunyai rasa tanggung jawab yang besar untuk mensukseskan kegiatan ini. Kedua ini akan menjadi momentum perkenalan kepada khalayak luar terutama bagi media, sponsor dan para donator. Menunjukan sebuah keseriuasan para tim yang akan menjadi nilai bagi para sponsor.

Launching bisa sebaiknya dilaksanakan dua kali, di awal terbentuknya tim serta menjelang pemberangkatan untuk pendakian. Agar lebih meriah kita bisa mengundang media baik cetak maupun elektronik. Mengundang para senior dan kerabat untuk mendukung kegiatan serta memohon doa restu dari semuanya. Sediakan lah makanan ringan atau konsumsi bila dana mencukupi. Launching untuk yang keduanya bisa sambil di kombinasikan dengan acara pelepasan pemberangkatan tim, agar lebih efisien dan efektif

2)       Pelaksanaan pendakian

Pelaksaan pendakian berawal dari perpindahan tempat kediaman ke pos pendakian gunung yang pertama akan di daki. Apakah itu menggunakan kendaraan yang di bawa lansung atau menggunakan kendaraan umum, tapi untuk memudahkan skema transportasi sebaiknya kita menggunakan kendaraan yang tetap dan dibawa sendiri oleh tim. ada beberapa keuntungan dan kerugian yang terjadi bila kita menggunakan kendaraan pribadi dengan umum diantaranya

 

Kendaraan pribadi

Kendaraan umum

Bisa lebih di atur secara pribadi

Keberangkatan disesuaikan dengan jadwal trayek

Bisa lebih cepat karena bisa motong jalan ke jalur yang lebih dekat

Melaju sesuai dengan trayek serta benhenti menaikan dan menurunkan penumpang

Lebih irit biaya

Biasa lebih mahal apalagi bila tidak trayek yang mengantar ke pos pendakian

Tim tidak tercecer

Tim bisa saja tercecer dan berakibat saling menunggu

Lebih efektif

Harus menurunkan dan menaikan barang dari kendaraan satu ke yang lain.

Perbandingan menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum

Dalam pendakian cepat ini memang kita dituntut untuk dapat memilih cara yang efektif, agar dalam pelaksanaannya bisa mempecepat pendakian. Setelah sampai di pos pendakian disinilah saatnya tim pendaki melakukan tugas yang sebenarnya, di samping tim manajemen melakukan supporting terhadap para pendaki. Selama mendaki pun ada teknik dan persiapan yang dilakukan oleh tim manajemen dan tim pendaki berikut hal yang di lakukan oleh tim :

a.       Persiapan Perlengkapan Pendakian

Setelah sampai pos pendakian dan turun dari mobil , tim pendaki harus mempersiapkan barang pribadinya terlebih dahulu. Meskipun di persiapkan oleh tim manajemen perlengkapan pendaki yang ini harus di persiapkan oleh masing-masing pendaki. Perelengkapan ini merupakan perlengkapan yang menempel di tubuhnya di antaranya sepatu, kaos kaki, baju, celana, tas, syal, jam tangan, topi, rain cut. Itu semua merupakan perlengkapan pribadi yang disiapkan oleh pribadi, agar barang ini bisa disesuaikan dengan selera dan kenyamanan masing-masing.Para pendaki pun harus bisa mengatur perlengkapan agar dalam pendakiannya bisa di atur penggunaanya. Sambil persiapan oleh tim pendaki, tim manajemen harus sigap dengan segera menghubungi pos pendakian untuk mempersiapkan administrasi pendakian.

b.       Pembagian Perbekalan

Setelah perlengkapan pribadi disiapkan, tim logistic harus sudah siap mempersiapkan perbekalan untuk pendakian yang di bagi berdasarkan jatah masing-masing. Perlengkapan yang disiapkan oleh tim logistic diantaranya alat P3K, alat dokumentasi, banner sponsor, trangia, flysheet, konsumsi kelompok, konsumsi masing-masing pendaki. Perlengkapan tersebut masing-masing bergantian di bawa oleh setiap pendaki.

Nama

Gunung 1

Gunung 2

Gunung 3

A

P3K

Konsumsi kelompok

Flysheet

B

Banner

P3k

Konsumsi kelompok

C

Trangia

Banner

P3k

D

Flysheet

Trangia

Banner

E

Konsumsi kelompok

Flysheet

Trangia

Doc

Doc

Doc

Doc

Pembagian logistic tim pendaki

 

Pembagian yang adil membuat kebersamaan tim bisa terjalin, sehingga tidak ada yang merasa lebih kuat dan di lemahkan.

c.        Peregangan &Pemanasan

Bila perlengkapan telah siap semua, tim pendaki di instruksikan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan bisa dimulai dengan peregangan (streaching) dari kaki sampai ke tangan.Kemudian pemanasan dinamis serta lari kecil sampai tubuh merasakan hangat dan mengalami peningkatan denyut nadi.Bila denyut nadi telah mencapai 10-12 kali 10 detik itu menandakan tubuh telah siap beraktivitas.

Pemanasan penting untuk tubuh sebelum mendaki, pemanasan bisa mengurangi resiko cedera ketika mendaki. Apalagi track gunung yang tidak datar membuat pergelangan kaki rentan mengalami cedera.  Sehingga pemanasan merupakan hal yang penting sebelum mendaki.

d.       Leader, Time Keeper& Sweaper

Setelah melakukan pemanasan, kordinator pendaki selayaknya mengumpulkan tim pendaki untuk melakukan briefing. Menjelaskan kembali bagaimana kondisi jalur, trik mendaki gunung yang akan didaki, berapa pos yang akan dilewati, serta menentukan leader, time keeper dan sweeper. Adanya Leader, time keeper dan sweeper itu yang mempunyai tugas mengatur tim pendaki dalam mendaki.

Leader

Time keeper

Sweeper

Menentukan kecepatan langkah

Menentukan waktu perjalanan

Mengamankan posisi paling belakang pendaki

Menentukan tempat istirahat

Menentukan waktu istirahat

Clean up barang atau perlengkapan

Yang menentukan keputusan

Mempertimbangkan keputusan

Memberikan informasi

-

-

- dst

Tugas leader, time keeper, sweeper

Dari table di atas bisa kita lihat tugas dari masing-masing peran. Menjadi leaderpun tidak harus orang  yang sama, bahkan disarankan untuk menggilirkan setiap peran menjadi leader, sweeper dan time keeper. Paling penting dari semuanya adalah setiap peran telah di mengerti tugasnya serta tim bisa mematuhi hal-hal yang di tetapkan oleh masing-masing peran.

Nama

Gunung 1

Gunung 2

Gunung 3

A

Leader

Sweeper

 

B

 

Leader

time keeper

C

Time keeper

 

Sweeper

D

 

Time keeper

 

E

Sweeper

 

Leader

-

-

-

- dst

Jadwal pembagian peran tim pendaki

e.       Istirahat dan turun gunung

Selama mendaki ada beberapa tips mendaki cepat yang bisa di gunakan dalam pendakian. Pertama adalah berdoa’a, berdoa merupakan hal yang di sarankan dalam setiap pendakian yakin atau tidak di beberapa gunung mempunyai mitos masing-masing yang senantiasa berhubungan dengan hal mistis. Ini akan menenangkan hati kita selama mendaki, meskipun tergantung tingkat kepercayaan setiap pendaki. Di dalam do’a jangan lupa untuk kita selalu meminta agar di berikan kekuatan selama mendaki, di jauhkan dari marabahaya , di berikan kelancaran dalam mendaki, di hindarkan dari kecelakaan, di jauhkan dari bahaya binatang buas, di hindarkan dari bencana alam dan lain sebagainya.

Kedua adalah mengatur waktu, agar lebih efesien selama mendaki di saran untuk melakukan perjalanan selama 3 jam pertama adalah beristirahat setiap satu jam sekali. Disinilah fungsi time keeper akan berfungsi, jika telah satu jam berjalan/berlari beristirahat lah. Waktu beristirahat pun di batasi jangan terlalu lama, disaran 10 menit. Dalam waktu 10 menit tersebut para pendaki bisamelakukan  aktivitas seperti memakan konsumsi yang di bawa. Baiknya leader bisa mengatur makanan apa yang sebaiknya di makan, jumlahnya berapa banyak, dan makanan apa yang disimpan. Untuk 2 jam berikutnya waktu perjalanan bisa di kurangi menjadi setiap 30 menit sekali beristirahat.

Ketiga adalah komunikasi lapangan, usahakan dalam setiap pendakian adanya komunikasi yang harmonis serta humoris untuk menghindari kejenuhan.Selama perjalanan bisa sambil melakukan nyanyian yang memberikan semangat.Adanya informasi bila ada hal yang membahayakan pendaki. Memberikan informasi kepada tim manajemen melalui handy talky yang di bawa mengenai kondisi dan posisi pendaki. Melaporkan bila ada hal yang dirasa tidak wajar dalam tubuh seperti pusing, mual, dehidrasi, kram dan lain-lain.

Keempat adalah sunset dan sunrise, pencapaian dalam mendaki biasanya para pendaki melihat waktu sunrise. Artinya dalam mendaki usahakan adalah malam hari, pendakian malam memberikan dampak positif bagi para pendaki. Apalagi dalam pendakian cepat yang dipastikan naik dan lansung turun (tik tok). Untuk perjalan yang lumayan jauh dan waktu yang lama ini akan berpengaruh terhadap waktu turun, jika pendakian dilakukan malam hari kemungkinan waktu turun adalah siang hari, dan itu lebih baik jika pendakian di lakukan di siang hari sedang kan turun di malam hari ini akan lebih berbahaya. Secara psikologis pun mendaki pada siang hari akan terasa lebih cape dan moodnya berbeda, ketika tanjakan terlihat jelas di depan mata. Sehingga di sarankan pendakian dilakukan di malam hari dan turun di siang hari.

f.        Pendinginan

Setelah para pendaki mendaki dan turun kembali ke tempat pos pendakian, ada baiknya beberapa tim manajemen menyambut dan memberikan salam selamat telah berhasil melakukan pendakian. Setelah itu sebaiknya kordinator pendaki menginstruksikan para pendaki untuk melakukan pendinginan (cooling down) berendam air es dan PNF, agar otot yang telah di gunakan bisa kembali normal dan terhindar dari penumpukan asam laktat yang bisa menyebabkan kram otot.Gerakan pendinginan banyak ragam bentuknya mulai dari menggoyang-goyangkan kaki dan tangan.Setelah itu biasanya untuk memulihkan tubuh setelah mendaki melakukan gerakan PNF secara berpasangan 2 orang. Gerakan PNF ini merupakan gerakan untuk melatih kelentukan, namun gerakan ini biasa digunakan oleh para tim ekspedisi PAMOR untuk memulihkan otot yang tegang setelah pendakian serta memulihkan cedera tubuh ketika melakukan pendakian seperti yang di nyatakan Tite Julianti (2007) bahwa kelentukan mengurangi cedera pada otot dan sendi, mengembangkan kecepatan, memulihkan sikap tubuh.

Metode PNF di lakukan secara berpasangan dimana satu orang yang di berikan PNF meregangkan otot yang dibantu oleh pasangannya. Setiap set gerakan di hitung sebanyak 1-2 x 8 hitungan.

g.       Perpindahan Transportasi

Setelah para pendaki turun gunung, telah melakukan pendinginan dan PNF, bersih-bersih, membereskan kembali perlengkapan yang di bawa. Kalau pendakiannya panjang dan lama bisa di berikan makanan terlebih dahulu yang bisa memulihkan kondisi pendaki seperti bubur kacang hijau, di sertai teh manis atau minuman jahe. Tim manajemen dan tim logistic harus sudah membereskan kembali barang-barang yang di keluarkan kembali pada posisi yang seharusnya. Sehingga tim tidak terlalu lama diam di pos pendakian dan segera bisa melanjutkan perjalanan ke gunung selanjutnya.Kalau kecapean para pendaki bisa di segerakan masuk kedalam kendaraan untuk beristirahat, di tengah perjalanan tim pendaki baiknya di berikan makanan berat seperti nasi yang tersedia di tengah perjalanan. Makanan tersebut bisa di dapati dari warung nasi, restoran tempat yang di sesuaikan dengan selera dan kondisi keuangan.  Setelah makan , sambil beristirahat kordinator pendaki dan tim manajemen yang lainnya bisa bertanya sambil evaluasi dari perjalanan yang telah dilakukan, apakah terdapat hal yang membahayakan , bagaimana peran masing-masing apakah berjalan sesuai dengan rencana, apakah ada yang menulis atau merekam selama perjalanan.  

3)       Pasca pendakian

Selamat anda telah mendaki semua gunung yang di targetkan di daki, setelah semua gunung di daki tentunya kita tidak lansung berada di tempat kediaman kita lansung. Ada baiknya kita memanjatkan sujud syukur telah berhasil melaksanakan seluruh pendakian. Namun di sisi lain tidak ada salahnya kita membuat perayaan sederhana sebagai rasa syukur dan penghargaan kepada semua tim, tidak perlu mewah tapi berkesan. Biasanya di tengah perjalanan khususnya di gunung yang lumayan jauh, di berikan motivasi apa yang di inginkan bila pendakian ini telah selesai. Harapan-harapan ini bisa dipenuhi oleh keseluruhan tim agar adanya rasa penghargaan internal.

Selain itu seluruh tim bisa berkunjung ke tempat yang istimewa di gunung terakhir yang di daki, seperti contohnya gunung Rinjani adalah gunung terakhir yang di daki Senggigi bisa jadi tempat untuk melepas rasa lelah dan menghilangkan kepenatan selama mendaki. Atau berlibur di pulau Bali pun bukan hal yang mengecewakan, apalagi dana masih tersisa itu bisa menjadi alternatif hiburan.

a.       Pers Conference

Selama mendaki dan gunung terkahir yangakan di daki telah di tetapkan, tim manajemen jangan hanya diam menunggu pendaki turun dari gunung, tugas tetap dilaksanakan sesuai jobdesk. Salahsatunya humas di harapkan segera menghubungi dan mempersiapkan para wartawan untuk mempublikasikan kegiatan yang telah dilaksanakan. Dengan menghadirkan para pers itu akan membantu mempublikasikan kegiatan yang telah dilaksanakan. Tetapi jangan lupa data yang akan di publikasikan harus sudah disiapkan , selain untuk menjadi bahan pers conference nantinya data tersebut akan menjadi bahan laporan.

Pers conference ini tidak harus di kota kita sendiri berada, bisa di lakukan di tempat gunung terakhir berada. Apakah di Bali, di Lombok biasanya hampir seluruh tempat yang ada mempunyai wartawan sendiri di setiap tempat.

b.       Upacara Dan Hiburan Penutupan



Tim base camp selain menerima informasi yang di berikan oleh tim manajemen  untuk di publikasikan kepada media kota tempat kita berasal. Tim basecamp harus mempersiapkan untuk upacara penutupan dan hiburan. Tim basecamp bisa mengundang para OPA yang ada di sekitar, pers atau wartawan yang ada, para senior, para keluarga tim pendakian. Jangan lupa meyiapkan makanan juga untuk para tamu undangan, agar para tamu tidak merasa jenuh .untuk menyambut para pendaki buatlah skema yang menarik agar seluruh tim merasa bangga telah melaksanakan pendakian.

Agar lebih meriah hadirkan pula hiburan musik untuk meleburkan kebersamaan serta merayakan rasa syukur kepada mahakuasa. Biasanya musik reagge menjadi pilihan untuk para pendaki gunung, memang acara para pendaki gunung sedikit unik berbeda dengan acara yang lain.

c.        Pembuatan Laporan

Setelah semuanya beres di laksanakan, silahkan untuk beberapa hari melepaskan lelah dan beristirahat, tapi jangan terlalu lama, seminggu adalah waktu yang cukup untuk beristirahat. Agendakan lah untuk mengadakan rapat evaluasi seluruh tim, bahkan kalau perlu bersama kawan-kawan yang lain. Dalam evaluasi buatlah suasana senyaman mungkin untuk mengungkapkan kekurangan dan kesalahan sebelum dan selama pendakian.Sehingga itu menjadi catatan yang di perlukan dalam laporan, sehingga menjadi perbaikan untuk pendakian selanjutnya.

Mintalah data dari setiap tim, mengenai informasi yang di butuhkan untuk laporan atau kebutuhan yang lainnya. Data tersebut terutama dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan buku laporan. Laporan itu akan sangat penting, jika kita menggunakan sponsor, donatur, apalagi kegiatan kemahasiswaan serta yang terpenting adalah untuk kebutuhan pendakian selanjutnya.

Sumber : 

Catros.(2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia.[Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [17-09- 2014] [22:42]

Dikdik Z.S. (2010). Modul Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: Universitas   Pendidikan Indonesia

Dikdik dan Paulus.(2006). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia. Koni Pusat

Edgar K. Tam dan Daniel A. Weigand. (2011). Strategi Ketangguhan Mental Para Atlet Terbesar di Dunia (Mental Training For Peak Perfomance.) Jakarta : Satlak Prima Utama Muda.

Fadlily, Fahmi. (2011). Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani Dengan Kemampuan aklimatisasi Pendaki Gunung di atas Ketinggian 3000 Meter Dari Permukaan Laut. Skripsi S1 FPOK-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Ramdhan, A. (2011). Analisis Kebutuhan Yang Mandukung Keberhasilan Pendakian Gunung. Skripsi pada IKOR FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan

Rustandi (2009).Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Pendaki Gunung PAMOR dan Pendaki Gunung Bramatala.Skripsi sarjana pada FPOK UPI, Bandung: Tidak diterbitkan

Abu Bakar.Ryan (2012) .Profil kepribadian Anggota Pamor yang mengikuti dan tidak mengikuti Ekspedisi Pendakian Gunung.Skripsi pada IKOR FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan

Abu Bakar,Ryan (2017) Buku Manajemen Pendakian Gunung Indonesia

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik, Bandung

Komarudin. makalah gabungan psikologi olaharaga FIK, UNY [Online]. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Komarudin,%20M.A./Makalah%20Gabungan%20Psikologi%20Olahraga.pdf  [08-04-2015] [21:38]

Schurman, C. (2009).  The Outdoor Athlete.Amerika:Champaign.